Chereads / Angan-Angan Tertinggi / Chapter 11 - Sehelai Rambut Untuk Tes DNA

Chapter 11 - Sehelai Rambut Untuk Tes DNA

Nan Zhi tidak boleh seratus persen yakin bahwa lelaki tadi adalah orang yang tidur dengannya empat tahun yang lalu.

Karena ia hanya melihatnya sekilas sebelum lelaki itu pergi. Apalagi hal itu juga sudah berlalu beberapa tahun, dan tak peduli seberapa baik ingatannya, pasti ingatannya sedikit kabur.

Jika ia mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan lelaki itu, Nan Zhi harus mendapatkan rambut lelaki itu terlebih dahulu, untuk dites DNA dengan Xiaokai.

Nan Zhi berjalan beberapa langkah ke depan sambil membawa payung, dan tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang salah.

Lelaki itu menatap Nan Zhi saat memasukkan cincinnya ke dalam tas.

Kemudian Nan Zhi bergegas menundukkan kepalanya.

Nan Zhi melihat kancing kemeja sifonnya yang entah sejak kapan terbuka, dan mengekspos renda bra berwarna hitam di dalamnya, samar-samar terlihat gundukan berwarna putih yang tampak penuh, dan tiba-tiba telinganya terasa panas.

Ia segera mengancingkan bajunya, lalu menggigit bibir merahnya dan melirik ke arah dimana mobil itu menghilang.

Ia mendengus singkat karena telah membiarkan lelaki itu melihat dengan cuma-cuma.

Hujan turun dengan lebat, dan lalu lintas juga sedang macet. Hal itu membuat Nan Zhi telat datang ke stasiun TV.

Nan Yao keluar dari aula dengan sepatu heels nya, di sampingnya ada beberapa perempuan yang juga mengikuti interview. Semua orang memberi selamat kepada Nan Yao yang memang langsung diterima.

Nan Yao mengenakan gaun yang elegan, dari kepala hingga kaki didandani dengan sangat indah, tak lagi seperti bebek buruk rupa yang dibawa Ding Shuman saat memasuki pintu keluarga Nan waktu itu.

Melihat Nan Zhi yang tampak susah, Nan Yao tertegun beberapa detik, kemudian tersenyum menghina.

Nan Yao memakai kacamata yang dilapisi berlian, dan ia berpapasan dengan Nan Zhi.

Nan Zhi mengambil beberapa langkah ke depan, dari belakang terdengar suara lembut Nan Yao. "Kak Shaoxiu, kamu sudah kembali dari perjalanan dinas, aku sangat merindukanmu!"

Tubuh Nan Zhi tiba-tiba membeku sejenak.

Ia menegakkan dadanya tanpa menoleh kebelakang, dan terus berjalan ke arah lift.

Fu Shaoxiu dikejutkan oleh perempuan yang tiba-tiba memeluknya. Pada saat ia mencium dahi Nan Yao, sudut matanya tertuju pada sosok bertubuh jenjang dan langsing.

Matanya yang coklat gelap tertumpu pada kedua kaki Nan Zhi yang jenjang dan ramping.

Nan Zhi memakai rok pendek warna hitam, kakinya terlihat indah, dan bentuk tubuhnya tampak sempurna dengan kulitnya yang putih mempesona.

Di ingatan Fu Shaoxiu, hanya ada satu orang perempuan yang memiliki kaki seindah itu.

Nan Zhi.

Apakah Nan Zhi telah kembali?

Tubuh Fu Shaoxiu tiba-tiba mendidih, tangan besar yang melingkar di pinggang Nan Yao tiba-tiba terasa begitu erat.

Nan Yao yang ada di pelukannya mendongakkan kepalanya, melihat tatapan Fu Shaoxiu yang redup dan panas menatap ke arah Nan Zhi yang mulai menghilang, membuat rasa cemburu dan amarah Nan Yao yang lama hilang, kini muncul lagi di hatinya.

Nan Yao dan Fu Shaoxiu sudah bertunangan, dan itu sudah diumumkan ke publik. Tapi ternyata Fu Shaoxiu masih mengingat Nan Zhi.

Dasar perempuan rubah, begitu kembali langsung berusaha untuk menarik perhatian tunangan orang!

...

Saat Nan Zhi tiba di ruang interview, resepsionis menghentikannya. "Tes pertama telah berakhir, Silakan pergi!"

Sebagai seorang penyiar, syarat utamanya adalah ketepatan waktu. Jika peserta interview tidak bisa memenuhi syarat ini, maka akan langsung gagal.

Nan Zhi tidak memaksa masuk ke dalam, dan tahu bahwa dirinya salah karena telah terlambat. Setelah menunggu selama sepuluh menit, lima juri keluar dari ruang interview.

Nan Zhi bergegas menuju ke sana saat resepsionis tidak memperhatikan, kemudian ia membungkuk dan dengan tulus berkata, "Para juri, saya sungguh-sungguh minta maaf karena telah terlambat. Saya berharap kalian bisa memberi saya satu kesempatan lagi."

Beberapa juri saling memandang, dan juri senior yang ada di paling depan tampak mengerutkan keningnya, kemudian dengan dingin berkata, "Tes pertama telah berakhir."

Resepsionis tampak mulai bereaksi, dan ia mengeluhkan sikap Nan Zhi di dalam hati. Kemudian ia berniat untuk menarik Nan Zhi, tapi tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang berwibawa. "Tunggu sebentar."

Nan Zhi membungkuk dan menundukkan kepalanya. Orang yang ada di situ tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya, jadi hal pertama yang menarik perhatian mereka adalah suara Nan Zhi.

Suara Nan Zhi terdengar indah dan manis, pelan dan lembut. Satu kata minta maaf saja bisa membuat semua orang tahu bahwa ia memiliki warna suara yang berbeda.