Chereads / Angan-Angan Tertinggi / Chapter 10 - Mendekati Pahanya

Chapter 10 - Mendekati Pahanya

Rolls Royce itu mulai berjalan kembali.

Melihat Nan Zhi tidak diusir dari mobil, Bodyguard itu diam-diam menghela nafas lega.

Tuan muda yang duduk di belakang itu, sudah mandiri sejak usia 18 tahun, dan memulai bisnisnya sendiri. Sekarang usianya baru 26 tahun, tapi sudah menjadi presiden direktur di S.G Multinasional Grup. Dia adalah seorang pebisnis termuda, terkaya, dan paling tampan di dunia yang cukup legendaris.

Lelaki itu sangat berkuasa. Ada banyak perempuan yang kagum padanya. Tapi lelaki itu tak dekat dengan perempuan manapun. Sejauh ini, ia hidup dengan nyaman. Bodyguard itu selama ini belum pernah melihat seorang perempuan bisa menaklukkan lelaki yang dingin dan suram itu.

Nan Zhi secara otomatis merasakan aura dingin yang dikeluarkan oleh lelaki yang ada di sampinya itu. Nan Zhi menutup matanya lalu tersenyum kecil, kemudian tangan kirinya menyentuh cincin yang dikenakan di jari tengah tangan kanannya.

Selama ini Nan Zhi tidak pernah kekurangan penggemar di sekelilingnya. Ia tidak suka lelaki yang yang terus mengejar-ngejarnya, karena itu ia sengaja memakai cincin yang diberikan oleh ibunya.

Hal itu membuat orang mengira bahwa Nan Zhi sudah ada yang memiliki.

Nan Zhi melepas cincin itu, dan menjentiknya dengan pelan.

Kemudian terdengar suara dentingan saat cincin itu terjatuh di bawah kaki jenjang lelaki itu, dan perlahan jatuh di bawah kursi yang diduduki oleh lelaki itu.

Hal itu membuat Nan Zhi tidak bisa mengambilnya.

Nan Zhi menatap wajah tampan lelaki itu, dengan suara lembut ia, "Tuan, cincinku jatuh, apa kamu bisa membantuku mengambilkannya?"

Diam.

Tenang.

Yang ada hanya suara nafas Nan Zhi sendiri.

Ia menatap sebentar lelaki yang sedang memegang rahangnya itu.

Nan Zhi merasa kalah.

Ia baru pertama kali bertemu dengan seorang lelaki yang dingin seperti ini, hingga membuat udara yang ada disekitarnya seperti membeku.

Fiuh, mau dilihat bagaimanapun, lelaki itu tidak seimut orang yang sedang menyetir.

Nan Zhi tak lagi berbicara saat merasakan tekanan energi yang begitu dingin.

Ia akhirnya memindahkan tubuhnya ke sisi jendela yang lain.

Mereka berdua masing-masing duduk di tepi, dan di bagian tengah mereka seperti ada sekat yang tak bisa dilalui.

Nan Zhi sudah lama tidak dibuat kesal oleh seorang lelaki.

Fu Shoxiu masih menjadi satu-satunya lelaki yang membuat Nan Zhi ingin memukulnya hingga ke laut pasifik.

Dan sekarang, lelaki yang tak bergerak seperti patung itu, telah membuatnya memiliki dorongan serupa.

Mobil itu telah turun dari jembatan, dan Mu Sihan berkata, "Berhenti."

Bodyguard sudah bersama-sama dengan Mu Sihan beberapa tahun, jadi otomatis Bodyguard itu tahu apa yang Mu Sihan maksud. Mobil berhenti, dan lelaki itu melihat sekilas ke arah Nan Zhi. "Nona, maaf kami hanya bisa membantumu sampai sini."

Nan Zhi pun memahami maksudnya. "Terima kasih."

Perempuan itu kemudian membuka payung dan turun dari mobil.

Setelah beberapa detik, ia berputar ke pintu mobil sisi yang lainnya.

Jendela mobil telah dibuka oleh lelaki yang ada di dalam.

Lalu, sebuah tangan besar menjulur keluar. Tangan tersebut terlihat memegang sebuah cincin berlian.

Sebenarnya Nan Zhi sengaja menjatuhkan cincin itu.

Namun tanpa sadar Nan Zhi melihat ke arah lelaki itu.

Setelah menunggu beberapa detik, Nan Zhi tidak mengambil cincin itu. Hal itu membuat lelaki itu memiringkan kepalanya dan melihat keluar jendela.

Perempuan itu berdiri dengan membawa payung di bawah hujan dan kabut. Perempuan itu bertubuh tinggi dan langsing, kulitnya tampak putih dan cantik serta menarik. Meskipun berdiri di bawah langit yang mendung, perempuan itu tetap terlihat bersinar.

Saat lelaki itu memiringkan kepalanya, Nan Zhi akhirnya bisa melihat dengan jelas wajah lelaki itu.

Alisnya tampak hitam dan tajam, hidungnya mancung, dan tampak sangat tampan seperti sebuah lukisan.

Mu Sihan melihat Nan Zhi yang tampak tertegun. Kemudian lelaki itu tersadar bahwa kemeja yang dikenakan Nan Zhi, dua kancingnya telah terbuka dan memperlihatkan dadanya yang putih.

Hal itu membuat ekspresi lelaki itu berubah, kemudian ia menyentil cincin itu masuk ke tas kecil Nan Zhi. Lalu lelaki itu menutup jendela mobil, kemudian mengambil sebuah kotak rokok dari saku celananya. Ia menyalakan satu dan menghisapnya, lalu dengan suara dingin berkata, "Jalan."

Sampai mobil itu melaju pergi, Nan Zhi baru sadar.

Pusing, tadi Nan Zhi benar-benar terlalu terkejut sampai ia tidak bertanya kepada lelaki itu cara untuk menghubunginya, terlebih lagi, ia tidak ingat nomor plat mobilnya.

Selesai sudah.

Ningcheng begitu besar, bagaimana Nan Zhi harus mencarinya?