Semesta membawa mu padaku setentram subuh, sehangat siang dan seindah malam
-Alaska-
****************************
Adakah yang lebih mengesalkan dari pada menghabiskan akhir pekan sendirian? Tidak! Alaska yang biasanya menghabiskan akhir pekan bersama ayah dan ibunya harus menerima kenyataan bahwa dia sekarang sedang berbaring diatas kasur memandang langit-langit kamar yang berwarna ungu muda. Sambil melirik jam analog yang tergantung didinding dengan jarum yang terus berdetik, Alaska menghela napas membayangkan hal-hal yang biasanya iya lakukan jika kedua orang tua nya sedang berada dirumah. Akhir pekan ini, kedua orang tua alaska-tuan dan nyonya Basuki pergi ke kota Padang untuk mengunjungi adik laki-laki Alaska yang belum lama ini ditugaskan disana setelah lulus sekolah akademi kepolisian. Jika ibunya ada dirumah, di jam-jam seperti ini ibunya yang cerewet namun penyayang itu pasti akan berteriak dari dapur dan 'memerintah' Alaska untuk makan malam.
Nyonya Basuki sangat tidak suka jika ada salah satu anaknya melewatkan jam makan, terlebih makan malam. Makan malam bersama adalah ritual wajib bagi keluarga Basuki. Setiap kali salah satu diantara basuki bersaudara pulang kerumah maka mereka akan makan malam dimeja makan sambil berbincang-bincang membicarakan hal-hal sepele seperti "siapa kekasih siapa?" Atau "siapa memiliki masalah apa?" Mereka akan saling berbagi keluh kesah dan kebahagiaan yang mereka jalani diluar rumah. Keluarga Basuki selalu ingin mengambil bagian dalam kehidupan satu sama lain. Mereka ingin selalu ada untuk satu sama lain.
Alaska mendesah dan berguling dikasurnya. Dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Meski dia ditugaskan di Ditpolair yang masih satu kota dengan ayah dan ibunya, Alaska tidak bisa bertemu mereka setiap hari karena dia harus tinggal di asrama polwan yang sudah disediakan sampai dia menikah. Oleh karena itu setiap akhir pekan alaska selalu pulang kerumah dan menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya dan terkadang sesekali dia akan memancing dengan Kama.
Alaska mendesah lebih keras. Mengutuk dirinya yang tiba-tiba merindukan Kama. Sudah hampir satu tahun dia menjaga jarak dengan laki-laki itu dan dia sama sekali tidak berniat untuk kembali memiliki hubungan-apapun hubungan mereka dulu- lagi. Dia sudah terlalu tua untuk mengalami siklus menyedihkan itu kembali. Kali ini dia hanya akan menatap kedepan dan membuka kesempatan bagi siapapun yang nantinya menangkap perhatiannya dan menjerat hatinya. Meski Alaska tahu bahwa tidak akan ada pria yang mampu membuatnya jatuh cinta sedalam cintanya pada Kama.
Akhirnya alaska memutuskan untuk menyambar remot tv dan menyalakan alat elektronik yang belum tentu satu tahun sekali dia sentuh. Terkadang Alaska sampai lupa alasan dia memutuskan memasang Tv didalam kamarnya padahal dia hampir tidak pernah menonton satu pun tayangan disana. Setelah Tv Samsung LED berukuran kecil itu menyala, Alaska berpindah dari satu chanel ke chanel lainnya. Dari chanel yang sedang menayangkan berita mengenai kampanye presiden sampai chanel yang menayangkan acara Alay yang isinya tentang menghina dan merendahkan orang lain. Sama sekali tidak ada yang menarik dan dapat membunuh rasa bosannya, akhirnya Alaska memutuskan untuk membiarkan Chanel acara Alay tetap menyala namun tidak memperhatikan sama sekali
Alih-alih Alaska lebih memilih untuk berselancar di smartphone nya. Membuka akun instagram miliknya(yang baru dia miliki tahun lalu) scroll up, scroll down kemudian dia merasa bosan ketika semua feed akun yang dia ikuti berisi tentang betapa indah malam minggu mereka. Setelah itu Alaska beralih pada youtube, membuka chanel-chanel yang sudah dia ikuti dan menonton beberapa video sampai beberapa menit kemudian dia benar-benar tercekik bosan. Kemudian dia ingat bahwa dia masih memeliki teman-teman yang mungkin bisa menghiburnya dimalam minggu ini.
Dia membuka akun whatsapp dan langsung masuk ke group chat 'nefelibata'yang sekarang sudah berganti menjadi 'bucin foodies'-mereka memutuskan bahwa mereka semua adalah orang-orang pecinta makanan-setelah berpuluh -puluh kali mengalami perubahan nama group mulai dari " BMKG KW Balikpapan" (karena mereka sering membicarakan cuaca dan memperkirakan cuaca dimasing-masing daerah tempat tinggal. " Trash people" ( karena mereka bangga menjadi orang-orang biasa yang bahagia) dan "fancy trash people" (supaya terdengar lebih berkelas)
Alaska :
Guys dimana?
