jika mencintai adalah berlayar maka kau adalah badai pertama yang menerpa bahtera hatiku. Jika mencintai itu berlabuh, lantas mengapa kau tak kunjung menyambutku?
-Alaska-
*******************
Balikpapan,2017
" halo, dengan kak Alaska?"
Suara laki-laki terdengar satu detik setelah Alaska menarik Tombol hijau di layar ponselnya.
" iya, dengan siapa ya?"
Suara laki-laki itu terdengar asing. Sepertinya bukan seseorang yang Alaska kenal, tapi siapa yang menghubunginya jam segini? Keluarganya tahu bahwa Alaska sedang berdinas jadi mereka jarang sekali menelponnya kecuali ada hal-hal yang bersifat mendesak di waktu dinas.
" saya dari gojek bu. Tadi pesanannya sudah dibayar menggunakan gopay jd ini sy titipkan pesanannya di pos penjagaan ya bu?."
Laki-laki diujung saluran telepon itu menjelaskan. Gojek? Alaska tidak merasa memesan sesuatu melalui aplikasi gojek. Lalu siapa yang mengirm gojek dan memberikan kontaknya untuk dihubungi oleh si gojek ? Apa mungkin selfi?
"Oh iya mas. Terimakasih ya"
" sama-sama bu"
Kemudian saluran telepon pun terputus.
Ketika akan beranjak dari tempat duduk nya untuk mengambil pesanan di pos penjagaan, ponselnya kembali berbunyi tapi kali ini bukan karena seseorang menelponya tapi melainkan menandakan sebuah pesan baru masuk di aplikasi whatsapp. Alaska melirik layar ponselnya dan melihat nama "Kamandanu Adi" tertera disana. Di usapnya layar ponsel dan sebuah pesan singkat muncul "sudah sampai pesanan nya? Tadi kebetulan aku mampir MCD beli sarapan terus aku tiba-tiba ingat kamu. Jadi aku pesankan ice coffee jelly kesukaan mu dan kukirim lewat gojek. Diminum ya. Biar enggak ngantuk."
Alaska tersenyum. Sudah hampir dua tahun Alaska dan Kama saling mengenal. Sejak pertemuan pertama mereka di pamarean Alutsista dua tahun yang lalu itu mereka sering menghabiskan waktu bersama dan tanpa mereka sadari mereka menjadi sahabat. Bukan karena Alaska bahagia menjadi sahabat Kama tapi karena Alaska yang diam-diam menyukai Kama tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
Di sisi lain, kama tidak pernah mengetahui perasaan Alaska yang sebenarnya selalu memperlakukan Alaska dengan layaknya seorang adik perempuan. Kama pernah mengatakan bahwa dia merupakan anak tunggal, memiliki seorang didekatnya seperti memiliki seorang adik kecil yang tidak pernah dia miliki.
Selain karena Kama adalah sepupu selfi, alasan mereka menjadi dekat adalah karena mereka memiliki kegemaran yang sama. Mereka sama-sama menyukai olahraga yang sama yaitu : memancing. Selfi selalu mengatakan bahwa mereka adalah dua orang yang sama anehnya. Bagaimana memancing bisa dikatagorikan olahraga? Ketika hampir tidak ada satu organ pun yang bergerak ketika mereka melakukan aktivitas tersebut. Alaska dan kama sering sekali pergi kepemancingan atau ke dermaga Polair untuk pergi memancing. Mereka akan duduk diatas kursi lipat menunggu umpan yang mereka lempar dilahap seekor ikan malang sambil menghabiskan cola yang mereka simpan di dalam box pendingin.
Alaska kembali tersenyum , saat mengingat pertama kali mereka pergi memancing. Saat itu 3 bulan setelah pertemuan mereka di pameran. Selfi menghubungi Alaska pagi-pagi buta.
" alasci! Ini si Adi mau pergi mancing tapi dia enggak tau dimana pemancingan disini. Jadi aku kasih kontak kamu ke dia karena aku ingat kalau kamu suka pergi memancing bersama ayahmu. Aku titip adi ya, kasian dia kayak anak ilang"
Alaska yang baru saja terbangun karena suara deringan ponselnya dan ini adalah pagi-pagi buta di hari minggu.masih berusaha memproses informasi dalam otak nya Dia mencoba mengingat-ingat siapa gerangan adi yang dimaksud oleh sahabtnya itu.
