Chi En baru saja melangkah keluar dari pintu villa dan melihat Bibi Wang sudah menunggunya di luar. Setelah membimbingnya ke sudut taman villa yang tenang, Bibi Wang meraih tangan Chi En dan bertanya dengan cemas, "En, kamu baik-baik saja? Aku mendengar tuan muda sedang marah barusan, apa dia menyakitimu?"
Chi En menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa, Bibi Wang."
"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa. Tuan muda..." Bibi Wang berkata dengan gelisah.
Saat ini, Chi En benar-benar tidak ingin tahu apapun tentang Li Beijue dan ia tidak mengatakan apapun untuk bertanya kepada Bibi Wang, tetapi Bibi Wang sendiri yang melanjutkan kalimatnya, "En, jangan marah pada Tuan Muda. Dia juga tidak ingin melukaimu. Hanya saja dia tidak bisa mengendalikan amarahnya sendiri."
"Apa maksudnya?"
"Kamu tahu, Tuan Muda selalu menderita penyakit paranoid. Lima tahun yang lalu, setelah kamu pergi tanpa pamit, penyakit yang dihadapi Tuan Muda menjadi semakin serius dan disertai dengan insomnia. Ketika dia kambuh parah, tuan tidak mau minum obat selama beberapa hari. Kemudian, tuan pergi ke luar negeri selama satu tahun untuk perawatan dan itu membuatnya sedikit lebih baik, tetapi dia masih tidak bisa mengendalikan emosinya."
Selama perjalanan pulang, perkataan Bibi Wang terus saja terngiang-ngiang di kepala Chi En.
Li Beijue menderita paranoid dan itu sangat serius.
Waktu terburuk bagi Li Beijue adalah ketika ia tidak mengucapkan selamat tinggal lima tahun yang lalu dan harus mengkonsumsi obat untuk meredakan emosinya bahkan sampai pergi ke luar negeri untuk perawatan.
Chi En selalu merasakan perasaan yang luar biasa.
Keinginan Li Beijue untuk mengendalikan selalu kuat. Chi En sudah mengetahuinya dari lama. Ketika mereka bersama, Li Beijue tidak akan pernah mengizinkan Chi En melakukan kontak dengan pria lain, bahkan hanya untuk sekedar berbicara. Namun, dari waktu ke waktu, selalu saja tersebar skandal antara ia dan para selebritis wanita. Pada saat itu, tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Chi En jika Li Beijue menderita paranoid. Ia hanya merasa bahwa Li Beijue adalah orang yang memiliki temperamen besar.
Ternyata itu penyakit paranoid.
Sepanjang perjalanannya, Chi En seperti orang linglung. Sesaat setelah ia sampai di rumahnya, dengan segera ia menuangkan segelas air untuk menenangkan pikirannya.
Hari berikutnya, Chi En sudah diizinkan untuk berada di lokasi syuting.
Setelah ia selesai pengambilan adegan, ia keluar dan melihat Sheng Aiyi yang telah menunggu di luar.
Chi En sudah mengira kalau Sheng Aiyi akan mencarinya, jadi ia tidak terkejut dan berjalan ke menuju ke arahnya.
"Kak Sheng, tunggu sebentar, aku akan berganti kostum dulu."
Sheng Aiyi terlihat begitu tenang. Setelah ia menganggukkan kepala, Chi En menganggap jika itu sebuah persetujuan.
Chi En segera melepas kostumnya dan pergi menuju ruang properti. Sesaat setelahnya ia bergegas kembali ke tempat Sheng Aiyi menunggu.
"Maaf sudah menunggu lama."
"Tidak masalah."
"Ka Sheng mencariku ingin bertanya sesuatu?"
"Ya, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu."
Sheng Aiyi terus mengamati Chi En sepanjang waktu. Semakin ia melihatnya dengan seksama, semakin ia merasa batu berat menindihnya tanpa ampun.
