Happy reading.
*****
"Tadi aku melihat David dan Tasya berciuman."
Saat kata-kata itu meluncur dari bibir Alex seketika Sandra langsung menegakkan tubuhnya dan meghentikan aksi bermanja-manja dan leha-leha di atas dada bidang Alex.
Flasback
Setelah ngobrol sebentar dengan Joe. Alex memutuskan jalan-jalan sebentar di bibir pantai. Selain itu dia juga sedang ingin menikmati sunyinya malam tanpa musik yang berdentam-dentam.
Entah sudah berapa lama Alex menyusuri pantai sampai dia mendengar suara orang yang tengah berdebat.
Alex bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain tetapi entah mengapa mendengar suara cowok dan cewek berdebat di tengah malam dan tempat yang sepi membuat kekepoannya muncul. Siapa tau ada cewek mau diperkosa arang, itulah pikiran pertamanya.
Saat semakin dekat Alex merasa mengenal mereka dan benar saja saat sampai di dekat mereka ternyata perdebatan mereka sudah berhenti dan digantikan ciuman yang terlihat dua-duanya saling menikmati.
Awalnya Alex tak ingin menganggu tetapi begitu sadar yang berciuman itu adalah David rasa iseng muncul dan dia berusaha mengganggu momen menyenangkan David dengan cewek barunya itu.
Alex sengaja berdeham keras untuk memisahkan ciuman mereka. Dan berhasil. Tetapi saat tau yang dicium kakak iparnya adalah calon adik iparnya. Seketika membuat mata Alex melotot tak percaya.
"Tasya?!" Alex masih agak syok mengetahui tunangan adiknya berciuman dengan orang lain!
"Alex? Alex aku bisa jelasin kok. Ini gak seperti yang kamu lihat!" kata Tasya gugup.
Sedang David hanya memandang Alex dengan tangan dimasukkan ke dalam celananya.
"Jelaskan!" kata Alex to the point.
"Tak ada yang perlu dijelaskan dan aku tak menyesal," kata David menimpali.
"Kau?!" Tasya menoleh ke arah David.
Saat Alex baru akan bicara lagi, David sudah akan pergi. Secara otomatis Alex menghalanginya.
"David!"
"Ayolah, Alex! Kau takkan membuat keributan hanya karena aku mencium jalang ini kan?" David langsung pergi setelah mengucapkan itu.
"Jalang?! Dasar bajingan mesum siapa yang kau katai jalang huh?!" Tasya yang tak terima akan perkataan David langsung berlari mengejar David dengan kemarahan tingkat tinggi.
Sedang Alex hanya bisa melihatnya dengan tatapan pasrah karena pada akhirnya dia tetap tak mendapat penjelasan apa pun.
Mendengar cerita Alex seketika Sandra langsung berdiri.
"Sayang, mau ke mana?"
"Tentu saja menghajar kakakku yang berengsek itu. Berani sekali dia mencium tunangan sahabatnya sendiri!" ucap Sandra berapi-api.
"San San, tenanglah! It's ok. Mereka hanya berciuman."
"Hanya berciuman? Ya ampun Alex sekarang aku tanya bagaimana perasaanmu jika tau aku dicium orang lain?"
"Tentu saja aku marah dan akan kuhajar laki-laki itu sampai babak belur!"
"Nah itulah yang akan dilakukan Joe pada kakakku. Jadi sebelum dia dihajar Joe lebih baik aku yang menghajarnya duluan. Anggap saja sebagai permintaan maaf."
Alex mengenggam tangan Sandra mencegahnya. "Joe tak akan menghajar David karena dia mencium Tasya," ucap Alex yakin.
"Kenapa? Apa kau menuduh Tasya itu wanita jalang yang merayu kakakku? Kalau itu pemikiranmu kau salah besar Alex. Aku tau siapa David dia emang suka nyosor sembarangan. Hanya saja aku tak menyangka kadar kemesumannya sudah sampai tingkat memprihatinkan sampai-sampai tunangan Joe pun diembatnya juga."
"Bukan itu, Sayang."
"Lalu apa? Jangan membuatku bingung Alex?"
Alex menepuk pasir di sebelahnya bertanda menyuruh Sandra duduk. "Sini Sayang aku jelaskan!"
Alex langsung merangkul Sandra begitu Sandra duduk. "Sebenarnya aku juga tidak yakin seratus persen tapi aku curiga kalau pertunangan Tasya dan Joe hanyalah setting-an belaka."