"Adi? Who's adi?"
" sepupuku."
Sontak Alaska langsung terduduk dan kantuknya hilang. Oh iya Adi, Kamandanu Adi!
Kama, pria yang sudah menghantui pikirannya beberapa pekan terakhir ini. Kama yang membuat jantungnya berdebar-berdebar. Kama, yang membuat Alaska bimbang beberapa hari ini, membuat nya harus menahan diri untuk tidak meminta atau mencuri kontaknya hanya untuk bisa menyapanya via whatsapp atau mungkin bisa diam-diam mengikuti akun instagramnya. Sekarang, tiba-tiba saja kesempatan itu datang tanpa Alaska harus mempermalukan dirinya didepan Selfi. Kesempatan itu datang dengan sendirinya seakan Tuhan memberikan jalan untuk mereka berdua.
Alaska mendesah. Ini seperti mimpi. Mungkin ini adalah cara Tuhan untuk mendekatkan mereka. Pipi Alaska merona, membayangkan nya saja Hati Alaska sudah berdegub kencang apalagi jika mereka benar-benar bertemu.
Semenjak saat itu Kegiatan memancing merupakan kegiatan rutin Alaska dan Kama. Tanpa bisa dihindari mereka menjadi teman. Kama memperlakukan Alaska dengan baik dan Alaska masih diam-diam menyimpan perasaannya kepada Kama dengan baik. Disela-sela kegiatan memancing , sesekali mereka akan saling bertukar pikiran, membicarakan masalah-masalah di kantor, dan sampai pada titik mereka saling berbagi tentang masalah pribadi.
Pikiran Alaska terseret kembali ke masa kini. Berusaha menepiskan masalalu yang indah, Alaska berjalan menuju Pos penjagaan dengan senyum menghiasi wajahnya.
Setelah mengambil ice coffee jelly titipan Kama untuknya di pos penjagaan. alaska langsung kembali menuju Subdit patroli airud yang terletak cukup jauh dari pos penjagaan. Dia harus menggunakan sepeda motor untuk sampai kesana. Sesampainya di ruangan berukuran 4x4 m persegi dan sesak dengan tumpukan dokumen diatas meja, asbak yang penuh puntung rokok, serta gelas kopi kosong, Alaska memandang gelas ice coffee jelly dan meletakkannya diatas meja.
Kemudian, Alaska duduk diatas kursi yang sudah menjadi singgasananya saat bertugas selama 5 tahun belakangan ini dan mengetik pesan di ponsel nya.
"Sudah sampai ice coffe jelly nya. Makasih lo kama, jadi enak"
Beberapa detik kemudian ponsel nya kembali berbunyi. Pesan dari kama.
"Kayak apa aja. Perasaan udah tak terhitung lagi, berapa kali aku beliin minuman kesukaanmu."
Alaska tersenyum membaca isi pesan dari kama. Meletakan ponselnya diatas meja dan berusaha berkonsentrasi mengerjakan tugas, tapi tanpa dia sadari pikirannya kembali melayang-layang pada masa diawal perkenalan mereka.
Siang itu setelah selfi memberikan kontak Alaska kepada Kama, kama menghubungi Alaska dan meminta Alaska untuk mengijinkannya ikut serta jika Alaska pergi memancing.
" aku biasanya mancing di dermaga kantor aja si, ma."
"Enggak masalah dimana aja yang penting mancing. kalau seminggu enggak mancing aku pusing, jadi enggak masalah dimana tempatnya selama ada perairan dan ikannya." Kama tertawa diseberang sana. alaska tidak dapat menahan senyumnya. Walau sadar Kama tidak mungkin melihat nya sekarang,tetap saja Alaska tersipu malu dan wajahnya berubah menjadi merah. Alaska berdehem dan berusaha untukterdengar tenang.
