Gerakan Nan Zhi saat naik ke mobil tiba-tiba terhenti.
Lelaki itu melepas jasnya, kemeja putihnya tampak rapi. Lelaki itu juga mengenakan rompi formal, tubuhnya tampak ramping. Ada sebuah bros yang terletak di rompi bagian dadanya. Gayanya tampak begitu elegan dan bersinar seperti kaisar.
Kakinya yang ramping dan jenjang sedikit terbuka, posisi duduknya tampak begitu sombong. Jari-jemarinya yang panjang tertumpu di lututnya. Dari mansetnya bisa terlihat dengan samar-samar kalau ia mengenakan jam tangan yang mahal.
Lelaki itu tampak menyipitkan matanya, kepalanya melihat ke arah jendela mobil di sisi lain. Jika dilihat dari arah Nan Zhi, yang terlihat hanya hidungnya yang mancung dan bibirnya yang sedikit mengerut, serta rahangnya tampak begitu tampan.
Meskipun hanya bisa melihat setengah dari wajahnya, tapi wajah lelaki itu tampak tampan.
Sangat tampan dan dingin.
Perempuan seperti Nan Zhi yang sudah kecewa dengan lelaki, kini merasa penasaran untuk melihat dengan jelas wajah lelaki itu.
Dengan sedikit menggigit bibir merahnya, Nan Zhi masuk dan menutup pintu mobil.
Setelah mobil dinyalakan, Nan Zhi mengucapkan terima kasih.
Lelaki itu tidak menghiraukannya, dan Bodyguad yang ada di depan menjawab ucapan terima kasih Nan Zhi dengan ucapan sama-sama.
Hari ini Nan Zhi mengenakan kemeja sifon warna putih dan rok hitam pendek. Kakinya yang tak tertutup oleh rok tampak putih dan jenjang. Bagian pinggangnya yang sebelah kanan tampak basah, sehingga membuat bajunya melekat di kulit, menampilkan garis pinggang dan kaki yang indah.
Nan Zhi mengikat rambutnya rendah di belakang, wajahnya yang cantik membuat orang yang melihatnya akan merasa terpukau. Lipstik di bibirnya berwarna merah, dan warna kulitnya tampak putih cerah. Hal itu membuat orang yang melihatnya tak bisa mengabaikannya.
Bahkan Bodyguard yang selama ini memiliki kekuatan menahan diri yang bagus, secara diam-diam sesekali melihat Nan Zhi dari kaca spion.
Tapi lelaki yang ada di samping Nan Zhi justru tampak begitu acuh. Lelaki itu tampak mempertahankan posisi duduknya sama seperti saat Nan Zhi naik ke mobil, dan tidak mempedulikan sosok cantik yang ada di sampingnya.
Nan Zhi mengambil tisu dan menyeka tubuhnya yang basah. Sudut matanya diam-diam melihat ke arah celana lelaki itu yang tampak rapi.
Meskipun tidak bisa melihat keseluruhan wajah lelaki itu, tapi hidung, bibir, dan rahang wajahnya, membuat Nan Zhi merasa cukup familiar.
Tiba-tiba ia mengingat hal mengejutkan di pagi hari yang terjadi empat tahun yang lalu. Seluruh tubuh Nan Zhi tiba-tiba merasa begitu kacau.
Ya Tuhan, ini tidak mungkin kebetulan kan?
Nan Zhi memalingkan muka dari celana lelaki itu, lalu perlahan bergerak ke atas, menyusuri bahu dan dada lelaki yang tampak kuat, kemudian terakhir jatuh di bibirnya yang selalu tampak cemberut.
Lelaki itu tampak meremehkan dan angkuh, benar-benar terlihat sombong.
Terkadang saat Nan Xiaokai marah, bocah itu juga memancarkan aura yang seperti ini.
Tanpa sadar, tubuh Nan Zhi sudah mendekat ke samping lelaki itu.
Jaraknya sungguh dekat hingga Nan Zhi bisa mencium aroma maskulin pria itu, yang bercampur dengan aroma tembakau, sangat harum hingga dengan mudah bisa menggerakkan hati perempuan.
Nan Zhi dari kecil sudah dilahirkan dari keluarga kaya, dan ia sudah terbiasa melihat lelaki terkenal. Namun, sebenarnya Nan Zhi tidak begitu tahu tentang lelaki tampan.
Saat ini Nan Zhi hanya ingin tahu seperti apa lelaki ini.
Tubuhnya, tanpa sadar telah mendekati lelaki itu lebih dekat lagi.
Di antara mereka berdua, hanya berjarak satu telapak tangan saja.
Bodyguard yang sedang menyetir di depan tampak terkejut sesaat ia melihat ke belakang melalui kaca spion. Ia melihat Nan Zhi duduk di sangat dekat dengan lelaki itu. Bodyguard itu sangat terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa. Kegugupan dan ketakutannya membuatnya menginjak rem mobil dengan panik.
Nan Zhi yang tidak siap, tubuhnya terbanting ke depan. Ketika ia berpikir bahwa dirinya akan membentur bagian belakang kursi depan, lengannya tiba-tiba ditarik oleh telapak tangan yang sedikit dingin.
Nan Zhi memiliki kulit yang halus, jadi saat lengannya ditarik oleh lelaki itu, Nan Zhi bisa merasakan kulit dari jari lelaki itu.
Kering, dingin, kasar, dan terasa sedikit tebal.
Setelah Nan Zhi duduk dengan stabil, lelaki itu melepaskan genggamannya tanpa melihat Nan Zhi sedikitpun. Kemudian lelaki itu berkata dengan nada dingin. "Duduk sebelah sana!"
...