Ketika sampai di area parkir, Kama mendengar suara Anjas menyerukan namanya.
"di! Po'! Kamu mau kemana?"Lengan Anjas menghalangi tangan Kama yang hendak membuka pintu mobil.
" aku mau ngajakin Alaska nongkrong." Jawab Kama dengan polos.
Mendengar jawaban dari sahabatnya itu, Anjas langsung berkacak pinggang dan menggeleng-gelengkan kepala seperti seorang ayah yang sedang menghukum anaknya.
"Emang udah enggak waras ni anak. Lu ngapain si ngajak nongkrong si Alaska mulu? Percaya sama aku po' berhenti hang out bareng Alaska. Sekarang dari pada kamu ngajakin nongkrong si Alaska, kita makan malam bareng aja, gimana?"
Kama tidak langsung menjawab, dia masih berusaha memperoses perkataan Anjas. Setelah beberapa menit berlalu , kama meyetujui saran Anjas.
" ok, tapi aku yang nentuin tempatnya"
" fine. Dimana?"
"Starbuck"
Anjas melongo kemudian melipat kedua tangannya didepan dada. Setelah menghela napas, dengan menunjukan ekspresi wajah jengkel anjas berkata
" gini ya po' bukannya aku kampungan atau karena enggak punya duit untuk Bayar segelas kopi di starbuck, tapi lu pikiri deh po'. Habis main futsal capek-capek dan laper setengah mati. Kamu malah ngajakin makan di starbuck, gila aja! Mana kenyang!
Kama memasang wajah bosan dan berpura-pura tidak peduli, padahal dia sengaja memilih starbuck sebagai tempat makan malam karena Kama tahu bahwa Anjas tidak begitu menyukai kopi dan berusaha membuat Sahabatnya yang terlalu suka ikut campur itu menyerah dan memilih untuk pulang. Selain alasan itu juga karena ada satu hal lain yang membuat Kama memilih Starbuck sebagai tempat nongkrong mereka malam itu, tapi dia tidak mau anjas mengetahui alasan lainnya.
" enggak mau? Ya udah." Melihat anjas yang lengah, kama langsung membuka pintu mobil dan melompat duduk dibalik kemudi. Melihat hal ttersebut, anjas yang kebetulan atau tepatnya anjas si raja nebeng langsung bergegas menyusul masuk kedalam mobil. Belum sempat Kama mengunci pintu dan mencegah Anjas masuk, sahabatnya sudah mengenakan sabuk pengaman dan tersenyum jahil kearah kama
" starbuck, here we go!"
Sesampainya di starbuck yang berlokasi di kawasan balikpapan super block, mereka langsung mengantri untuk memesan minuman. Seperti biasanya Kama memesan Caffe latte dengan extra shot. Sedangkan Anjas yang tidak begitu menyukai kopi memesan green tea cream dengan extra caramel sauce. Setelah memesan, mereka duduk di sofa dekat jendela yang memberikan akses langsung ke pintu masuk kedai, sehingga dengan leluasa mereka dapat melihat setiap pengunjung yang masuk ke dalam kedai starbuck melalui pintu utama kedai.
Kama terkekeh melihat Anjas yang dengan lahap menyantap sepotong Cinnamon roll dan segelas green tea cream. Meski berbadan kekar dan berwajah sangar, Anjas lebih menyukai makanan manis dari pada kopi. Mendengar suara tawa kama, anjas mengalihkan perhtiannya dari cinnamon roll ke Kama.
"What's so funny?"
" badan aja kekar, muka sangar selera hello kitty"
" lah emang ada ya peraturan kalau laki-laki badan kekar enggak boleh makan makanan manis? Selera seseorang tidak menentukan kepribadiannya"
Setelah menyeruput caffe latte hangat nya Kama berkata " you are what you eat"
Anjas melempar tatapan tajam kearah Kama " ya makanya aku manis"
Kama tergelak. Beberapa menit kemudian keheningan tercipta diantara mereka. Anjas masih berkutat dengan green tea cream dan cinammon roll nya sambil sesekali memperhatikan kama. Kama yang tidak sadar diperhatikan oleh Anjas menatap kearah pintu masuk kedai setiap kali ada orang yang masuk. Dia terlihat seperti orang yang sedang menantikan kehadiran orang lain.
"Wow! Tumben si cantik Dalilah posting snapgram. Loh bukannya ini Alaska? Ngapain dia sama Dalilah nongkrong di sky bar Grand senyiur?"
" masa? Terakhir dia chat aku, dia mau ke starbuck malam ini."