" ok, then. I'll send you the location"
"Ok. See you"
Setelah sambungan telepon terputus Alaska langsung beranjak dari tempat tidur kemudian berlari ke arah dapur untuk mencari ayahnya. Seharusnya ini jadwal dia dan ayahnya pergi memancing bersama namun karena hari ini Kama akan ikut serta, dia tidak bisa mengajak sang ayah bergabung dengan acara memancing mereka. Bukan karena Alaska sengaja melakukannya supaya mereka dapat berduan tanpa di ganggu atau karena Alaska merasa malu mempertemukan Kama dengan ayahnya. Tapi karena ada sebuah peraturan yang tidak tertulis di keluarga mereka dan secara prinsip mereka ikuti. Peraturan itu terdengar konservatif dan ketinggalan jaman yaitu "pastikan dia yang kau biarkan masuk melewati pintu rumah ini adalah tamu yang tidak hanya singgah untuk secangkir kopi" dengan kata lain mereka tidak akan membawa pasangan atau kekasih mereka ke rumah jika mereka belum yakin akan menikahinya.
Alaska tidak mau memperkenalkan Kama kepada ayah nya hanya sebagai teman. Dia ingin memperkenalkan Kama kepada Ayahnya sebagai laki-laki yang dia cintai dan mencintainya. Jadi Alaska harus bersabar hingga Dia mengetahui bagaimana perasaan Kama kepadanya. Apakah dia merasakan hal yang sama atau tidak. Alaska tidak terlalu berpengalaman tentag urusan percintaan, sehingga dia masih terlalu naif dan tidak bisa melihat tanda-tandanya.
Setelah berhasil meyakinkan ayahnya bahwa dia ingin pergi memancing tanpa ayahnya. alaska bergegas menuju kantornya. Kantor Ditpolairud polda kaltim terletak dibagian utara balikpapan. Cukup terisolasi dari hiruk pikuk jantung kota balikpapan. Kantor nya terletak di lingkungan perindustrian dan perusahaan perkapalan. karena polairud adalah polisi perairan yang memiliki armada kapal maka daerah muara yang dekat dengan laut merupakan tempat yang startegis untuk membangun markas komando. Hal tersebutlah yang membuat Alaska tidak perlu jauh-jauh kepemancingan atau mencari spot-spot tertentu untuk menyalurkan hobinya. Cukup pergi ke kantor pada hari libur dengan bermodalkan sebuah alat pancing, kursi lipat, dan kotak pendingin, Alaska sudah dapat menikmati akhir minggunya dengan sempurna.Dan minggu ini menjadi lebih sempurna karena ada Kama, pujaan hatinya.
Sesampainya di kantor, Alaska tidak langsung menuju dermaga seperti biasanya. Dia berhenti di pos penjagaan untuk menunggukedatangan Kama. Lima menit yang lalu Kama mengirim pesan mengatakan bahwa dia sudah sampai daerah telindung.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil ford fiesta berbelok memasuki gerbang penjagaan. Seorang laki-laki menggunakan celana selutut, kaos polo, dan topi golf keluar dari mobil. Menghampiri polisi yang sedang berjaga di pos penjagaan. Dari jauh Alaska memperhatikan laki-laki itu. Punggungnya yang lebar, kaki jenjang yang ramping dan rambutya yang sedikit berantakan dibawah topi golf berwara biru itu membuat laki-kaki itu terlihat mempesona. Alaska mengenali laki-laki itu. Bagaimana tidak, sudah berminggu-minggu pria itu terus memenuhi pikirnanya dan muncul tanpa permisi kedalam mimpinya.
Sesuai prosedur dan peraturan di mako, seorang polisi perairan yang juga merupakan senior Alaska meminta kartu tanda penduduk Kama dan menggantinya dengan tanda pengenal khusus pengunjung. Kemudia senior tersebut menunjukan arah. Tepat ketika kama menoleh dan melihat kearah senior itu menunjuk. Tatapan mata mereka bertemu. Alaska yag sejak tadi berdiri di samping motornya dan memperhatikan langsung tersenyum dan melambaikan tangan kearah Alaska.
"Alaska! Ini kenalan mu?" Senior alaska berseru.
"Siap bang, dia sepupunya selfi." Alska menjawab sambil menghapiri mereka.
" oh,, sepupunya selfi. Kirain pacar kamu!" Si senior berbicara kepada selfi
"Ya sudah kalau gitu, dilanjut! Nanti kalau sudah selesai ambil ktp nya bisa diambil disini" kemudian berbicara kepada kama
" iya pak, terimakasih"
Kama tersenyum.
" ijin bang, makasih ya bang" kata selfi
"Permisi pak" kama menimpali.
Kemudian Kama memarkir mobilnya dan bersama-sama mereka pergi ke dermaga menggunakan sepeda motor milik selfi.