Yuna :
Aku dirumah
Yuna menjadi yang pertama membalas dan itu sudah cukup menjelaskan bahwa sahabatnya itu sama bosannya dengan dia. Malam minggu tinggal dirumah dan hanya berkutat dengan ponselnya. Satu menit kemudian murti membalas
Murti :
Aku lagi ngajar di cafe, Kamu mau kesini?
Si murti yang pekerja keras dan mendedikasikan hidupnya didunia pendidikan. Bahkan di akhir pekan pun masih mengajar. Setelah lulus kuliah dia memutuskan untuk menjadi mentor Bahasa Inggris. Dia sangat menyukai mengajar, seperti nya kemampuan mengajar mengalir didalam tubunya . Tak lama kemudian Waid muncul
Waid :
Aku lagi rebahan sambil membaca novel online yang kuar biasa.
Alaska :
Enggak ada yang mau jalan, gitu? Mati bosan aku rasanya dirumah sendirian.
Waid :
Seandainya raga ini tak mengekang jiwaku yang ingin berpetualangm aku akan ikut main diluar.
Alaska memutar kedua bola matanya ketika membaca isi pesan dari waid. Waid si pecinta novel fantasi dan calon penulis hebat suatu hari nanti selalu suka bermain-main dengan kata-kata yang cenderung membuat dia 'sedikit' hiperbola, tapi dia seperti beruang yang menggemaskan. Batin Alaska.
Yuna:
Yuk! Jalan, aku siap-siap dulu!
Disaat yang bersamaan Alif muncul dan langsung menyambar ajakan Alaska dengan antusias. Rupanya bukan hanya dia yang disiksa bosan diakhir pekan.
Alif :
Gas! Yuk! Wait aku siap-siap dulu! Mau mandi.
Alaska melirik jam sekali lagi dan tertawa. Bagaiman mungkin sahabatnya itu bahkan belum mandi walaupun sudah selarut ini. Hampir semua sahabat-sahabatnya membalas hanya beberapa orang yang tidak muncul. Selfi mungkin sedang sibuk dengan anak dan suaminya. wini mungkin masih berkutat dengan pekerjaan rumahnya karena dia adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Dia selalu bertanggung jawab atas adik-adiknya. Satu orang lagi yaitu Dalilah. Apa yang diharapkan Alaska? Dalilah terserang kebosanan di malam minggu? Laki-laki yang mengantre untuk makan malam dengannya saja hampir sepanjang kemacetan sepinggan -lamaru saat musim liburan. Jadi tidak heran jika Dalilah tidak muncul di group.Tepat ketika Alaska akan keluar dari group untuk bersiap-siap sebuah pesan muncul di group chat mereka. Pesan itu dari Dalilah
Dalilah :
Kerumah ku aja. Kita BBQ-an! Kebetulan aku punya stok daging banyak di freezer.
Alaska :
Aww, once in a blue moon. What's on earth makes you available in weekend? Are you runnin' of date?
Alaska menggoda dalilah. Dan Dalilah hanya membalas emoji bergambar manusia botak berwarna putih yang mengacungkan jari tengah. Dan diikuti sebuah pesan singkat namun menggiurkan
Dalilah :
Kerumahku. Ada belly beef dan tenderloin 3 kilo, jamur, ayam, udang, gurita, dan selada. Penawaran hanya berlaku malam ini, because yes! I am runnin' out of fine date. Tapi minggu depan sudah restock lagi!
Yuna:
Count me in. Meluncur 10 menit lagi!
Alif :
Cus!
Alaska:
Curang! 30 menit aku sampai
Inilah alasan dibalik penamaan group chat mereka " bucin foodies". Mereka tidak pernah bisa menghindari makanan dan tidak akan pernah bisa. Setelah melemparkan ponselnya keatas kasur, Alaska bersiap-siap untuk mengahbiskan akhir pekannya dirumah Dalilah. Dia memutuskan untuk menginap disana karena pulang kerumah setelah bercengkrama dengan sahabat-sahabatnya hanya untuk disambut kesunyian rumah besar ini jauh lebih buruk dari pada tidak keluar sama sekali. Jadi dengan gesit Alaska mengemas beberapa pakaian dan peralatan mandi. Selain itu rumah Dalilah lebih dekat dengan pusat kota dibandingakn rumahnya. mungkin besok Alaska bisa menghabiskan waktu di starbuck, menonton film di XXI atau jika memungkinkan dia akan bersantai di rumah Dalilah dan berenang disana sepanjang pagi.
