Saat tengah malam.
Chi Zuxu masih tidur dengan lelap saat sebuah tangan kecil dengan berhati-hati membuka selimutnya. Tubuh yang dingin seperti seekor kucing kemudian masuk ke dalam selimutnya secara perlahan lalu tidur di atas dadanya yang hangat. Dia merasakan sesuatu yang lembut berada di dalam pelukannya, lalu tanpa sadar dia menjulurkan lengannya dan memeluk erat pinggang Chi Yi yang ramping. Ya, orang yang menyelinap ke dalam selimutnya adalah keponakannya. Gadis itu tidak mengenakan apa-apa sehingga tangannya menyentuh langsung kulit halus Chi Yi. Meski dalam keadaan tidur nyenyak, tubuh Chi Zuxu yang sensitif memberikan reaksi yang tidak biasa.
Di dalam kegelapan, Chi Yi menengadahkan kepala untuk melihat wajah Chi Zuxu yang tidur di hadapannya. Garis rahangnya sangat tegas, matanya terpejam, hidungnya mancung serta bibirnya yang tipis sangat seksi dan menawan. Hatinya bergetar, dia tidak dapat menahan dirinya untuk menjulurkan lidah lalu dengan pelan menjilat bibirnya sendiri. Tak berhenti sampai di situ, dia lalu menjulurkan leher dan menggunakan lidah hangat dan lembapnya untuk menjilat bibir tipis pria itu.
Chi Yi bernapas dengan berat karena sangat gugup, lidahnya hanya menyentuh bibir Chi Zuxu selama satu detik, kemudian segera ditarik kembali dan segera menutup matanya, berpura-pura tidur.
Satu detik…
Dua detik…
Tiga detik…
Chi Yi menunggu hingga 30 detik, tapi Chi Zuxu sama sekali tidak terbangun, dia kembali membuka matanya dan menghela napas panjang. Melihat bibir tipis seksi pamannya membuat jantungnya berdegup dengan kencang, dia tidak dapat menahan keinginannya yang gila untuk mencoba bibi itu lagi. Dia menutup matanya, lalu mendekati pria itu, setelah menarik napas, dengan berani dia menggunakan lidahnya untuk menjilati bibir tipis nan seksi itu.
Namun…
Tiba-tiba, Chi Yi merasa lidahnya menjadi panas. Rupanya lidahnya telah dihisap dengan paksa oleh bibir pria yang ada di hadapannya. Napasnya menjadi tidak teratur, dia terdiam, tidak berani bergerak. Dia membiarkan pria itu mendominasi dirinya, sementara sepasang tangannya dengan gugup meremas seprai, kini wajahnya sudah merah seperti buah tomat.
Chi Zuxu yang masih terlelap mengira dirinya berada di alam mimpi hingga dia membuka mata dan terkejut ketika melihat dengan jelas wajah polos Chi Yi yang ada di hadapannya. Kesadarannya pun langsung pulih dan keinginannya untuk tidur hilang. Dia langsung duduk dan menghidupkan lampu tidur di meja. Hatinya merasa kesal, lali dia berkata, "Mengapa kamu ada di sini?
Cahaya lampu meja yang berwarna kuning samar-samar menyinari tubuh Chi Yi yang telanjang, tubuhnya yang putih bagaikan salju terlihat sangat indah. Chi Zuxu mengedipkan matanya, pupil matanya menyipit beberapa kali, tiba-tiba…
Klik!
Lampu meja itu kembali dimatikan olehnya, "Berapa kali aku harus memperingatkanmu? Kenakan pakaian!!" Chi Zuxu mulai marah, lalu dengan segera melepaskan jubah tidurnya dan dengan kesal membungkus tubuh Chi Yi. Dia lalu menatap gadis itu dengan dingin, lalu berteriak dengan suara parau, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?!"
"Aku kedinginan…" Chi Yi akhirnya buka suara, matanya yang bening tampak menyedihkan. "Aku tidur sendirian, dingin sekali. Aku kan sedang flu, demam, coba kamu pegang aku… tubuhku sangat dingin…"
Tubuh Chi Yi memang benar-benar dingin, tadi ketika Chi Zuxu… menyentuhnya, dia telah menyadari hal itu.
Tubuhnya sangat dingin!