Tidak terasa sudah dua minggu Sandra meneruskan kuliahnya.
Alex mengajaknya pindah lagi karena percuma kalau Sandra tinggal di rumah mommy-nya tetapi yang punya rumah malah kelayapan enggak pulang-pulang, apalagi Alex ingin bersama Sandra tanpa direcokin siapa pun.
Mereka pindah bukan ke apartemennya tetapi di sebuah rumah yang sangat indah dengan kebun yang luas hampir menyerupai hutan karena selain bunga di kebun itu juga banyak pohon buah.
Seperti biasa pulang kuliah Sandra langsung ke rumah, walau sebenarnya kadang dia ingin berkumpul dengan teman-temannya tetapi Alex sudah mewanti-wanti supaya dia tidak ke mana-mana dan langsung pulang.
Sebal juga, sih, dikekang tetapi mau bagimana lagi Alex kan suaminya lagipula Alex sekarang ini lebih baik dan perhatian tidak seperti pertama mereka bertemu. Jutek.
Sambil menunggu Alex pulang Sandra menyelesaikan pekerjaannya dengan perangkat cyber-nya yang canggih, kasusnya kali ini sangat mudah yaitu membobol data di sebuah SMA internasional untuk mencuri kunci jawaban, tidak sampai lima menit data itu sudah berpindah ke kliennya.
Pekerjaannya sebagai hacker sudah dijalaninya dari SMP awalnya cuma iseng-iseng ngotak-atik data
sekolah untuk membantu temannya yang nilainya jeblok terus hingga dia harus nyuri kunci jawaban agar temannya bisa lulus, dari satu kasus ke kasus lain akhirnya lama-kelamaan banyak yang membutuhkan bantuannya.
Bahkan sudah berapa perusahaan yang menggunakan bakatnya mulai dari mencuri data-data saingannya hingga membuat pengaman agar tidak ada hacker lain yang membobol data perusahaan tersebut.
Pekerjaan ini sangat berisiko, Sandra tau itu karena dia hampir pernah ketahuan saat berusaha mencuri data sebuah perusahaan, karena tebrnyata perusahaan tersebut juga memiliki hacker yang hebat namanya RED DEVIL.
Jika dia terlambat satu menit saja pasti dia sudah tertangkap dan masuk penjara, untung dia masih bisa menghindar dan langsung membuat virus yang mengacaukan keberadaannya, bahkan dia rela membuang id beserta laptopnya ke sungai. kerugian besar.
Sejak kejadian itu Sandra berusaha mencari tahu tentang Red Devil, tetapi hingga sekarang dia belum menemukan apa pun tentangnya, benar-benar profesional.
Menutup laptopnya Sandra duduk di ruang tengah sambil menonton pertandingan MMA yang sedang berlangsung. Sebenarnya dia tidak terlalu suka kekerasan tetapi karena pekerjaanya maka Sandra harus bisa bela diri untuk menjaga dirinya sendiri jika ada kejadian di luar perkiraannya.
"San San apa yang kau lihat?" Alex memeluk Sandra dari samping begitu datang.
"Selamat datang, kamu sudah makan?" Sandra tersenyum sambil mengalungkan tangan ke leher Alex.
Alex ikut tersenyum, ternyata memiliki istri lumayan menyenangkan juga, di mana setiap pulang ada yang menyambut dan memperhatikan, batin Alex memeluk dan mengangkat Sandara agar duduk di pangkuannya.
"Belum, kamu sedang nonton apa?" tanya Alex basa-basi.
"Petandingan MMA," ucap Sandra menyelungsupkan wajahnya di leher Alex.
"Kamu menonton MMA?" tanya Alex terkejut dan memperhatikan TV, ternyata benar Istrinya sedang menonton MMA.
"Sebenarnya aku tidak suka tapi tidak ada yang lebih menarik, semuanya cuma sinetron." Sandra tersenyum di leher Alex.
Alex tidak boleh tahu apa pekerjaan apalagi keahliannya bela diri, Sandra tidak mau Alex kecewa jika tahu istrinya yang lemah lembut ternyata wanita brutal.
Yang perlu Alex tau istrinya liar ketika di ranjang saja.
"Kenapa senyum-senyum di leherku ada yang kamu pikirkan San San?" tanya Alex curiga.
"Kenapa kamu selalu memanggilku San San?" tanya Sandra heran.
"Karena kamu memang San San-ku matahari kecilku."
"Aku tidak sekecil itu."
Alex tertawa. "Tapi kamu memang mungil, San San, dan entah sejak kapan aku merasa kamu itu canduku, dan yang jelas aku tidak ingin jauh darimu."
"Aku tidak tau apa itu cinta tapi yang aku tau sekarang kaulah pusat duniaku aku tak kan pernah melepaskanmu." Alex memegang tengkuknya lalu memberi ciuman manis di bibirnya.
Ciuman yang awalnya lembut itu pun makin lama makin dalam hingga membuat keduanya melupakan segalanya selain nafsu yang semakin meningkat.
****
"Hallo Ayah ada apa?" Sandra baru keluar dari kelas saat ayahnya menelepon.
"Cepat ke sini ada yang perlu Ayah bicarakan sekarang juga!"
"Baik, Ayah."
Sepanjang menuju kediaman ayah Sandra sangat gelisah karena tidak biasanya ayahnya memanggilnya dengan mendesak. Sampai di rumah ayah Sandra langsung disambut Ibunya yang membuka pintu.