Anjas menunjukan layar ponselnya ke Kama. Ternyata Anjas hanya berpura-pura melihat snapgram dalillah hanya untuk mengungkap motif dibalik makan malam di starbuck setelah main futsal ini. Bukan snapgram Dalilah yang sedang dilihatnya, melainkan Snapgram lelepons selebgram sexy hollywood idola Anjas.
" ketahuan kan ! Dasar kambing! Demi datengin Alaska kamu rela membiarkan aku kelaparan po' . Kamu kira cinammon roll ini cukup menghilangkan laparku?"
"Basi lo! "
" apa si yang sebenarnya mau kamu omongin ke Alaska?"
" enggak ada si po'. Aku enggak enak aja sama dia."
Anjas memasang wajah menyelidik. Anjas tidak pernah menyukai dan menyetuji Kama berteman terlalu dekat dengan alaska karena dua alasan. Alasan yang pertama adalah Alaska tidaklah sebanding dengan Kama, meski dia memiliki pekerjaan tetap yang cukup prestigious tetap saja Lidsey merupakan pilihan yang jauh lebih baik. Alasan kedua adalah anjas berendapat bahwa tidak pernah benar-benar ada persahabatan anatara wanita dan pria. Apa lagi jika laki-lakinya adalah Kama, pria tampan penuh pesona yang sangat pintar berkamuflase menjadi kekasih idaman wanita dan calon menantu idaman ibu mertua. Dan wanitanya adalah Alaska dahayu , mungkin tukang bakpao yang jualan di lapangan merdeka aja bisa menilai dari cara dia memandang kama bahwa wanita itu tergila-gila padanya.
" enggak enak kenapa? Kamu enggak bisa egois gitu po'. Lepasin lah Aalska, jangan tarik ulur dia. Kalau kamu enggak bisa menggenggam tangannya, lebih baik kamu hempas sekalian. Biar dia move on"
"Bukan itu masalahnya sekarang po'"
"Lah terus apa? Ada masalah yang lebih krusial lagi dari pada itu diantara kalian?" Sarkasme anjas.
"Masalahnya aku udah mengatakan hal yang kurang lebih nya bisa benar-benar menghempaskan genggaman dia po'. Tapi aneh nya aku merasa bersalah dan untuk satu alasan yang aku enggak tahu, aku pengen ketemu dia untuk menjelaskan. Aku enggak mau kehilangan dia sebagai teman po'"
"Mengatakan apa?" Tanya Anjas kurang antusias sambil mengalihkan perhatian nya kelayar ponsel. Lebih seru melihat snapgram teman-temannya di Instagram dari pada memperhatikan detil kisah Kama-Alaska.
Anjas sudah bosan dengan drama Kama dan Alaska. Sudah bertahun-tahun Kama membiarkan Alaska dan dirinya berada dalam sebuah hubungan 'persahabatan' yang sudah berkali-kali menyebabkan drama seperti ini. Alaska yang bertahan menjadi 'sahabat' dan menyimpan sakit hatinya sendiri-ya jika bisa dikatakan menyimpan jika seisi dunia bisa melihat betapa menderitanya dia-. kama yang tanpa tedeng aling-aling tetap berkencan dengan wanita lain bahkan dengan Lidsey teman satu kantor Alaska tanpa memikirkan perasaan alaska dan menghargai perjuangan. Kemudian Alaska akan 'pura-pura' menarik diri dan Kama akan merasa bersalah hingga akhirnya memutuskan kekasihnya. Setelah itu mereka akan kembali 'bersahabat'. Siklus akan berulang setiap kali kama berkencan dengan wanita lain dan siklus ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Bahkan sebuah film action yang epik sekalipun jika diulang berkali-kali akan membosankan apalagi ini sebuah drama setara opera sabun. anajs sudah muak, oleh karena itu dia ingin membantu Kama menghentikan lingkaran setan 'persahabatan' tidak sehat antara si bodoh Alaska dan si tamak Kama.
Sebelum menceritakan ke sahabatnya tentang kata-kata yang dia ucapkan kepada Lidsey. kama mengirim sebuah pesan ke alaska
Kama :
" ka, enggak jadi ke starbuck? Aku kebetulan lagi di starback sama Anjas."
Centang satu.
Berubah menjadi centang dua
Centang dua berubah warna menjadi biru
Kama tersenyum karena tandanya alaska sudah membaca pesan dari nya, namun tulisan dilayar bagian atas tidak ada tulisan "alaska is typing..". kama mengirim sebuah pesan lagi
" dimana ka?"
Centang satu
Kali ini tidak berubah dua apa lgi menajdi biru. Mungkin lg out of service atau kuota Alaska Habis batin Kama.
