Chereads / Ah, Aku Ketahuan Lagi! / Chapter 49 - Apa Kamu Tidak Malu Jika Tidak Mengembalikan Barang-Barang Kami?

Chapter 49 - Apa Kamu Tidak Malu Jika Tidak Mengembalikan Barang-Barang Kami?

Pemilik kios itu adalah penduduk asli negara W dan ia banyak mengoceh. Chi En tidak mengerti sepatah kata pun. Ia mengambil cincin itu dengan tangan dan mencoba berkomunikasi dengan hanya beberapa kata.

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita di belakangnya, "Wow, lihat cincinnya. Suamiku, aku ingin cincin yang ada di tangannya! Belikan itu untukku ~"

Saat mendengar bahasa yang dikenalnya, spontan Chi En menoleh ke belakang. 

Ia melihat seorang pria dan seorang wanita berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Terlihat seorang pria yang sudah berumur 40 an awal dan sedikit botak. Tetapi wanita yang menggantung di lengannya terlihat baru berumur sekitar 20 tahun. Bentuk wajahnya oval dengan mata besar, rambut hitam panjang, dan pinggang yang nampak ramping. 

Perbedaan kedua orang yang berdiri berdampingan itu sangat mencolok. 

Chi En melihat ke arah mereka sekali lagi. Siapapun yang melihat kombinasi dua orang itu pasti akan menengok dua kali jika berpapasan. Tapi entah kenapa, tampaknya perilakunya barusan mengganggu gadis itu. Gadis itu menatap Chi En sambil mengangkat alisnya tajam lalu berkata dengan sinis, "Apa yang kamu lihat? Belum pernah melihat wanita cantik? Kampungan!" 

Chi En bukan tipe orang yang bisa menampar wajah seseorang, ia hanya membalas dengan senyuman. Detik setelahnya, ia menarik sudut bibirnya dan berkata dengan ringan, "Aku benar-benar belum pernah melihat seorang gadis cantik dengan mulut yang begitu kotor." 

Kata-kata 'mulut yang begitu kotor' terucap dengan sangat jelas. 

Wajah gadis itu tiba-tiba berubah dan matanya bahkan menatap dengan pandangan lebih buruk. Sekali lagi, ia bergelayut manja di lengan pria itu. "Suamiku, aku ingin cincin di tangannya."

Chi En hanya berpura-pura tidak mendengarnya. Ia terus memegang cincin itu dan kembali bernegosiasi dengan pemilik kios. 

Ketika gadis itu melihatnya, ia menggertakkan giginya dengan keras, lalu meraih tangan pria itu dan menggunakan kekuatannya untuk mengeraskan suaranya dan berkata, "Suami!"

Pria botak itu berjalan ke depan, menunjuk ke cincin di tangan Chi En, dan mengatakan sesuatu kepada pemilik kios.

Detik itu juga pemilik kios menyadari bahwa ia memiliki dua pilihan. Si pria botak segera meraih dompetnya dan menyerahkan 200 yuan kepada pemilik kios. 

Kemudian ia menoleh ke arah Chi En dan berkata, "Nona, aku telah membeli cincin ini. Tolong berikan kepadaku."

Chi En menggenggam erat cincin itu dan melangkah mundur, menolak, "Maaf, aku sudah memilihnya terlebih dulu. Aku tidak bisa memberikannya kepadamu."

Gadis itu tidak masuk akal sama sekali. Ketika Chi En menolak, gadis itu berteriak, "Kami sudah membayar. Mengapa kamu mengambil barang-barang kami dan tidak mau mengembalikannya? Apakah kamu tidak punya malu?"

Suaranya keras dan tajam. Hal itu menarik sekelompok orang untuk datang dan menonton.

"Ada apa? Apa ada pertengkaran?"

"Sepertinya mereka sedang memperebutkan sesuatu. Nona muda ini yang lebih dulu melihat cincin itu, tetapi dia tidak bisa berbicara dengan bahasa daerah sini, jadi dia tidak tahu pemilik kios memberikan harga berapa. Lalu gadis cantik terkutuk itu juga menyukai cincin yang sama dan meminta suaminya untuk membelinya. Sekarang dia ingin nona muda itu untuk memberikan cincin itu padanya." 

"Kalau begini sama saja dia sudah merampok milik nona itu?" Beberapa orang yang melihat itu merasa tindakan wanita muda itu tidaklah benar. 

Namun beberapa orang juga berpikir tidak ada yang salah dengan itu, "Orang yang memberi uang dulu, tentu saja, mereka yang memilikinya."

Beberapa orang yang memahami situasi menimpali, "Aku tidak berpikir gadis cantik yang menyuruh suaminya membayar cincin benar-benar menyukai cincin itu. Lihatlah, cincin perak itu biasanya dipakai oleh pria, tapi jari-jari suaminya sudah penuh. Bagaimana bisa ia masih menginginkan cincin itu? "

Orang-orang di sekitar menunjuk-nunjuk.

Suami gadis itu memandang Chi En dengan wajah galak. Ia melangkah maju dan berkata, "Nona, apa yang kamu inginkan agar kamu bisa memberikan cincin itu kepada kami?"

Ia memandang Chi En yang sendirian, tidak terlalu tua, dan pakaiannya tidak mencolok. Tanpa aba-aba ia mengeluarkan dompet, lalu mengambil dua keping uang 100 yuan dan melemparkannya ke depan Chi En, "Apa itu cukup?"

Dia benar-benar telah menghina Chi En!

Wajah Chi En berubah menjadi pucat. Ia berniat untuk melemparkannya kembali.

Tiba-tiba terdengar suara yang akrab terdengar dari kerumunan, "Hiss, bagaimana bisa hanya 200 yuan?"