Pada malam hari, Jiang Mianmian mengganti bajunya dengan setelan pakaian rumahan berwarna krem setelah mandi, kemudian dia berjalan menuju ruang kerja Zhan Muqian dan mengetuk pintu setelah sampai di depannya. Dia lalu berjalan menuju meja kerja dan memberikan hormat kepada sang panglima layaknya seorang militer. Setelah itu, dia pun memberikan lembar kertas soal yang telah diisi lengkap olehnya.
Zhan Muqian mengambil kertas yang disodorkan Jiang Mianmian dengan ekspresi datar dan kemudian mengoreksinya. Gadis itu hanya menatapnya dan bertanya-tanya dalam hati, kira-kira siapa sebenarnya dia ini? Seorang panglima perang atau seorang guru profesional SMA?
Nilai Bahasa Inggris masih lebih baik namun juga nyaris tidak berhasil, Jiang Mianmian hanya mendapatkan nilai sebesar 60, namun nilai matematikanya masih mengerikan. Zhan Muqian melemparkan kertas soal ke meja kerja, membuat dia merasa lemas dan dengan ekspresi wajah memelas berkata, "Paman, aku benar-benar tidak bisa mengerjakannya. Aku sudah mencoba melakukan yang terbaik, jangan hukum aku untuk menyalin kertas soal. Aku mohon, paman…" Dia mengepalkan kedua tangannya seperti orang yang sedang berdoa dan memohon kepada sang panglima.
Apapun yang Jiang Mianmian lakukan sekarang ini hanyalah sebuah trik untuk bersandiwara di depan Zhan Muqian. Untungnya hari ini dia mengenakan pakaian yang cocok jika digabungkan dengan ekspresinya saat ini.
Zhan Muqian yang berada di samping kiri Jiang Mianmian sedikit membungkukkan dadanya. Dia kemudian berdeham pelan dan berkata dengan nada bicara yang serius, "Baiklah kamu tidak perlu menyalin. Bilangan liberal pada pelajaran matematika yang ada di kertas soal ini 80% merupakan pertanyaan yang paling dasar dan tingkat kesulitannya pun jauh di bawah soal ujian masuk perguruan tinggi tapi kamu hanya mendapat 34 poin dan kamu tidak bisa menyelesaikan pertanyaan paling dasar dengan baik. Hukuman pertama, bacalah rumus yang ada di buku pelajaran kemudian salin sebanyak tiga kali, aku akan mengujimu sendiri besok malam. Jika kamu tetap tidak dapat mengingatnya..."
Jiang Mianmian merasa khawatir dengan lanjutan kalimat yang menggantung itu. Seketika dia memutar kembali ingatannya pada peristiwa pukulan di meja tadi malam, entah kenapa leher putihnya tiba-tiba berubah warna menjadi merah.
Zhan Muqian memicingkan matanya dan mencibir dengan peringatan yang bahaya, "Jika kamu masih tidak dapat mengingat, aku rasa sepertinya kamu tidak ingin ke perguruan tinggi, jadi kamu tidak perlu belajar lagi, cukup tinggal saja di rumah saja dan melayaniku."
"Tunggu... melayanimu?" tanya Jiang Mianmian keheranan.
Bibir Zhan Muqian saat ini terlihat sangat seksi sehingga dia tampak seperti setan paling berbahaya dalam kegelapan. Dia melambaikan tangannya pada gadis bodoh itu dan berkata "Sini mendekat."
Jiang Mianmian pun berjalan menghampirinya dengan langkah guntai. Zhan Muqian lalu memegang tangan kecilnya yang lembut dan berkata, "Berlutut, lepaskan dan tahan." Kemudian dia melanjutkan perkataannya, "Tidak masalah. Aku akan mengajarimu."
Otak Jiang Mianmian berdengung, pipinya terasa terbakar. Apakah yang dia maksud adalah… Batinnya. Tiba-tiba dia langsung mengumpat, "Bajingan! Bajingan tua!"
Mata Zhan Muqian melihat Jiang Mianmian dengan tatapan suram, kemudian dia berkata dengan intonasi yang berwibawa, "Satu kali mengumpat, satu jam untuk menghadap ke tembok dan…"
Setelah mendengar perkataan Zhan Muqian, Jiang Mianmian buru-buru menutup mulutnya menggunakan tangannya tanpa berpikir panjang. Dia berdiri tegak, kemudian duduk kembali dengan santai hingga akhirnya dia terangkat tinggi. Pipinya serasa terbakar, "Jangan bilang… Tidak! Tidak untuk kali ini! Bajingan! Tidak untuk kali ini. Aku tidak bermaksud untuk mengumpat!"
Telapak tangan lembut Jiang Mianmian menyerang bibir tipis Zhan Muqian, namun dia tetap tidak berhenti melakukan aksinya dan malah menarik tangan kecil gadis itu, menekan telapak tangannya, lalu menekan seluruh tubuhnya.
Walaupun Jiang Mianmian telah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir, tapi hal ini benar-benar yang melengkapi julukannya sebagai gangster kecil. Namun, karena penampilannya yang sempurna, perkelahian itu tidak dapat mengubah warna dan kualitas kulitnya, sangat putih seputih salju, sedingin es dan lembut. Tangan-tangan kecilnya, jika diajari baik-baik, dia pasti bisa bisa melayani dengan memuaskan. Zhan Muqian lalu menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Catat rumusnya dengan baik, setidaknya kamu harus mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang layak. Jika kamu tidak ingin belajar, tinggal di rumah saja dan lahirkan bayi untukku."