Happy reading.
****
Sesaat setelah memasuki rumah Alex hanya duduk diam di sofa ruang tamu. Otaknya masih berpikir keras mengenai keberadaan puluhan pengawal di dalam rumahnya, sementara sang istri duduk tenang di hadapannya, tetapi tatapan lasernya masih berasa menembus di dada Alex. Fix sekarang Alex sudah seperti anak nakal yang menanti hukuman dari orang tuanya.
"So ...?"
Alex mengangkat alisnya seolah berkata what?
"Siapa cewek tadi?"
Alex berpikir keras antara harus jujur atau bohong. Kalau bohong ah ... tidak aku harus jujur, batin Alex.
"Sebelum aku cerita janji jangan marah, ya, San San." Alex memasang senyum 350 Kg-nya yang membuat siapa saja bakal berat untuk tidak membalasnya, dan memang tanpa sadar Sandra juga jadi tersenyum.
Alex sedikit bernapas lega begitu melihat senyum sang istri walau masih pelit setidaknya senyumnya masih bisa membuat wanita meleleh.
"Nggak usah nunggu marah. Aku sekarang aja masih marah apa bedanya," jawab Sandra mencoba ketus, padahal dalam hati mana tahan disenyumi kayak gitu. Secara jarang-jarang suaminya itu mau senyum, yang ada datar mulu.
"Ehm ... namanya Akira."
"Gue gak namanya gue nanya hubungan lo ama tu cewek belut."
"Sayang kok jadi lo gue? Gak sopan tau aku kan suamimu."
"Bodoamat gue lagi marah, lagian mulut-mulut gue suka-suka gue mau ngomong apa."
Hufttt sabar, Lex, sabar bini lagi hamil, lagian kenapa sih Akira pake nongol segala sudah bagus di hollywood sana banyak cowok keren pake acara balik lagi, ngambek kan istrinya. Sudah hilang jatah karena ngidam tidak dia turuti, sekarang malah tambah masalah lagi.
"Sayang ... oke aku minta maaf tapi serius aku bener-bener gak ada perasaan apa-apa kita cuma temenan aja. Suer dah!"
"Ada ya temen pake acara remes-remes dada segala?"
"Ya Allah sayang beneran deh aku gak remes kok. Tadi tu aku juga kaget tiba-tiba dia naroh tanganku di dadanya. Bukan aku yang sengaja remes."
"Kaget apa menikmati?"
"Astagfirulloh hal adzim, Honey, dia tu cuma mau kasih lihat dadanya yang habis digedein dan suruh aku pegang dah bagus belom soalnya mau buat ngerayu bule di Amrik sono."
Sandra menatap tajam Alex. "Buat ngerayu bule, apa kamu?"
"Subhanallah, ngerayu bule, Sayang!" 'Aku enggak usah dirayu udah tahu rasanya Akira luar dalam' batin Alex.
"Apa kamu bilang?"
"Sayang."
"Sebelumnya."
"Bule."
"Sebelumnya lagi?"
"Subhanallah."
Tiba-tiba Sandra menatapnya ngeri. "Kamu tobat? Dari tadi ngomong astagfirullah segala. kamu gak bakal jadi ustaz 'kan?"
"Eh ... nggaklah gak cocok, Sayang." Dalam hati Alex bersyukur Sandra sudah manggil kamu lagi.
"Bener, sholat aja gak pernah tapi maksiat jalan terus kan dah berapa cewek yang kamu tiduri? Si kura-kura tinja juga kan?"
kura-kura tinja?
Lha kok pertanyaannya jadi gini? Alex bingung jawabnya karena dia mana ingat sudah berapa cewek yang ditiduri, kan, banyak. Mesti cari wangsit dulu baru tau jawabannya.
"Kok diem?"
"Em ... berapa ya ... sekitar dua puluh enam kalau gak dua puluh delapan eh tapi itu termasuk Akira gak ya?" Alex masih berusaha mikir biar bisa jawab pertanyaan istrinya.
"Whatttttt?!" Bugh! Sepatu Sandra melayang ke arah Alex.
"Aw ... sakit, Sayang." Sambil mengusap dahinya yang sepertinya benjol.
"Aku benci ama kamu ... kamu jahat tukang selingkuh." Sandra menghentakkan kakinya sambil menangis terus langsung lari masuk kamar.
Lha kok nangis lagi? "Sayang, jangan lari-lari! Kamu kan lagi hamil, Sayangggg."
Alex mengejar Sandra menuju kamar. Di dalam kamar sang istri sudah tiduran sambil menangis tersedu.
"Sayang, jangan nangis. Aku tau aku berengsek dan suka mainin cewek tapi itu dulu. Sekarang cintaku cuma buat kamu percaya ya?"
"Hiks hiks gak percaya buktinya si kura-kura tu masih nempelin kamu mulu tadi di kantor hiks pasti kamu yang ngundang."
"Suer deh aku bahkan gak tau Akira dateng."
"Berarti kalau tau bakal diumpetin dulu biar gak ketemu aku huaaaaa. Jahaaattt!"
Lha makin kejer Alex makin bingung jadinya mau gimana lagi.
"Sayang, jangan nangis kasihan dedek bayinya. Oke aku jelasin dulu ya. Akira tu temen dari SMA, dia tu partner sex aku dari dulu. Tapi kita gak saling cinta cuma simbiosis mutualisme aja, gak lebih. Dan sekarang aku dah punya kamu jadi buat apa aku ama Akira lagi." Alex memeluk dan mengelus rambut istrinya menenangkan.
"Beneran?"
"Iya, Sayang."
"Janji gak main cewek lagi?"
"Nggak bakal aku dah bosen main cewek mending mainin kamu."
"Ha ... jadi aku cuman mainan kamu?" Sandra melepas pelukannya dan cemberut.
"He em kamu itu mainan aku‚ istri aku‚ cintaku‚ ibu dari anak-anakku, dan hidupku. Pokoknya kamu segalanya untukku."
Sandra merona ternyata suaminya bisa gombal juga.
"Dah jangan nangis ya!"
"Makanya kamu jangan nakal."
"Enggak sayang, Aku enggak bakalan nakal. Janji."
"Kalau nakal diapain?"
"Kamu apain saja aku rela, Aku cintanya cuma sama kamu. Serius deh, percaya ya sama aku." Alex berusaha mendekat ke arah istrinya agar bisa di modusin.
Walau masih cemberut, tetapi pada akhirnya Sandra mengangguk. Berusaha percaya pada suaminya.
Alex menghapus air mata Sandra dengan sayang.
Cup!
Cup!
Cup!
Cup cup cup mummmmmmmmmm!
Alex menciumi istrinya dari dahi lalu kedua mata hidung pipi terakhir bibir akhirnya bablassssssssss. Sampe pagi.
Akhirnya Little A dapat jatah juga.
****
TBC.