Satu jam kemudian.
Sebuah lampu mobil bersinar di luar rumah, Chi Zuxu rupanya telah kembali. Chi Yi yang tadi duduk menunggu di atas sofa, sekarang tertidur di dalam selimutnya setelah meminum obat flu. Dia dengan pelan berjalan memasuki ruang tamu, lalu memanggil Bibi Chen dengan berbisik, "Bagaimana? Apakah dokter sudah datang untuk memeriksanya?"
"Sudah datang kok, dokter memberikan obat penurun demam. Dia bilang kalau besok demamnya masih belum turun juga, maka harus di suntik". Bibi Chen menjelaskan.
"Kenapa bisa begitu? Tadi sore dia masih sehat-sehat saja." Chi Zuxu merasa bingung
"Tidak tahu juga, tadi juga masih baik-baik saja, setelah mandi dia jadi begini…"
Chi Zuxu menganggukkan kepala, lalu dengan suara yang dalam berkata kepada Bibi Chen, "Kamu boleh istirahat, aku akan menjaganya di sini."
"Baik, Tuan Muda, kamu juga segera beristirahatlah." Bibi Chen berpesan lalu pergi meninggalkan ruang tamu dan kembali ke kamarnya.
Chi Zuxu kemudian berjalan mendekati sofa, dia membungkuk dan menundukan kepala melihat Chi Yi yang berada di dalam selimut. Gadis itu tidur dengan tenang, bulu matanya yang lentik membuat bayangan di bawah matanya, bibir dan wajahnya terlihat pucat. Tubuhnya pun mengeluarkan keringat dingin hingga membasahi poninya yang panjang dan terlihat berantakan. Poni tersebut jatuh di atas dahinya yang pucat, gadis itu terlihat sangat menyedihkan.
"Tidak ada apa-apa kenapa bisa sakit begini?" Chi Zuxu bergumam, lalu dia membelai poni Chi Yi yang berantakan. Dia lalu menarik selimut yang menutupi tubuh keponakannya itu, berniat untuk menggendongnya kembali ke kamar.
Tetapi…
Chi Zuxu terdiam ketika melihat tubuh Chi Yi yang berada di balik selimut itu dan segera menutupnya kembali. Rupanya, gadis itu tidak mengenakan pakaian di balik selimut! Hal ini benar-benar di luar perkiraannya. Kemudian melepas jas, lalu menggunakannya untuk membungkus erat tubuh Chi Yi. Dia kembali melepaskan selimut itu dan menggendongnya dari sofa.
Baru saja digendong oleh Chi Zuxu, Chi Yi tiba-tiba terbangun. Dia membuka matanya dan melihat dada Chi Zuxu, pandangannya pelan-pelan naik menuju dagu seksi pria itu, pandangannya beralih lagi ke mata pria yang sedang menatapnya juga. Keduanya bertatapan, pandangan mata pamannya itu sangat dalam, bahkan dia merasa mata itu dapat menelan dirinya.
"Lain kali tidak boleh tidur tanpa mengenakan pakaian, terutama tidur di ruang tamu…" Dengan suara yang dalam Chi Zuxu mengingatkan Chi Yi. Hal yang baru saja dia lihat, masih terus terbayang di pikirannya, walaupun hanya melihat sekilas, tetapi sangat membekas.
"Sejak kapan kamu kembali?" Chi Yi pura-pura tidak mendengar perkataan Chi Zuxu. Dia malah mengangkat alisnya dan bertanya.
"Aku baru saja sampai rumah." jawab Chi Zuxu.
"..." Chi Yi terdiam. Dia menempelkan kepala ke dada Chi Zuxu membuatnya dapat merasakan suhu tubuh pria itu dengan lebih intim dan membuat hatinya terasa lebih tenang. Dia sudah kembali, aku merasa tenang sekarang, batinnya. Sebenarnya banyak yang ingin dikatakannya dan ditanyakan, kata-kata itu sudah ada di bibirnya, tetapi akhirnya dia memilih untuk tidak mengatakan apapun.
Chi Zuxu mengantar Chi Yi kembali ke ranjangnya, lalu menutupi tubuhnya dengan selimut dan berkata, "Tidur yang nyenyak ya, besok demam mu pasti akan turun."
"Baiklah." Chi Yi menganggukkan kepala dan membenamkan wajahnya di dalam selimut hingga hanya terlihat sepasang mata yang jernih menatap Chi Zuxu.
"Selamat malam, anak kecil..." Chi Zuxu menepuk-nepuk dahi Chi Yi.
"Selamat malam…" Chi Yi merasakan berpuluh ribu perasaan tidak rela untuk berpisah dengan Chi Zuxu. Pandangan matanya mengantar pamannya itu keluar dari kamar, ketika pintu tertutup, dia merasa hatinya bagaikan telah dibawa pergi, terasa kosong seolah semuanya hilang dalam sekejap.