Chereads / Cinta Seperti Bintang / Chapter 33 - Panglima Perang Dari Langit, Menjemput Pacarnya

Chapter 33 - Panglima Perang Dari Langit, Menjemput Pacarnya

Jiang Mianmian adalah seorang gadis yang tangguh, dia berusaha menghindari pecahan kaca sehingga tidak menyebabkan bagian terpenting di tubuhnya terluka. Namun, tanpa sadar dia berlutut dan tiba-tiba...

Walaupun saat ini dia menggunakan pakaian yang menutupi bagian kakinya, akan tetapi pecahan kaca masih dapat menembus kain dan menusuk ke lututnya.

Seketika Jiang Li berteriak seakan-akan terkejut dan hampir melompat untuk membantu Jiang Mianmian. Li Shengyuan juga menampakkan ekspresi seakan-akan peduli padanya dan berkata dengan nada penuh kekhawatiran yang dibuat-buat, "Mianmian, kamu ini sudah besar bagaimana mungkin masih sangat ceroboh…"

Jiang Li merentangkan tangannya berniat untuk membantu, namun tangan itu ditepis dengan keras oleh Jiang Mianmian. Wajah adik tirinya itu menjadi pucat menahan kesakitan, namun dia tetap meneruskan sandiwaranya dan berkata dengan nada lembut yang juga dibuat-buat, "Kakak, kakimu berdarah…"

Jiang Mianmian mengutuk dalam hati dan mencoba untuk bangkit.

Kemudian, tiba-tiba....

Jiang Mianmian yang merangkak di tanah, lalu jatuh ke pelukan seorang pria bertubuh besar dan hangat. Rupanya sosok itu adalah Zhan Muqian yang datang ke Istana Presiden masih mengenakan seragam militernya, wajahnya yang tegas terlihat sedikit lelah. Lututnya masih sangat sakit sehingga dia tidak melihat bagaimana panglima perang itu ada di hadapannya dan kemudian menggendongnya.

Hari ini, Jiang Mianmian memakai lipstik tipis sehingga bibirnya terlihat sedikit pucat, namun matanya berkedip seperti biasanya seolah tidak terjadi apa-apa. Dia lalu berkata pada Zhan Muqian, "Paman Zhan, kamu juga ada disini? Apakah pakaian yang aku kenakan terlihat cantik? Apakah kamu sengaja membelinya untukku agar aku bisa memilih ini di ruang ganti…" Pada saat itu dia berkata bahwa itu adalah mahar untuknya ketika menikah.

Bibir tipis Zhan Muqian terlihat kencang dan matanya tertuju pada noda darah yang mengalir dari lutut Jiang Mianmian. Saat ini dia terlihat seperti sosok panglima gagah bagaikan dewa yang turun dari langit. Panglima yang berseragam dan terlihat gagah menggendong seorang gadis cantik di tangannya, gambaran seperti itu tentu tidak membuat orang lain merasa jijik. Alih-alih mencibir, mereka merasa bahwa yang dilihatnya saat ini merupakan pemandangan yang indah.

Mata Zhan Muqian yang dalam sedikit menyipit hingga terlihat seperti setengah lingkaran. Li Shengyuan dan yang lainnya terkejut oleh napasnya yang terdengar begitu dingin, Tak hanya itu tatapan matanya pun dingin dan tajam, seakan-akan dia bisa membunuh orang hanya lewat udara.

Li Shengyuan melangkah maju, lalu dengan canggung dia berkata, "Mianmian, Mianmian kau terjatuh dan terluka. Aku akan panggil staf medis untuk menangani luka itu agar tidak terinfeksi…"

Zhan Muqian memalingkan wajahnya ke Jiang Mianmian yang berada di tangannya. Bibirnya semakin pucat, tetapi dia tersenyum padanya dan berkata, "Paman, kamu mengecewakanku awalnya."

Zhan Muqian sedikit ragu, namun tetap mengikuti batinnya, dengan hati-hati dia menurunkan Jiang Mianmian. Gadis itu pun kemudian berdiri dengan tegak sambil menahan rasa sakit di lututnya. Dia memberi isyarat kepada pelayan yang berada tidak jauh darinya, lalu dengan anggun mengambil anggur merah dari nampan yang dibawa pelayan itu.

Di hadapan semua tamu undangan, Jiang Mianmian berjalan dengan sepatu hak tingginya, melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah berjalan menghampiri Jiang Li yang terlihat ketakutan. Dia lalu menatapnya dengan tatapan polos dan berkata, "Kakak, ada apa denganmu…"

Li Shengyuan juga merasa gugup, tapi bagaimanapun juga ini adalah sebuah acara besar. Dia beranggapan bahwa seberapa pun beraninya Jiang Mianmian, dia tidak akan berani menghancurkan pesta ulang tahun ayahnya.

Pergelangan tangan putih Jiang Mianmian menjambak rambut Jiang Li, kemudian menuang gelas berisi anggur merah yang ada di tangannya ke kepalanya.

Satu tetes, dua tetes…

Byur!

Semua isi gelas telah habis disiramkan ke kepala adik tirinya itu.

Hal itu membuat Jiang Li berteriak keras. Tetes demi tetes anggur merah mengalir dari kepalanya, membasahi rambut, wajahnya hingga bagian depan dadanya. Bagian depan pakaian berwarna lotus yang dia kenakan pun langsung berubah menjadi berwarna merah darah.

Akhirnya, Jiang Mianmian perlahan melepaskan jari-jarinya dari rambut Jiang Li, kemudian dia membanting gelas anggur merah tepat di sebelahnya. Adik tirinya itu kini terlihat seperti landak yang ketakutan.

Li Shengyuan tidak tahan lagi melihat Jiang Mianmian memperlakukan Jiang Li seperti itu. Matanya melotot, lalu dia berteriak, "Apa kau gila?! Jiang Li adalah adikmu!"

Jiang Mianmian mengusap kedua tangannya seolah sedang menghilangkan debu sambil tersenyum sinis. Di depan para tamu undangan, dia berkata dengan jujur dan lembut, "Aku baru saja terjatuh dan Jiang Li adalah orang yang membuatku terjatuh. Dia membuatku tersandung dengan kakinya." Para tamu undangan menghela napas. 

"Tidak, itu tidak mungkin!" Teriak Jiang Li. Dia merasa sangat teraniaya dan hampir menangis. Kemudian dia melanjutkan perkataannya, "Aku tidak melakukannya, kakak salah paham…"

Jari-jari putih Jiang Mianmian kemudian menunjuk ke setiap sudut ruang perjamuan dan berkata, "Ada 12 kamera CCTV di ruang perjamuan, sementara alat pemantaunya ada di ruang penjaga. Kenapa kamu tidak pergi ke ruang penjaga untuk memastikannya saja?"