"Kembali ke topik" kama kembali memusatkan perhatian nha kepda Anjas, tapi kali ini Anjas tidak memoerhatikannya malah asyik dengan ponselnya. Kama yang sudh tau watak anjas tetap melanjutkan ceritanya.
" kemarin malam ketika aku sedang bertengkar , bukan bertengkar tapi berdebat dengan Lidsey , aku mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak kuucapkan dengan cara seperti itu. Aku hanya bermaksud menenangkan hatinya yang sedang cemburu. Aku hanya berusaha menjelaskan kalau...."
Sebelum sempat Kama menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Anjas mendongak dan menatap Kama dengan tatapan mengerikan dan berkata sambil membaca sesuatu diponselnya.
" aku tidak pernah melihat Alaska seperti aku melihat Kamu. Alaska itu seperti adik dan sahabat bagiku. Kamu itu adalah apa yang aku butuhkan untuk menjadi pendamping. Kamu cantik, pintar, dari keluarga terpandang, dan bersuara merdu. Lihat Alaska! Dia bahkan tidak sebanding denganmu. Bagaimana mungkin aku meninggalkan wanita seperti kamu hanya untuk wanita seperti dia? Mungkin benar yang kamu katakan bahwa tidak ada yang namaya perteman diantara wanita dan pria, tapi itu mungkin terjadi jika wanitanya adalah Alaska. Kamu paham kan yang aku maksud, babe?"
Perkataan yang sama persis dengan apa yang dia katakan kepada Lidsey. Kama bingung. Bagaimana Anajas bisa mengetahui nya jika itu hanya percakapan yang diketahui dia dan Lidsey saja. Kemudia seperti disambar petir Kama menyadari sesuatu, hanya ada satu kemungkinan bagaimana dan darimana Anjas busa tiba-tiba mengetahui perkataan yang dia ucapkan semalam. Cepat-cepat kama membuka ponselnya dan masuk ke akun instagram miliknya. Tidak sabar menunggu loading refresh feed, kama langsung mencari nama lidsey di pencarian dan langsung menyentuh lingkaran merah di photo profil lidsey. Satu detik kemudian snap gram terbaru gadis itu muncul. Sebuah tulisan diatas layar berwarna pelangi, dan tulisan itu berisi persis apa yang diucapkan Oleh Anajas hanya saja bedanya bagian nama Alaska di sensor dengan hanya diberi inisial. Dibagian bawah tulisan, dengan warna berbeda lidsey menulis" aku paham kalau kamu begitu mencintaiku"
"Shit! Shit! Shit! I am gonna kill that bitch! What a shallow silly girl" batin kama. Sangking geramnya Kama hanya bisa mengepalkan tinjunya sambil menatap layar ponsel dengan rasa tidak percaya. Tertera disana bahwa snap gram itu baru di upload 15 menit yang lalu. Kama menatap Anjas dengan tatapan "help me man!"
Anjas hanya menggeleng pelan sambil berkata " I am just gonna pray for your soul man"
Melihat shabatnha yag sudah angkat tangan dan tidak mau terlibat dengan urusannya, Kama berusaha memutar otak untuk mengatasi masalah ini.
Apa yang harus dia lakukan? Kama menggunkan IQ nya yang diatas rata-rata untuk mencari cara mengatasi masalah ini. Apakah dia sebaikanya menghubungi lidsey untuk menghapus snap gram itu atau dia harus menghubungi Alaska untuk menjelaskan? Siapa yang harus dia pilih untuk lepaskan? Jika dia meminta Lidsey menghapus tulisannya itu maka kemungkinan besar mereka akan berpisah, namun jika dia menghubungi Alaska tidak ada jaminan sahabatnya itu akan memaafkannya. Ditengah-tengah kebimbngannya, ada sebuah panggil masuk ke ponselnya, selfi sepupunya. Ini pasti ada hubungannya dengan insiden ini. Pada deringan ke tiga, Kama menjawab
"Halo, mba"
"Di, kamu beneran ngomong gitu ke Lidsey? Kamu tahu dia post percakapan kalian di instagram story nya?"
Kama bisa mendegar suara wanita dibelakang kakak sepupunya itu sedang berteriak marah-marah. Itu bukan suara Alaska. Itu sepertinya suara Dalilah. Kama berusaha mencari suara tangis, isakan atau raungan, disana tapi tidak mendengarnya sama sekali.
"Alaska baik-baik aja , mba?"
Alih-alih mendapat jawaban dari selfi, kama malah mendapat hujatan dari dalilah yang berterik dari kejauhan.
"Screw you asshole!"
"Dal, stop it"
deg! Itu suara Alaska. Setenang biasanya.