Sandra merasa kakinya sudah kesemutan dan pegal, bibirnya terasa kaku karena kebanyakan menampilkan senyum palsu yang dipaksakan.
Sekarang ini adalah hari pernikahanya dan malam ini langsung acara resepsi digelar, resepsi yang katanya hanya resepsi kecil untuk mengundang orang-orang terdekat, tetapi nyatanya hampir 500 orang yang hadir dan yang lebih fantastik mereka semua orang-orang ternama.
Mulai dari pembisnis sampai selebriti. Yang paling membuat Sandra merasa waw adalah dia baru saja mendapat ucapan selamat dari David Beckham dan istrinya. Parahnya lagi ada Lee min ho, yang ternyata lebih tampan dari pada di TV. Sekarang ini Sandra mulai penasaran, sebenarnya seberapa kaya lelaki yang sudah menikahinya ini, kenapa dia berhasil mengumpulkan orang-orang yang begitu hebat dan terkenal.
"Berhentilah menatap seperti itu, apa kamu tau air liurmu hampir menetes sampai lantai," tegur Alex di telinga Sandra.
Seketika wajah Sandra langsung memerah karena malu, dia mendongak, dan menatap laki-laki yang ada di sampingnya, Sandra pikir Alex tidak memperhatikan tingkahnya dari tadi, mana dia tahu suaminya juga melihatnya.
"Maaf tapi Aku memang fans-nya," ucap Sandra tersipu malu.
"Terserah, tapi jangan membuatku malu dengan meminta foto atau tanda tanganya, ingat ini resepsi pernikahan bukan acara jumpa fans," katanya ketus.
Sandra langsung dongkol, kenapa dia punya suami kok gini-gini amat ya? Enggak ada manis-manisnya, kurang re mineral kali, batinnya menggerutu.
"Hai, kalian berdua selamat, ya! Aku senang akhirnya cowok berengsek ini menikah jadi aku bisa bebas dari kejaran Ibu yang menyuruhku menikah," ucap Joe sambil memeluk kakak dan kakak ipar barunya.
"Kau pikir akan terbebas begitu saja? Justru aku yakin setelah ini Ibu akan lebih gencar mencarikanmu pasangan," jawab Alex dingin.
"Itu tidak mungkin karena yang Ibu inginkan hanya seorang cucu dan semakin cepat kamu memberikannya maka semakin cepat pula aku terbebas dari tuntutan itu, benarkan kakak ipar?" tanya Joe sambil tersenyum dan mengedipkan mata ke arah Sandra.
Sandra hanya tersenyum salah tingkah, sebenarnya dia heran, Alex dan Joe, mereka bersaudara tetapi, kok, mempunyai sifat yang bertolak belakang begitu. Joe sangat tampan, periang, dan menyenangkan. Alex, dia juga tampan, sih, tetapi karena sikapnya yang jutek naudzhubilah jadi mirip iblis menyebalkan.
"Kakak ipar aku pinjam suamimu sebentar, ya! Sebagai gantinya ini aku bawakan minuman agar kamu tidak haus selama kami tinggal, " ucap Joe sambil membawa Alex pergi dan meletakkan minuman yang tadi dia bawa ke tangan Sandra.
Hufft, Sandra merasa lega, akhirnya suaminya pergi juga, dia sudah tegang dari satu Jam yang lalu karena keberadaan Alex yang terlalu mendominasi.
Sandra turun dan mencari keluarganya sambil meneguk minuman yang ada di tangannya, rasanya aneh seperti agak pahit, tetapi bodoh amatlah Sandra sudah terlanjur haus jadi dia menghabiskan minuman itu lalu bergabung dengan keluarga dan saudara-saudaranya.
Alex memandang Joe curiga, dia tidak tau apa yang direncanakan adiknya, tetapi Alex tau adiknya sedang melakukan sesuatu yang jahil karena senyumya terasa aneh.
"Apa yang kau rencanakan, Adik Kecil?" tanya Alex begitu sudah jauh dari istrinya.
"Sebentar lagi kamu juga tau, Kakakku Sayang, sekarang mari perhatikan istrimu."
"Memangnya ada apa dengan istriku? Dia cuma gadis ingusan, nggak menarik untuk diperhatikan, mending merhatiin yang lain saja."
"Hmmm, jadi, menurutmu dia gadis ingusan, ya?" Joe menatap Alex dengan senyum lebarnya yang semakin mencurigakan.
"Aku tidak akan melakukan apa pun untuk menuruti keisenganmu kali ini," kata Alex hendak pergi, tetapi Joe mencegahnya.
"Akhirnya ... dia meminumnya juga."
Meminumya? Alex memang melihat gadis ingusan itu meminum minuman yang diberikan Joe tadi memangnya kenapa kalau dia meminumnya? Tunggu ... jangan katakan kalau Joe menaruh sesuatu ke dalam minumanya? Alex langsung berbalik dan melihat Joe yang tersenyum lebar.
