Lift yang mereka naiki bergerak ke lantai 11 dan Li Beijue masih saja terus memeluknya. Lalu mereka berhenti di depan sebuah pintu.
"Ambil."
Sebuah kartu magnetik di letakkan di telapak tangan Chi En.
"Apa ini?"
"Kamu ini benar-benar bodoh atau berpura-pura bodoh? Aku heran bagaimana kamu bisa tidak dirawat di rumah sakit kota ini karena dimakan seseorang sampai hari ini?"
Li Beijue meraih kartu magnetiknya dan menggesekkannya ke logam di pintu.
'Klik.'
Terdengar suara pintu terbuka.
"Fasilitas keamanan taman Bauhinia di komplek apartemen adalah yang terbaik di Beijing. Pintu di sini harus digesek dengan kartu ini. Lift menggunakan sistem pengenalan wajah canggih berteknologi tinggi. Kecuali penghuni gedung ini, tidak ada orang lain yang bisa masuk ke sini. Benar-benar aman. Ada juga supermarket yang biasanya diperuntukkan bagi orang-orang yang perlu membeli sayuran. Kebutuhan sehari-hari dapat dibeli di supermarket. Supermarket di sini cukup menggunakan kartu magnetik ini dan batas penggunaan setiap kartu adalah 100.000 yuan. Setelah menggunakannya, kamu hanya perlu mengisi ulang di pipa material. Aku belum menggunakan uang di kartu ini. Lihat ini."
Chi En juga baru mendengar untuk pertama kalinya bahwa berbelanja di supermarket hanya perlu menggunakan kartu magnetik yang sama dan ia bisa langsung membawanya. Ia tertegun. Reaksinya sungguh tidak tepat.
Pria itu telah memberinya cincin berlian dan kartu apartemen mewah. Sebenarnya apa yang direncanakan pria ini?
"Li..."
Orang di sampingnya sudah lebih dulu masuk ke dalam.
Chi En tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.
"Li Beijue, aku….."
"Ssst." pria di depannya berhenti, "Lihat, apa kamu suka?"
Chi En mengikuti telunjuk Li Beijue yang mengarah ke dalam ruangan untuk melihat seluruh rumah yang dibalut nuansa hitam dan putih dengan dekorasi sederhana. Di sofa bundar besar, ada lebih dari selusin bantal boneka, berwarna-warni, yang tidak selaras dengan keseluruhan dekorasi rumah yang sederhana dan mewah.
Chi En tidak bisa menahan kepalan tangannya. Ia tidak tahu apakah saat ini kukunya sudah tertancap di dalam dagingnya atau belum.
Sekilas saat ia melihat tumpukan boneka bantal yang ada di sofa dan mengencangkan bibirnya .
Chi En sangat menyukai boneka serat dan ia selalu suka membelinya lalu melemparkannya ke sofa. Ia tidak menyangka Li Beijue masih mengingat itu semua.
"Aku tanya kamu suka atau tidak?"
Tiba-tiba tangan dinginnya ditarik secara paksa dan perlakuan itu membuat sedikit sengatan di perut Chi En. Ia kembali tersadar dari lamunannya dan segera menarik tangannya.
Kedua matanya berkedut hebat.
"Jue Xiao."
Ia mengambil napas dan menatap pria yang nampak tidak senang tangannya ditarik dari genggamannya.
"Kita perlu bicara."
Li Beijue mengangkat matanya. Ia menoleh ke samping dan berbisik pada Si Chen, "Keluar."
Begitu Si Chen melihat atmosfer kedua orang itu cukup tegang, ia bergegas pergi dan mereka menutup pintu.
Li Beijue memutar badan dan berjalan menuju ke sofa. Ia mengulurkan tangan ke arah Chi En, "Sini."
Chi En masih nampak ragu-ragu.
"Bukankah kamu ingin berbicara padaku? Kemarilah, duduk di sampingku. Ayo kita bicara."
"....ya."
Chi En duduk, tetapi tidak di sebelah Li Beijue, melainkan di seberangnya.
Tetapi sofa itu berbentuk bundar, duduk di samping dan duduk di sisi yang berlawanan tidak akan ada bedanya.
Awalnya Chi En berpikir Li Beijue akan membiarkannya duduk di sana. Tidak disangka ia yang terlihat seperti tidak memperhatikan hal kecil ini langsung mengangkat kedua kakinya dan bergerak pindah ke samping Chi En, "Katakan, kamu ingin membicarakan apa?"
Tangan besar Li Beijue mengaitkan beberapa gumpalan rambut panjang Chi En ke telinga yang membuat ia semakin bisa melihat kecantikan di wajah Chi En.
Chi En menarik nafas samar dan ia berkata dengan tenang, "Li Beijue, jangan seperti ini. Aku benar-benar ingin berbicara serius denganmu."
"Oh, maaf. Aku sebaliknya. Aku tidak ingin berbicara denganmu tentang apa pun kecuali di atas ranjang. Bagaimanapun, apa yang kau katakan tidak lebih dari kata-kata sok itu."