"Maksudnya mereka hanya pura-pura?"
Alex mengangguk.
"Itu tidak mungkin? Mereka bahkan menempati kamar yang sama."
"Sayang mereka berdua sama-sama menggeluti dunia seni peran. Tak sulit bagi mereka melakukan ini. Apalagi Tasya kan matre. Aku tak heran jika Joe membayarnya untuk aksinya ini."
"Aku tak percaya!" Sandra masih kukuh pada pendiriannya bahwa di sini Davidlah yang salah.
"Sudahlah Sayang itu tak penting ada yang lebih mengkhawatirkan daripada ciuman Tasya dengan David." Alex menundukkan wajahnya.
"Apa yang membuatmu khawatir?" Sandra mengelus rambut Alex begitu Alex menundukkan wajahnya. Sandra tak tahu apa yang membat suaminya itu tiba-tiba terlihat risau.
"Aku hanya khawatir kebiasaan lama Joe terulang lagi."
"Kebiasaan apa?"
"Kebiasaannya menyukai laki-laki."
Sandra berasa tersedak mendengar perkataan Alex. "Jangan bercanda, ah. Masak cowok seganteng Joe homo."
"Kuharap juga tak seperti itu. Kau tau San San. Saat Joe bilang dia tidak homo dan akan bertunangan dengan Tasya aku senang sekali tapi apa yang kudapati akhir-akhir ini membuatku berpikir ulang."
Sandra makin bingung mendengar penjelasan Alex.
"Dulu Jack adalah kekasih Joe."
Sandra berasa tersedak lagi mendengar siapa partner Joe sebelumnya. "Itu gak mungkin Alex!"
"Tapi apa yang kulihat dan kuselidiki memang seperti itu, Sayang. Jack dan Joe memang sepasang kekasih bahkan Jack juga sudah memperkenalkan Joe pada keluarganya sebagai kekasihnya."
"Ta-tapi kalau Jack kekasih Joe bagaimana mungkin dia bisa menghamili Mbak Ayu?"
"Itu dia yang aku pikirkan. Aku sekarang yakin bahwa Joe dan Jack bukan hanya doyan ama cowok tapi juga doyan ama cewek."
"Astaga maruk banget mereka. Kalau mau jadi homo ya homo aja ngapain pake doyan ma cewek juga?"
"Sayang ... kamu nyuruh adikku jadi gay tulen?"
"Eh ... bukan gitu maksudnya."
"Udahlah San San intinya sekarang kamu harus bantuin Joe."
"Bantuin apaan?"
"Sebisa mungkin baik-baikin si Tasya. Kalau perlu rayu Tasya agar Joe cepet menikahinya jadi jika suatu saat Jack kembali dia sudah tak punya kesempatan mendekati Joe. Dan siapa tau Joe lama2 bisa beneran cinta ama Tasya."
"Lalu bagaimana dengan kakakku David?"
"Abaikan dia, anggap dia tak ada."
"Alex ... dia kakakku."
"Lalu kenapa?"
"Kok kenapa sih? Ya aku gak mungkinlah nganggap dia gak ada."
"Ya terserah deh yang penting kamu jauhkan dia dari Tasya."
"Kalau itu aku setuju, akan kujauhkan kakak mesumku itu dari Tasyanya Joe yang cantik."
Mendengar itu beban Alex seakan berkurang setengah. Ternyata benar kata orang bercerita bisa meringankan sedikit beban.
"Sayang masuk yuk di sini makin dingin kasihan dedek bayinya." Alex menyusupkan wajahnya ke leher Sandra sambil mengelus-elus perutnya. Sandra tak sempat menjawab karena Alex langsung menggendongnya ala bridal dan membawa istrinya itu masuk ke dalam pondok. Tanpa menghiraukan manusia-manusia lain yang masih asyik berpesta.
Setelah sampai Alex langsung merebahkan Sandra ke ranjang king size-nya, dia lalu juga ikut berbaring di samping istrinya dan membawa Sandra dalam pelukannya sambil terus mengelus-elus perut Sandra yang mulai membuncit.
Sandra yang merasa sangat nyaman langsung memejamkan matanya dan tertidur. Benar-benar tidur dalam arti sesungguhnya. Tidur di dalam pelukan pria yang sangat dicintainya.
****
TBC