Gadis mungil dengan kuncir kuda itu sedang diborgol di sudut ruang tahanan. Wajah bulat kecilnya semakin terlihat muda, hidungnya sedikit tergores dan mantel bulu hitamnya tampak berlumuran darah. Ketika Zhan Muqian muncul di luar pintu, saat itu Jiang Mianmian mendongak dan terlihat mengantuk, namun dia cepat-cepat membuka mulutnya, lalu berkata dengan senyuman yang manis, "Selamat malam, Paman Zhan..."
Zhan Muqian pun berjalan menghampirinya dengan langkah-langkah yang panjang, lalu mengamatinya. Jari-jarinya yang panjang kemudian menyentuh rambutnya yang berantakan sambil berkata tegas, "Kenapa berkelahi?"
Jiang Mianmian tersenyum dan berkata, "Uhm… karena suasana hatiku sedang buruk!"
Para polisi tidak sedang berada di sana, maka dari itu, Jiang Mianmian sama sekali tidak gugup saat dirinya harus berhadapan dengan Zhan Muqian yang telah melakukan 'itu' dengannya untuk pertama kali. Dengan intonasi suara yang dingin, pria itu berkata, "Kenapa kamu mengatakan kepada mereka bahwa aku adalah walimu?"
Mungkin Jiang Mianmian sedang merasa lelah, jadi dia terdengar jauh lebih lembut daripada sebelumnya. Dia lalu menjulurkan lidah kecilnya dan berkata gamblang, "Aku diusir dari Istana Presiden setelah tidur bersamamu di dalam pesawat tempur. Jadi, tidak ada lagi yang bisa melindungiku lagi. Lagipula, apa sang presiden mau menjamin putrinya yang bermasalah, kalau dia sendiri tidak pernah punya waktu luang?"
Tiba-tiba, jari yang panjang dan kuat milik Zhan Muqian menyentuh pipi Jiang Miamian, lalu mengangkat kepalanya agar sang gadis dapat melihat tatapan mata tajamnya. "Apa kamu ingin aku yang menjamin dirimu? Nona Jiang, apa kamu pikir aku punya banyak waktu luang?"
Pipi Jiang Mianmian sedikit tertekan karena cengkraman jarinya, namun dia masih sempat menyunggingkan bibir, "Paman Zhan… Dikatakan bahwa kamu harus berbuat baik dan menjalankan kebaikan, kalau kamu ingin mendapatkan dua ratus hari kebaikan dalam waktu satu malam…"
Sebelum Jiang Mianmian sempat menyelesaikan kalimatnya, perkataannya telah lebih dulu dipotong oleh suara dingin Zhan Muqian yang berada di hadapannya, "Aku bukan orang baik. Jadi, sebaiknya kamu bisa memakluminya, yang jelas, kamu harus membayarku dengan harga yang pantas."
Jiang Mianmian mengerutkan hidungnya, namun dia hanya bisa mengumpat di dalam hati dan menggerutu. Aku sudah membayarnya dengan peristiwa di malam pertama, apa semua itu masih kurang? Apa dia masih menginginkan uang? Batinnya. Meski begitu, dia juga tidak ingin menginap semalaman di ruang penahanan, apalagi dia adalah seorang gadis yang cukup peduli terhadap kebersihan. Walaupun tempat itu tidak terlalu kotor, namun dia lebih baik mati daripada harus menginap semalaman di tempat yang seperti ini.
Setelah berpikir beberapa lama, dia pun mengedip-ngedipkan matanya dengan polos dan berkata, "Paman Zhan, bukannya kamu juga ingin menghapus rumor mengenai hubungan kita semalam? Kalau benar begitu, bisakah kamu melepaskan borgol ini terlebih dahulu? Lagipula, kini aku bukanlah orang yang mudah untuk dimanfaatkan. Bukankah melepaskanku masih jauh lebih baik, daripada aku menyebarkan berita ini kepada para sipir penjara?"
Zhan Muqian mengernyitkan dahi ke arahnya dan perlahan mulai mengendurkan cengkramannya pada pipi jiang Mianmian.
Akhirnya Zhan Muqian menjamin kebebasan Jiang Mianmian. Saat ini mereta tengah duduk di mobil hitam anti peluru. Gadis itu tampak sedang sibuk memikirkan sesuatu di dalam benaknya. Harga… bahkan aku tidak tahu harga apa yang dimaksud oleh paman berwajah dingin ini? Batinnya. Saat tengah sibuk dengan pikirannya, seketika itu pula dia langsung menyalakan rokok dan menghisapnya. Namun, rokok di jari-jarinya itu direnggut oleh Zhan Muqian dan segera membuka jendela mobilnya.
Di waktu yang bersamaan, Jiang Mianmian mengamati wajah tampan Zhan Muqian di sebelahnya, sambil tertawa genit. Jari-jarinya yang lentik masih menyimpan aroma asap mint, dia pun dengan berani mulai menyentuh wajah tampan itu dan berkata, "Paman, kamu adalah seorang pria. Apa kamu masih takut tersedak?"
Plak!
Zhan Muqian langsung menepis tangan Jiang Mianmian. Rasa sakit ditangannya pun membuatnya kembali menariknya kembali. Lalu, tiba-tiba sang panglima segera mendekatinya, bahkan sampai berada di jarak yang sangat dekat sehingga dia dapat merasakan dengan napas dan mendengar suara degup jantung miliknya. Itu adalah sesuatu yang mengintimidasi dan sulit untuk dijelaskan.
"Jangan sekali-sekali merokok di dalam mobilku." Kata Zhan Muqian.
"Oh." Jiang Mianmian hana memutar bola matanya sebagai jawaban, lalu mulai melingkarkan tangannya di leher Zhan Muqian dan melompat cepat ke atas pangkuannya, sama seperti yang dilakukannya semalaman. "Paman Zhan, dengan apa aku harus membayar kebaikanmu? Aku tidak suka berhutang kepada orang lain. Maka dari itu, aku harus membayarnya, kan? Jadi, apa kau lebih suka di hotel atau di tempat ini?" Suaranya terdengar sangat memikat, namun wajahnya masih terlihat polos meski dia sedang menggodanya.