Seolah telah menemukan sesuatu yang menyenangkan, Li Beijue mencondongkan tubuhnya ke telinga Chi En, menarik napas dan tersenyum samar, "Apa yang membuatmu gemetar?"
Brengsek!
Moody, sakit jiwa!
Jika itu adalah telinga orang normal yang dihembuskan nafas, tentu orang itu akan bergetar!
Chi En kehilangan kekuatan amarahnya. Ia merasa sangat tak berdaya. Jangan terlalu mengabaikannya.
Li Beijue memegangi daun telinga Chi En dan menggigitnya sebentar. Sampai akhirnya ia mengeluarkan kotak persegi kecil dari suatu tempat dan membukanya.
Di dalamnya ada cincin berlian berbentuk hati yang sangat indah, telihat dari ukiran dan bahannya. Sekilas melihat, bisa disimpulkan cincin itu bernilai fantastis.
Li Beijue menundukkan kepalanya, mengangkat tangan kiri Chi En, meletakkan cincin berlian di jari tengahnya, lalu mengepalkannya, "Ini milikmu."
"Aku..."
"Jika kamu melepasnya, kamu akan mati!"
Ini adalah ancaman penuh intimidasi!
Chi En menatap cincin itu. Ia memprediksi setidaknya cincin ini 7 atau 8 karat. Orang-orang yang tidak tahu tentang berlian yang ada di atas cincin itu pasti mengira itu adalah manik-manik kaca dekoratif. Chi En berkata kepada Li Beijue dengan nada setenang mungkin, "Aku tidak bisa mengambil cincin ini. Ini terlalu mahal. Aku tidak melakukan jasa apapun untuk bisa mendapatkan hadiah. Aku tidak bisa menerima barang-barang yang begitu mahal."
Li Beijue tahu Chi En pasti akan mengatakan itu. Ia hanya meliriknya lalu menggenggam tangannya dengan erat, dan meletakkannya di pahanya. Suasana hatinya sedang baik, "Siapa bilang kamu tidak punya jasa apapun? Tunggu saja, kamu akan mendapatkannya nanti."
"Apa maksudnya?"
Li Beijue dengan hati berbunga mengangkat sudut mulutnya dan memandang ke luar jendela dan mengabaikannya.
Chi En begitu penasaran tetapi ia tidak bisa mengejar Li Beijue untuk terus menuntut jawaban. Ia juga tidak bisa menarik kerah Li Beijue untuk membuatnya jelas. Kemungkinan hasilnya malah pria itu akan kembali menekannya ke kursi mobil untuk melanjutkan urusannya yang belum selesai.
...
Mobil Lincoln itu berderap jauh ke dalam kelompok bangunan-bangunan mewah.
Si Chen memarkir mobilnya di bawah salah satu bangunan. Pria itu membuka pintu untuk mereka berdua dan menatap Chi En sambil tersenyum.
"Nona Chi, kita sudah sampai. Silakan turun."
Saat ini Chi En merasa tidak nyaman dengan Si Chen. Apalagi sekarang Chi En tahu bahwa Si Chen masih mengenal suami yang belum pernah ia temui sebelumnya. Perasaan itu bahkan terasa lebih menggelisahkan.
Situasi ini layaknya ia sedang berselingkuh dengan orang lain di hadapan teman suaminya.
Si Chen telah menemukan fenomena yang menarik ini dan ingin terus mengamatinya.
Pandangan posesif dari pria yang ada di dalam mobil itu kembali menekannya. Tapi tatapan itu tidak cukup untuk memperingatkannya. Seolah-olah ia telah menyatakan kedaulatan, ia meletakkan tangannya di pinggang ramping Chi En.
"Apa yang kamu lakukan?" Chi En berusaha menyingkirkan tangan besar itu.
"Jika kamu memindahkanku lagi itu berarti kamu sama saja memintaku untuk menciummu." Li Beijue tidak hanya tidak melepaskan tangannya tapi juga menghentikan gerakannya.
Chi En membeku seketika. Ia tahu begitu pria itu mengatakannya ia bisa melakukannya kapan saja.
Ia bahkan berani melakukan "hal semacam itu" di depan orang lain di mobil, berciuman di depan umum, di depan orang-orang. Chi En yakin pria itu pasti bisa melakukannya!
Akhirnya, Chi En membiarkan tangan pria itu tetap bersandar di pinggangnya. Li Beijue benar-benar dalam suasana hati yang lebih baik. Bahkan wajahnya yang tampan, yang selalu terlihat tidak bahagia, jarang tersenyum, saat ini bibirnya terangkat dengan gembira.
Ia menebarkan aura positif dan matanya terlihat lebih bersinar.
Setelah mengikutinya, Chi En akhirnya mengerti mengapa begitu banyak wanita yang walaupun tahu bahwa ia memiliki temperamen yang buruk tetapi tetap senang memeluknya.
Lagi pula, nama "Li Beijue" tidak hanya mewakili harta yang tidak dapat habis meskipun telah dihambur-hamburkan, tetapi juga dapat membuat wanita mana pun rela menjadi pelacur.