"Beri tahu dia, 5 jam lagi aku akan sampai." Li Beijue berhenti sejenak tampak memikirkan sesuatu, "Suruh dia menyiapkan barang-barang untuk wanita."
Li Beijue tiba-tiba begitu peduli dengan wanita!
Sopir itu melirik Chi En yang tampaknya masih terkejut dengan kepergiannya menuju pulau Ryukyu yang luar biasa.
Dari sudut pandang seorang pria, ia benar-benar tidak mengerti bagaimana pria ini begitu tidak mempedulikan wanita-wanita cantik di sekitarnya? Ia bahkan tidak mengerti cara apa yang telah digunakan Chi En untuk bisa membuat Li Shao begitu peduli padanya, sampai-sampai mau membawanya pergi ke pulau Ryukyu.
Begitu ia melirik Chi En, ia merasakan peringatan tajam dari mata Li Beijue. Sopir itu dengan cepat menundukkan kepalanya.
Setelah Li Beijue melirik pria yang diam-diam melirik wanitanya, saat itu juga ia merangkul pinggang wanita kecil itu dan berkata dengan tersenyum sinis, "Ayo."
"Oke, oke." Chi En sudah terbiasa dengan kediktatoran Li Beijue, jadi ia tidak perlu bersusah payah memberikan penolakan ketika dipeluk erat oleh Li Beijue. Ia berusaha untuk mengimbangi dan mengikutinya. Ia sepenuhnya belum bisa mencerna informasi yang baru saja ia terima, "Li Beijue, apa kita benar-benar akan pergi ke Pulau Ryukyu sekarang?"
"Apa kamu bilang?" Apa wanita ini sedang bermimpi? Bukankah baru saja Li Beijue sudah mengatkannya dengan jelas dan ia masih tidak mengerti juga?
"Aku hanya berpikir..." Tentu saja Chi En mengerti. Ia hanya merasa ini tidaklah nyata. Sebelumnya, ketika ia akan bepergian, bahkan meskipun hanya ke kota sebelah, setidaknya beberapa hari sebelumnya ia harus menyiapkan segalanya. Ketika ia berencana pergi ke luar negeri, satu sampai dua bulan sebelumnya, ia sudah merencanakan rute, mempersiapkan tempat tinggal, dan sebagainya. Dan saat ini, untuk pertama kalinya, ia akan pergi begitu saja, tanpa ada perencanaan sama sekali. Dan sekali lagi, tempat yang akan ia kunjungi kali ini adalah Pulau Ryukyu yang ada di luar negeri.
Li Beijue meraih tangan Chi En, lalu menggigit bagian belakang tangannya, dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat tempat di mana ia telah menggigitnya. Seolah tahu apa yang ada di pikiran Chi En, ia berkata sambil menyipitkan mata, "Kamu tidak perlu memikirkan apa-apa, ikuti saja aku dengan patuh dan dengarkan aku!"
Satu-satunya persyaratan yang ia miliki untuk Chi En adalah ketaatan. Selama Chi En patuh tinggal bersamanya dan tidak membuatnya marah, bahkan jika Chi En menginginkan bintang di langit, ia akan sanggup memberikan kepadanya!
Meskipun ini malam hari, tetapi ada begitu banyak orang di bandara.
Sejak Li Beijue memasuki bandara, banyak gadis yang menatapnya dengan sembunyi-sembunyi. Tentu saja, Chi En melihatnya. Melihat bahwa Li Beijue telah membuat gerakan intim ke arah dirinya di depan umum, tak bisa dipungkiri bahwa saat itu pipinya memanas, dan detik setelahnya ia menarik tangannya, seolah berjuang untuk mengubur wajahnya di tanah.
Reaksi kecilnya tadi tak luput dari pandangan Li Beijue dan itu justru semakin menggodanya!
Ada getaran hangat di perut bagian bawah Li Beijue. Dengan sekuat tenaga ia mencoba menahan reaksi halus itu dengan penuh kesabaran. Mata elang itu mengunci wajah malu-malu wanita kecil di sebelahnya dan menolak untuk melewatkan 'kecantikan' itu sedikit pun.
Chi En memiliki kemampuan beradaptasi yang kuat. Meskipun awalnya ia merasa tidak nyaman, tetapi lama-kelamaan ia sudah bisa membiasakan diri dengan itu. Panas yang ia rasakan di telinganya juga perlahan memudar tetapi ia tetap berusaha melepaskan diri dari lengan pria itu.
Sebelum Li Beijue marah, Chi En mengambil inisiatif untuk memegang tangan besar pria itu. Mungkin awalnya agak tidak nyaman, jadi ia menjelaskan dengan malu-malu, "Yah, tidak nyaman berjalan seperti ini. Jadi aku ..."
Li Beijue sedikit tidak senang ketika Chi En membebaskan diri dari pelukannya. Tetapi ketika Chi En mengambil inisiatif untuk meraih tangannya, semua ketidaknyamanan itu berubah menjadi sukacita. Ia memegang tangan Chi En dan mengarahkannya ke bibirnya yang tipis, lalu tertawa lepas dalam suasana hati yang baik, "Chi En, kamu bilang kamu tidak akan berusaha melarikan diri lagi."
Saat ini yang Chi En inginkan hanyalah mematahkan tangannya dan menggelengkan wajahnya. Sayangnya, imajinasinya penuh dengan kenyataan yang cukup mengerikan. Ia tidak melupakan pelajaran bahwa ia telah ditekan ke tempat tidur selama tiga kali setelah membantah. Ia hanya mengerutkan bibirnya dan mengalihkan perhatiannya ke hal lain dan tidak menghiraukan perkataan Li Beijue.
Saat ini, di pintu keluar dari penerbangan internasional, seorang pria melepas kacamata hitamnya dan menatap ke arah dimana Chi En dan Li Beijue pergi.
Chi Ya telah lama menunggu di pintu keluar dan terus melihat sekeliling. Ketika ia melihat sosok tinggi itu, tanpa menunggu aba-aba ia melompat dan melambai dengan penuh semangat, "Kakak Cheng Yan, di sini!"
Pria yang berdiri di sana sepertinya tidak mendengar teriakan Chi Ya. Saat matanya jatuh ke tangan yang dipegang oleh pria yang tidak jauh dari tempatnya ia berdiri, tangannya mengepal tanpa sadar. Pembuluh darahnya menonjol keluar saat ia menahan amarahnya!
En?
Orang di sebelahnya adalah...Li Beijue?