"Hai Ibu apa ada masalah? Kenapa Ayah memanggilku ke sini?" tanya Sandra khawatir.
"Sebaiknya kamu langsung ke ruang kerja ayahmu dia sudah menunggu dari tadi, wajahnya terlihat tidak menyenangkan jadi Ibu harap jangan membuatnya tambah marah, mengerti?" kata Ibunya memperingatkan.
"Ada apa Ibu? Jangan membuatku takut, ibu tolong temani aku menghadap Ayah ya."
Ibu Sandra hanya mengangguk lalu membimbing Sandra menuju ruang kerja ayahnya.
Saat masuk ke ruang itu, wajah ayahnya terlihat kusut dan tertekan, inilah sisi ayahnya yang paling ditakutinya, karena dalam kondisi ini ayahnya tidak segan-segan memukuli istri dan juga anaknya.
Maka selama ini Sandra lebih memilih menjadi anak penurut karena jika dia membuat kesalahan bukan hanya dirinya yang akan dihukum tetapi ibunya juga terkena imbasnya jika dianggap tidak becus mendidik anak.
"Ayah ada apa? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Sandra khawatir.
"Tidak, kamu tidak salah, tentu saja jika kau menuruti apa yang Ayah katakan." Ayahnya melempar berkas di hadapannya.
Sandra mengambil dan membacanya sekilas.
"Ayah bukankah ini berkas kerja sama dengan perusahaan Alex? kenapa ayah memberikan padaku? maksudnya apa Ayah?" Sandra menatap berkas itu dengan bingung.
"Kau tau kenapa kamu aku nikahkan dengan Alex?"
Sandra menggelengkan kepalanya.
"Karena perusahaan Ayah bangkrut dan butuh suntikan dana besar."
"Bangkrut?" Sandra berkedip tidak percaya.
"Benar, bangkrut dan sialnya hanya suamimu yang bisa membantu, lebih sial lagi sebagai gantinya dia memiliki 50% saham di perusahaan ini."
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Tidak perlu pura-pura bodoh, Ayah tahu apa kegiatanmu selama ini dan sekarang Ayah ingin kamu menghapus data-data yang ada di perusahaan Alex agar Ayah bisa mengambil alih perusahaan Ayah lagi."
"Maksud Ayah apa? aku tidak mengerti?"
"Jangan berkelit, kamu pikir Ayahmu ini tidak tau apa pekerjaanmu? Kamu pikir Ayahmu tidak akan curiga dengan kebiasaanmu berlama-lama di depan komputer. Segera kerjakan apa yang Ayah perintahkan!" bentak ayah Sandra.
"Ayah aku tidak mungkin mengkhianati suamiku? Lagipula ini tidak benar, kenapa Ayah menikam orang yang menolong Ayah? Lalu bagaimana jika ketahuan apa yang akan terjadi padaku? Bagaimana nasib pernikahanku dengan Alex, Ayah?" Hati Sandra serasa sakit mengetahui kekejaman ayahnya.
Apa Ayahnya sama sekali tidak peduli padanya?
"Apa yang terjadi padamu aku tidak peduli, aku sudah cukup merawat dan memanjakanmu, harusnya kamu berterima kasih padaku, karena memberimu kehidupan yang layak selama ini."
"Apa maksud Ayah? Kenapa Ayah bicara seperti itu? Aku ini anakmu, tentu saja Ayah menyayangiku?" ucap Sandra gemetar.
"Kamu itu bukan anakku."
"Apa?"
"Benar, kamu bukan anakku."
"Kamu itu hanyalah anak haram dari kakakku dan perempuan ini!" tunjuk Ayah pada ibunya.
Ibu Sandra langsung menangis gemetaran.
"Sekarang berikan rasa terima kasihmu padaku." Pratama Brawijaya berdiri dan mulai membentaknya.
Sandra pucat pasi mengetahui kenyataan ini, apa harus sesakit ini rasanya? dia harus tau bahwa dia bukan anak dari ayahnya bahkan ternyata hanya anak haram dengan cara yang paling buruk.
"Ayah tolong katakan itu tidak benar, Ibu bicaralah." Sandra menyentuh lengan ibunya yang juga sedang menangis tersedu-sedu, ibunya hanya diam dengan tatapan memohon maaf.
"Sudah, sudah nggak perlu drama, dekarang kamu sudah tahu kalau kamu bukan anakku, jadi lakukan apa yang aku perintahkan, aku akan menganggap hutangmu lunas jika kamu berhasil."
"Tapi jika kamu tidak melakukannya kamu akan tau akibatnya," ancam Pratama padanya.
"Ayah aku mohon jangan lakukan ini padaku, aku tidak mungkin mengkhianati Alex!"
"Terserah aku memberimu dua pilihan lakukan tugasmu atau ucapkan selamat tinggal pada ibumu. Pratama pergi meniggalkan Sandra dan ibunya dengan tatapan syok.
Sandra terduduk di lantai.
Apa yang harus dia lakukan?
Jika dia memilih ibunya pernikahannya akan berakhir. Namun jika dia memilih Alex, ibunya pasti akan dipukuli oleh ayahnya.
Hari itu untuk pertama kalinya Sandra tidak ingin pulang ke rumah Alex.
TBC