Alaska adalah orang pertama yang sampai. Sesampai nya disana Alaska langsung disambut oleh tante Tami-ibu Dalilah. Tante tami seperti biasanya selalu ramah dan menyambut teman-teman Dalilah dengan baik. Wanita setengah baya yang masih terlihat cantik meski rambutnya sudah dihiasi uban itu selalu memperlakukan sahabat anak nya seperti anak sendiri. Hal itu pula lah yang membuat Alaska dan yang lain suka bertandang kerumah Dalilah atau terkadang hingga bermalam disana.
Setelah menyambut Alaska dengan ciuman pipi kanan dan kiri, tante Tami mengarahkan Alaska langsung ke teras samping dimana Dalilah sedang mempersiapkan segala bahan dan peralatan untuk acara BBQ mereka. Teras itu langsung menghadap kesebuah kolam renang kecil yang dilengkapi dengan whirpool di sisi kanan. Teras samping rumah Dalilah adalah tempat favorite anak-anak 'bucin foodies'. Jika Dalilah sedang tidak hilang dari peredaran dan tidak sibuk dengan urusannya, mereka sering berkumpul disini untuk BBQ-an seperti malam ini.
"Pumpkin! Alaska's here!"
Seru tante Tami sambil berjalan beriringan dengan Alaska menuju teras. Tanpa mengalihkan pandangannya dari alat pemanggang, Dalilah mengangguk yang menandakan bahwa dia sudah mengetahui bahwa orang yang membunyikan bel 5 menit yang lalu adalah Alaska.
Alaska tidak pernah bisa mengerti dengan sikap Dalilah yang selalu dingin terhadap ibunya. Tante Tami adalah seorang ibu yang selalu berkata lembut, baik dan penuh kasih sayang kepada anaknya. Ya, setidaknya itu yang Alaska tahu selama ini. Tante Tami sama hangatnya dengan ibu Alaska sendiri, tapi walaupun demikian sikap Dalilah terhadap ibunya sangatlah dingin.
Meski mereka sudah berteman selama beberapa tahun, Dalilah tidak pernah menceritakan permasalahan nya kepada mereka setidaknya kepada Alaska. Namun, sikap Dalilah berbeda dengan Selfi. Dia lebih sering berbagi cerita dengan Selfi dibandingkan dengan sahabatnya yang lain. Mungkin karena mereka berteman lebih lama atau karena Selfi adalah orang yang lebih mudah berempati dan lebih bijak diantara mereka semua. Namun demikian meski Alaska penasaran dengan kisah hidup Dalilah, dia tidak pernah mendesak sahabatnya itu untuk bercerita karena Alaska yakin kisah yang dipendam dan disimpan adalah sebuah kisah yang lebih baik tidak diceritakan.
" tante tinggal dulu ya. Have fun!"
Setelah mengantar Alaska sampai teras, kemudian tante Tami undur diri dan naik ke lantai dua untuk bristirahat di kamarnya. Rumah modern minimalis yang terletak disebuah perumahan mewah di Balikpapan ini memiliki 3 kamar tidur yaitu dua diatas dan satu dibawah.dua kamar diatas adalah kamar tante Tami dan Dalilah sedangkan kamar dibawah dibiarkan kosong untuk berjaga-jaga jika salah satu dari dua anak laki-laki nya pulang. selama Alaska mengenal Dalilah, dan setelah puluhan bahkan ratusan kali dia menginap disini kamar itu tidak pernah terisi dengan kata lain tidak ada satupun diantara anak laki-laki tante Tami yang pernah pulang. Sampai beberapa hari yang lalu.
" astaga! iya aku lupa kalau kakakmu ada di rumah!" Alaska menepuk jidatnya.
" terus?" Dalilah masih berkutat dengan Selada dan bawah bombay.
Alaska menyodorkan sebuah tas hitam berukuran sedang kedepan wajah Dalilah dan hal tersebut berhasil mengalihkannya dari irisan bawang Bombay. Mata Dalilah merah seperti habis menangis, ya menangis karena bawang bombay. Alaska tertawa melihat mata sahabatnya yang bengkak dan berlinangan air mata.
" habis putus cinta bu?" Alaska tertawa
" anjir! Gara-gara bawang bombay ni. Lagian si Alif dan yuna lama banget. By the way, apa maksud dari tas yang kamu sodorkan ini?"
" alat tempur menginap, tapi aku lupa kalau kakak mu ada dirumah."
"Korelasi dari kedua pernyataan itu apa?"
Alaska meletakkan tas hitam itu disamping kursi goyang dan menghempaskan bokongnya ke kursi santai yang terbuat dari kayu mahogani dengan busa empuk diatasnya.
