Bekerja sama dengannya untuk hal apa...
Detik berikutnya, Chi En tahu kerjasama apa yang dimaksud oleh Li Beijue.
Chi En dibaringkan kursi lembut mobil Lincoln itu. Setelahnya pria jangkung dan tampan itu menekan dan menyingkap pakaiannya.
"Tidak, tidak mau..."
Tangan yang dihalangi oleh Chi En justru ditekan lebih kuat oleh Li Beijue, ia semakin menundukkan kepala untuk mendapatkan ciuman!
Ia sangat terampil sehingga Chi En tidak bisa menahan ciumannya yang kejam.
"Tidak..."
Chi En menggelengkan kepalanya keras. Ia tidak bisa lupa bahwa ada orang di depannya. Bahkan jika ia tidak bisa melihat mereka, ia bisa mendengar gerakan di belakangnya. Hanya dengan memikirkannya saja, terbesit rasa malu yang tak terlukiskan di hati Chi En, tetapi keadaan tubuhnya saat ini terlihat lebih memalukan.
Rambut hitam panjangnya terkulai di kursi mobil, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Wajah kecil yang menawan itu memerah dan mulut kecil itu terus-menerus menolak. Penampilannya yang berantakan hanya akan membuat hasrat pria itu naik ke level yang lebih tinggi!
Mata Li Beijue semakin berat. Detik setelahnya ia mengangkat kepalanya, mengubah posisinya dan beralih ke bibir Chi En yang merah. Setelah merasakan manis di mulutnya, ia semakin memperdalam ciuman itu. Ia tidak akan menyerah sampai bibir Chi En menjadi semakin merah dan bengkak.
Bahkan tangannya pun tidak bisa diam. Ia meraih tangan Chi En dan bermain dengan jari-jarinya yang lembut dan ramping.
"Oh…."
Segera setelahnya Chi En mengepalkan tangannya dan wajahnya sudah semakin memerah.
"Lepaskan aku!"
Li Beijue yang sedang bermain-main dengan tangan Chi En, tiba-tiba memperhatikan Liontin beruang yang terlihat murah di ponsel Chi En dan ia mengerutkan kening.
Chi En tidak tahu apa yang ingin pria itu lakukan padanya. Dia memutar untuk keluar dari dekapannya.
"Jika kamu bergerak sekali lagi, percaya atau tidak aku akan benar-benar menginginkanmu di sini!"
"..." Setelah mendengarnya, tubuh Chi En benar-benar membeku. Ia sama sekali tidak berani bergerak sedikitpun.
"Bagus."
Li Beijue tampaknya sangat puas mengetahui Chi En masih patuh dan dengan kasar ia menarik liontin beruang dari ponsel Chi En.
Detik itu juga wajah Chi En berubah, "Apa yang kamu lakukan! Kembalikan padaku. Itu milikku!"
Li Beijue tidak menyangka Chi En akan bereaksi seperti itu hanya untuk sebuah liontin. Ia mengerutkan kening dan melihat liontin beruang murahan di tangannya, dan melirik Chi En sambil berkata, "Apa ini? Hanya liontin yang patah. Aku akan membelikanmu yang lebih baik nanti. Sudah begitu tua, tidak layak dipakai di ponsel wanita milik Li Beijue."
Setelah mengatakannya, ia membuka jendela dan membuang liontin beruang itu.
"Tidak mau!"
Chi En menyaksikan Liontin beruang kecil itu berubah menjadi kilau dan menghilang di luar jendela. Wajah itu semakin memerah karena marah. Tanpa bisa dicegah ia segera berteriak kepada Si Chen, "Berhenti!"
Apa yang salah dengan wanita ini?
Li Beijue tidak suka dengan tindakan Chi En.
Namun, Chi En tampaknya tidak melihat ketidaksenangan yang ditunjukkan Li Beijue dan kembali berteriak, "Berhenti! Aku sudah bilang padamu untuk berhenti!"
Ia berteriak sambil bangkit dan terus mengetuk penyekat antara kursi pengemudi dan kursi belakang dengan keras.
Li Beijue tidak bisa melihat pemandangan ini. Ia segera menarik Chi En dan dengan paksa menjepitnya di lengannya. "Ada apa, bukan cincin yang rusak, kan? Aku akan membayarmu."
Chi En tidak dapat menemukan tempat untuk melampiaskan amarahnya.
Saat ini Chi En benar-benar ingin memberi Li Beijue sebuah kepalan tangan untuk memberi tahunya bahwa itu bukanlah liontin biasa. Liontin itu memiliki arti khusus baginya. Itu adalah hadiah ulang tahun yang dibeli Chi Baobai untuknya dengan uang tahun baru!
Tapi Chi En tidak berani melakukannya.
Bahkan jika ia marah lebih menjadi-jadi lagi, ia tahu bahwa pria di depannya adalah orang yang tidak bisa ia lawan.
Dada Chi En bergetar beberapa kali sampai akhirnya ia mencoba untuk menahan amarahnya.
Namun, ia tidak mengatakan sepatah kata pun setelah itu. Ia tidak melihat orang di sekitarnya dan hanya menunjukkan ekspresi tidak senangnya.
Ini adalah pertama kalinya Chi En marah pada Li Beijue setelah pertemuan mereka kembali.
Entah kenapa Li Beijue justru merasa Chi En sedikit manis dengan ekspresi yang ia tunjukkan saat ini.
Chi En menundukkan kepalanya, memegangi jari-jarinya, mengisapnya secara samar, dan menggigit ujung jarinya.
Chi En melakukannya untuk menahan amarahnya dan tampaknya jari-jarinya bisa menahan tubuhnya yang menggigil karena amarah.