Tidak bisa dipungkiri jika Chi En memang bukanlah wanita yang cantik, tetapi ia memiliki pesona yang bisa menarik perhatian pria.
"Aku ingat kamu bilang padaku jika kamu dan Jue Xiao hanya bertemu sekali. Aku ingin bertanya, apa kamu berbohong padaku?"
Itu dia!
Chi En tahu pasti Sheng Aiyi ingin berbicara dengannya mengenai Li Beijue. Kemarin lusa, Li Beijue telah membawanya ke klinik di depan begitu banyak orang. Justru akan terasa aneh jika Sheng Aiyi, sebagai pacar sejatinya, tidak berbicara dengan Chi En mengenai hal ini.
Lebih baik menjelaskannya lebih awal daripada membiarkan Sheng Aiyi salah paham.
Chi En baru akan membuka mulutnya untuk menjelaskan tetapi Sheng Aiyi telah lebih dulu menyelanya, "Jangan salah sangka, aku tidak ingin mengorek masa lalumu. Aku bisa menebak hubunganmu dengan Jue Xiao tanpa kamu jelaskan sekalipun."
"Aku datang kepadamu hari ini hanya untuk membuat kesepakatan. Aku harap kamu tidak muncul di depan Jue Xiao lagi. Dengan kamu yang seperti ini membuatku merasa sangat terganggu."
Tiba-tiba ekspresi Sheng Aiyi berubah. Matanya melihat ke arah belakang Chi En dan pandangannya terlihat bingung.
"Jue Xiao."
Detik itu juga Chi En berbalik, mengikuti garis pandang Sheng Aiyi, terlihat pria itu berjalan tidak jauh dari mereka berbincang saat ini. Wajahnya sangat dingin dan aura di sekitar berubah sedikit mencekam.
'En, jangan marah dengan Tuan Muda. Dia tidak ingin melukaimu, hanya saja dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia menderita paranoid parah.'
Kepala Chi En hanya dipenuhi oleh ucapan Bibi Wang.
Wajah Li Beijue terlihat tegang, bibir tipisnya begitu kencang tanpa lengkungan sedikitpun, dan semakin ia mendekat, Chi En dapat melihat wajahnya yang tanpa ekspresi.
Selangkah demi selangkah.
Jantung Chi En juga berdetak semakin cepat selangkah demi selangkah. Saat jantungnya berhenti berdetak, pria yang dingin itu bahkan tidak memandangnya sama sekali. Ia melintasinya begitu saja dan berjalan ke arah Sheng Aiyi.
Sheng Aiyi mengangkat kepalanya dengan gugup dan menatapnya. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa. Matanya terlihat sangat bingung dan pada akhirnya ia berkata, "Jue Xiao, aku..."
Li Beijue tiba-tiba mengulurkan tangannya dan tidak disangka ia menarik Sheng Aiyi ke dalam pelukannya.
Detik itu juga wajah Sheng Aiyi memenuhi dada bidang pria itu dan tanpa bisa dicegah pipinya memerah.
"Tanyakan padaku apapun yang ingin kamu tahu. Jangan tanya kepada orang yang tidak ada hubungannya."
Suara itu terdengar sangat dingin dan asing.
Begini lebih baik.
Chi En merasa lega. Ia berbalik dan pergi perlahan-lahan.
Baru selangkah ia berjalan.
Detik berikutnya, Li Beijue melepaskan tangannya yang memeluk bahu Sheng Aiyi dan berkata dengan tatapan dingin, "Aku masih harus melakukan sesuatu, pergilah dulu."
Sheng Aiyi melangkah maju untuk menghentikannya.
"Jue Xiao, malam ini bibiku ingin mengundangmu untuk makan malam. Apa kamu punya waktu?"
"Tidak ada waktu."
Begitu kata itu keluar dari mulut Sheng Aiyi, pria itu sudah berjalan menjauh.