" ya masa ada kakak mu aku nginep sini? He and I, we don't get along and it's gonna be awkward if suddenly I bump into him"
Dari sudut matanya alaska bisa melihat Dalilah memutar bola matanya. Sambil melanjutkan memotong bawang bombay Dalilah berkata
" dia enggak bakal dirumah sampai besok siang. Jangan tanya kenapa dan mengapa"
"Enggak perlu nanya udah tau jawabannya. Paling dia ke club malam, ketemu perempuan, bobo bareng sampai besok siang."
Dalilah tertawa mendengar istilah yang digunakan Alaska untuk mengatakan "have sex". Betapa lugu dan polosnya sahabatnya ini, batin Dalilah.
Tak lama kemudian alif dan Yuna datang dan pesta BBQ kecil-kecilan mereka berlangsung hingga larut malam. Akhirnya karena terlau kenyang dan lelah mereka semua memutuskan untuk menginap dirumah Dalilah. Tidur 'berdesak-desakan'- kalau tidur diatas tempat tidur king size yang muat menampung 3 orang dan 1 org tidur di sofa panjang disebut berdesakan-di kamar dalilah yang nyaman.
Keesokan harinya Alaska adalah orang pertama yang bangun. Dia selalu terniasa bangun pagi. Setelah shalat subuh, Alaska menggunakan alat treadmill milik Dalilah. Karena sudah terbiasa menginap dan tante Tami tidak keberatan, Alaska bertindak benar-benar seperti dirumah sendiri. Setelah selesai menggunakan treadmill tanpa membangunkan teman-temannya, Alaska pergi kedapur dan membuat sarapan. Dia membuat sarapan karena Alaska tahu bahwa tante Tami dan Dalilah sama-sama bukan morning person. Mereka tidak akan bangun sebelum jam sembilan diakhir pekan. Setelah membuat telur dadar, memanggang roti dan memasak nasi goreng. alaska kembali ke kamar Dalilah dan mengganti pakaian olahraganya dengan baju renang yang juga milik Dalilah.
Sesunggunya Alaska tidak pernah merasa nyaman dan percaya diri menggunakan bikini seperti ini. Dia tinggi dan cukup langsing tapi dia tidak memiliki tubuh seindah Dalilah karena Masih ada lemak yang bergelambir di beberapa titik ditubuhnya. Belum lagi payudaranya yang rata dan tidak semenakjubkan payudara Dalilah. Dia tidak akan berani memakai pakaian renang mini ini jika berenan ditempat umum, namun mengingat bahwa ini hanya rumah Dalilah dan tidak ada laki-laki disini jadi Alaska merasa aman.
Tanpa tahu ada sepasang mata yang mengamati nya dari kejauhan, Alaska meletakkan handuk diatas kursi dan melompat kedalam kolam renang yang air nya terasa sejuk ketika membungkus seluruh tubuh Alaska. Perlahan dia berenang dari sisi kanan ke sisi kiri kolam. Berenang merupakan olahraga kesukaan Alaska, dia selalu merasa rileks setiap kali berenang.
Biasanya setelah beberapa kali putaran Alaska akan melatih pernapasannya dengan cara menyelam ke dasar kolam hingga batas paru-parunya dapat bertahan. Hal ini membantunya saat dia menyelam. oleh karena itu dia selalu melatih pernapasannya agar dia bisa menahan napas lebih lama di dalam air dari biasanya.
Kemudian, setelah lima kali putaran alaska mengambil napas dipinggir kolam dan setelah itu menyelam ke dasar kolam dan berdiam diri disana selama yang dia mampu. Satu menit berlalu dan hampir mencapai dua menit, paru-paru Alaska rasanya sudah semakin mengkerut karena kekurangan oksigen tapi Alaska terus memaksa dirinya. Karena dia yakin kemampuan dihasilkan dari kemauan dan kegigihan berlatih begitu juga kapasitas kemampuan paru-parunya bertahan ketika dia menahan napas didalam air.
Pada saat itulah, ketika Alaska merasa dirinya sebentar lagi akan mampu memecahkan rekornya sendiri, terdengar suara seperti seseorang baru saja melompat kedalam kolam dan tak lama berselang dari itu sebuah tangan menariknya kepermukaan. Setelah timbul di permukaan, Alaska mengusap air dari wajahnya dan kemudian menghirup napas dalam-dalam. Sambil membuka matanya Alaska berseru
"Enggak lucu Dal!"
Namun bukan wajah Dalilah yang ditatapnya, bukan pula wajah Alif atau Yuna. Melainkan wajih maskulin yang familier. Wajah yang semakin tampan dengan buliran air menetes dari ujung rambutnya kemudian mengalir menuju pelipis dan menjelajahi tulang rahangnya yang kokoh. Alaska terkesiap, pria tampan itu menatapnya dengan tatapan yang sama dengan tatapanya 5 tahun lalu ketika menarik Alaska dan mencegahnya terjerembab ke dasar kapal. Di tengah kolam itu Kala Carvalho, si pelaut congkak nan tampan merangkulnya.