"Apa yang kau masukkan ke dalam minumannya?" tanya Alex sambil menatapnya tajam.
"Slow, Kakak, aku hanya ingin membantumu, aku lihat kamu seperti takut menyentuh istrimu jadi aku buat saja agar dia yang menyentuhmu," kata Joe dengan senyum semakin lebar.
"Kau memberinya obat perangsang?" Alex memandang Joe setengah terkejut.
"Dan karena aku memberi dosis yang lumayan banyak aku rasa efeknya tidak akan hilang sebelum 10 jam," kata Joe santai.
"What, shit aku tidak akan memaafkanmu Joe." Alex ingin mencengkeram kerah Joe saat adiknya dengan gesit sudah menghindar dan menghentikan gerakan Alex dengan lirikannya ke samping, di mana ada mommy-nya di sana. Joe tau betul Alex tidak akan membuat keributan di depan mommy-nya apalagi di acara resepsi pernikahannya sendiri.
"Sebaiknya kau cepat bawa istrimu pergi, Kak, karena sebentar lagi obatnya akan bereaksi, kamu mau dia mendesah di depan para tamu?" kata Joe sambil mengedipkan matanya.
"Aku akan membunuhmu setelah ini, Joe," desis Alex di telinganya sebelum melangkah lebar memdekati istrinya.
"Selamat bersenang-senang sampai pagi," teriak Joe di belakangnya denagan suara riang.
Alex langsung menarik tangan Sandra dari kerubungan keluarganya, dia hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menyapa mereka. Walau tahu ini tidak terlalu sopan tetapi ini kan darurat jadi biar sajalah, toh Sandra hanya terlihat sedikit terkejut tetapi tidak melawan ketika Alex dengan cepat membawanya keluar dari gedung yang menggelar pesta pernikahan mereka.
"Kita mau ke mana?" tanya Sandra bingung.
"Ke apartemenku," jawab Alex singkat.
"Tapi aku belum berpamitan pada keluargaku," ucap Sandra sedikit memprotes.
Alex menghentikan langkahnya dan melihat istrinya yang kerepotan mengangkat gaunnya yang menyentuh lantai, terseok-seok mengimbangi langkahnya yang lebar.
"Mereka tidak akan mencarimu karena tau aku yang sudah membawamu, jadi bisa sekarang masuk ke mobil?" Alex membuka pintu mobilnya.
Sandra masuk tanpa protes lalu Alex mulai menjalankan mobilnya dengan cepat.
Hingga sepuluh menit berlalu dan Alex melihat Sandra bergerak-gerak dengan gelisah di tempat duduknya.
"Kamu kenapa?" tanya Alex pura-pura tidak tahu, padahal dia yakin itu pasti efek obat perangsang yang mulai bekerja.
"Aku tidak tau tapi aku merasa tubuhku nyeri dan agak panas, apa AC mobilnya mati?" tanya Sandra dengan pandangan sayu, Alex memalingkan wajahnya karena tatapan Sandra terlihat menggoda.
Lima menit berlalu lagi dan Alex melihat Sandra semakin gelisah, tanpa diduga tangannya sudah ada di dadanya. Alex tersentak kaget saat Sandra mulai meraba-raba dadanya dengan penuh nafsu, bahkan beberapa detik kemudian satu tangannya berpindah turun dan dengan pasti menuju ke little A. Oh Shittt ... Alex memgumpat saat pikiran kotornya mulai bekerja, apalagi saat ini tangan mungil istrinya sudah berani membuka satu persatu kancing kemejanya hingga lepas.
Benar-benar sialannnnn, Alex hanya lelaki normal, mana tahan dia diperlakukan seperti itu.
Alex berusaha menyingkirkan tangan Sandra tetapi tangannya ada di mana-mana dan ini membuat konsentrasi menyetirnya jadi semakin berkurang.
Double shit!!!!
Alex mendesah lega saat akhirnya mereka tiba di apartemen. Dia melirik istrinya dan melihat gaun atasanya sudah terbuka setengah, membuat Alex menelan ludah susah payah saat melihat belahan payudara yang menyembul dari balik gaun pengantinnya. Karena tidak tahan Alex langsung menggendongnya dan membawanya ke dalam apartemen, masuk ke kamar lalu merebahkannya ke ranjang king size.
Alex baru akan menegakkan tubuhnya saat tiba-tiba dia ditarik hingga menimpa tubuh Sandra dan kini bibir mereka sudah saling menempel, Sandra merangkul Alex dengan erat dan tubuhnya meliuk liuk memohon sesuatu untuk dipenuhi.
Little A yang sudah menegang sedari tadi kini semakin mengeras, Alex lepas kendali toh yang dia tiduri Istrinya sendiri dan dia berhak melakukan ini dengannya.
Tanpa basa basi lagi Alex mulai memegang kendali permainan.
Alex menarik kedua tangan Sandra di atas kepalanya, lalu dengan lihai bibirnya mencium Sandra dengan teknik yang dia yakin akan membuat istrinya mengerang dengan keras.
TBC