"Nona, sudahlah jangan duduk di sana. Kalau nanti terkena flu, aku tidak dapat menjelaskan kepada Tuan Muda." ujar Bibi Chen memperingatkan Chi Yi.
Chi Yi kemudian memandang Bibi Chen yang ada di lantai satu dan berkata, "Bibi Chen, menurutmu kalau sekarang aku sakit, apakah paman akan segera pulang ke rumah untuk melihatku?"
"Tentu saja, Tuan Muda itu sangat menyayangimu." jawab Bibi Chen.
Mendengar perkataan Bibi Chen, Chi Yi langsung berlari ke atas.
Duk! Duk! Duk!
"Nona, kamu mau ke mana?" Bibi Chen bertanya dengan nada khawatir.
"Kembali ke kamar." Chi Yi melangkah kembali ke kamarnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah melepas seluruh pakaiannya, lalu masuk ke dalam kamar mandi, menghidupkan shower dan mengubah temperatur air hangat menjadi air dingin. Dia berdiri di bawah shower tersebut dan membiarkan air dingin menyiram tubuh kecilnya. Cuaca sudah memasuki musim gugur sekarang, diguyur dengan air dingin membuatnya sangat tersiksa.
Chi Yi kedinginan hingga gemetar, gigi atas dan bawahnya terus bergemeletuk, sekujur tubuhnya merinding, lalu tanpa sadar dia sudah memeluk dirinya sendiri. Walaupun kedinginan, dia sama sekali tidak menyerah dan harus bertahan. Baginya, semakin dingin maka semakin baik.
Sesuai dengan harapan Chi Yi, cara bodoh yang menyiksa dirinya itu berhasil. Belum sampai 10 menit, dia merasa kepalanya pusing, lalu kira-kira selama lima menit dia kembali menyiram tubuhnya lagi dengan air dingin. Setelah tidak dapat menahan suhu dingin lagi, kepala Chi Yi terasa sangat berat seolah bisa lepas kapan saja dari lehernya.
Chi Yi mematikan shower, lalu membungkus tubuhnya dengan handuk panjang yang ada di atas gantungan. Dia keluar dari kamar mandi dengan langkah yang berat, kemudian segera pergi ke lantai bawah memanggil Bibi Chen, "Bibi Chen, sepertinya aku terkena flu..."
"Ya Tuhan, apa yang terjadi denganmu Nona?" Bibi Chen terkejut melihat keadaan Chi Yi. Wajahnya yang tadi masih segar, sekarang berubah menjadi pucat dan menyedihkan, bahkan tidak terlihat sedikitpun warna merah di bibirnya. Lalu, Bibi Chen memeriksa dahi Chi Yi menggunakan tangannya, dan berkata dengan panik, "Gawat! Kamu demam tinggi! Aku harus segera menghubungi Tuan Muda."
Sambil berbicara, Bibi Chen dengan tergesa-gesa mengambil telepon dan menghubungi Chi Zuxu. Meskipun kepala Chi Yi terasa sangat pusing dan merasa sangat menderita, tetapi begitu melihat Bibi Chen mengambil telepon, dia merasa tubuhnya langsung membaik. Dia berdiri di samping sana dan memasang telinganya untuk mendengar percakapan mereka.
***
Di sisi lain, Chi Zuxu masih berada di rumah Lin Wanyu sedang memasang program komputer saat Bibi Chen menelepon. Dia langsung meninggalkan komputer tersebut begitu mendengar ponselnya berdering lalu berjalan ke samping jendela untuk mengangkatnya.
Lin Wenyu tidak mengetahui siapa yang menelepon Chi Zuxu, tetapi melihat panggilan masuk tersebut membuatnya merasa gugup. Dia menyesal tadi tidak mengubah suara ponsel pria itu menjadi silent, dengan begitu tidak ada orang yang dapat mengganggu mereka berdua lagi.
"Bibi Chen, ada apa?" Chi Zuxu bertanya kepada Bibi Chen yang meneleponnya.
"Tuan muda, kamu ada di mana? Kalau tidak sibuk, segeralah pulang. Nona Muda tiba-tiba demam, bahkan demamnya sangat tinggi dan wajahnya sangat pucat! Pulanglah segera!"
Ucapan Bibi Chen membuat Chi Zuxu mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apa yang terjadi?" Suaranya terdengar dingin tetapi serius.
"Mungkin dia masuk angin." jawab Bibi Chen.
"Segera telepon dokter!" perintah Chi Zuxu.
"Baik!"
"Aku akan segera kembali, tolong masakkan kuah jahe dan kurma merah untuknya." pesan Chi Zuxu pada Bibi Chen.
Begitu telepon ditutup, Chi Yi dengan tidak sabar bertanya kepada Bibi Chen, "Apa yang pamanku katakan?"
Bibi Chen menjawab, "Katanya dia akan segera kembali." Mendengar kata-kata itu, mata Chi Yi langsung bersinar. "Nona, kamu kembali ke kamar sana dan gunakan pakaianmu. Hati-hati nanti demamnya makin parah." ucap Bibi Chen khawatir.
"Aku baik-baik saja kok, aku akan menunggu paman kembali di sini". Tutur Chi Yi. Dia tidak mau kembali ke kamar dan malah duduk di sofa untuk menunggu Chi Zuxu kembali. Bibi Chen yang tidak berhasil membujuknya, akhirnya mengambilkan selimut.