Li Shengyuan mengacungkan jari dan mengumpat kepada Jiang Mianmian. Sebaliknya, anak tirinya itu malah memalingkan muka dan mengabaikannya. Suara omelannya terdengar semakin keras sehingga membuat putri tertua presiden itu mengernyitkan dahinya.
Setelah itu, Jiang Mianmian pun segera mengemasi barangnya dengan suara berisik yang berasal dari benturan kopernya. Hal itu tentu membuat Li Shengyuan merasa sangat geram karena sebenarnya dia berusaha memicu emosi anak tirinya itu. Namun, ketika dia nyaris menumpahkan segala emosinya, saat itu pelayan istana tiba-tiba berkata dari balik pintu, "Nyonya, para tamu terhormat sedang mengunjungi istana."
***
Kedatangan Zhan Muqian telah memicu perhatian semua orang di dalam Istana Presiden, bahkan sang presiden yang baru saja selesai dari Konferensi Pertahanan Nasional sampai harus buru-buru kembali. "Tuan Zhan kenapa tiba-tiba datang kemari? Ada masalah apa?" Tanya sang presiden.
Li Shengyuan melihat kemunculan Jiang Mianmian yang sedang bersembunyi di sudut ruangan sambil merasa bersalah. Dia pun telah bersiap untuk mencibirnya sambil menanti pertunjukan yang bagus. Pengaruh apa yang dimiliki Zhan Muqian? Berapa banyak wanita terkenal yang gagal mendapatkannya? Aku tidak habis pikir kalau Jiang Mianmian kecil ini ternyata memiliki jiwa rubah. Apa yang telah dia lakukan pada pria ini? Apapun itu, dia sedang cari mati! Batinnya.
Zhan Muqian terlihat jauh lebih santai daripada ketika dirinya sedang berada di wilayah militer. Dia juga bersikap sopan dan sederhana, "Tuan, saya datang kemari bukan untuk urusan sepele, tapi karena saya ingin memperjuangkan sesuatu."
Li Shengyuan masih menunggu pertunjukan yang bagus, namun Jiang Li yang berada di sisinya mulai was-was karena perkataan Zhan Muqian tidak terdengar seperti orang yang baru saja dipermalukan, sebaliknya, malah terdengar seperti seorang yang hendak mengakui kesalahannya.
Mendengar itu, presiden mengernyitkan dahi dan berkata, "Saya mendengar bahwa semua itu adalah kesalahan Mianmian, anak ini memang terlalu arogan dan nakal. Bisa-bisanya dia melakukan ini kepada ayahnya. Saya pun merasa sangat sedih atas kejadian tersebut, namun dia masih anak kecil, Jjdi, kalau Tuan Zhan berniat untuk mengusutnya…"
Meski Zhan Muqian sedang berbicara dengan sang presiden, namun kedua matanya sedang terpaku ke arah gadis kecil yang bersembunyi di sudut ruangan sambil memperlihatkan senyuman tipis. Dia kemudian menjelaskan, "Tuan, saya adalah seorang pria. Jadi, saya akan bertanggung jawab atas semua ini. Apalagi, Jiang Mianmian hanyalah seorang gadis yang berada di masa pertumbuhan, jadi semua itu adalah salah saya karena tidak mampu mengendalikan diri." Lama kelamaan, intonasinya terdengar semakin meyakinkan. Dia lalu mengucapkan kalimat yang membuat semua orang terkejut...
"Kedatangan saya kemari adalah untuk melamar Jiang Mianmian."
"Pfff..." Sebagai sosok yang terlibat ke dalam permasalahan ini, maka Jiang Mianmian pun tidak bisa tinggal diam, oleh karena itu, dia segera berlari menuju ke Zhan Muqian. "Zhan… Paman Zhan, apa kamu sudah gila? Apa kamu benar-benar ingin menikahiku?" Asshh… bagaimana mungkin aku dinikahi setelah tidur bersamanya? Apa aku hidup di era yang sama dengan Zhan Muqian? Pikirnya.
Saat itu, presiden juga merasa sangat terkejut, jadi dia mulai mengamati putrinya dan Zhan Muqian. Di waktu yang bersamaan, dia gagal memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Di sisi lain, emosi Li Shengyuan baru saja meledak sehingga suaranya terdengar melengking, "Mustahil! Tuan Zhan, Anda… dengan derajat yang Anda miliki? Bagaimana mungkin Anda ingin menikahinya? Ini tidak masuk akal!"
Sementara itu, Jiang Li sedang menarik-narik ujung pakaian ibunya sambil berusaha mengingatkannya agar tidak salah bicara. Pasalnya, ketika Zhan Muqian sedang berada di wilayah militer, dia telah mengaku bahwa dirinya memang tidur bersama Jiang Mianmian. Pada saat itu, dia mengira bahwa semua itu konyol, tapi sekarang, dia menyadari bahwa hal itu mungkin saja benar. Apa Jiang Mianmian benar-benar 'berhubungan' dengan panglima perang di pagi hari itu? Batinnya.
Ujung bibir Zhan Muqian sedikit terangkat, dia terlihat semakin elegan. Namun Jiang Mianmian mendongak ke arahnya dan mulai membatin, Pria di hadapanku ini adalah si rubah tua yang berbahaya!
Zhan Muqian menatapnya dan berkata, "Para prajurit militer selalu memiliki latar belakang yang kuat dan tanggung jawab adalah sesuatu yang berada di urutan pertama. Jadi, tepat di saat Mianmian menyatakan komitmennya kepada saya, maka sejak saat itu saya harus bertanggung jawab untuknya." Lalu, dia menggenggam tangan mungil dan lembut Jiang Mianmian dan berkata, "Mianmian, kamu tidak perlu merasa gugup. Kamu hanya perlu percaya dan patuh kepadaku."