"Karena, kau bersedia tinggal, juga sudah mengaku salah. Maka tadi, apa yang aku minta, sekarang juga lanjutkan."
Shen Shaobai mengungkit lagi hal yang sudah berlalu, karena apa yang Shen Shaobai inginkan, dia pasti akan mendapatkannya!
Setelah Wei'ai mendengar hal tersebut, tubuhnya bergetar. Pandangan matanya tertuju ke arah Shen Shaobai, bahkan gadis pelayan yang ada disamping Shaobai, dengan suara yang kecil Wei'ai memohon: "Bolehkah aku tidak melakukannya..."
"Menurutmu?"
Dia melipat kedua tangannya, sikapnya sama sekali tidak membiarkan orang lain membantahnya.
Gadis pelayan menatap Xia Wei'ai, dalam urusan bisnis, meskipun tuan muda sangat kejam, tetapi dalam hal perasaan, kehidupan pribadinya sama sekali bersih. Tetapi saat ini, tuan muda sengaja mempersulitnya, terlihat jelas bahwa Xia Wei'ai tidak sama dengan wanita lainnya.
Wei'ai menggigit bibirnya, hanya merasakan wajahnya yang memanas dan muncul perasaan malu.
Tetapi akhirnya, dia mengulurkan tangannya. Menggunakan jarinya yang gemetar, melepaskan baju tidurnya. Baju tidurnya seketika jatuh kebawah. Badan yang kurus, di dalam kegelapan, seperti bunga mawar yang sedang mekar, sangat indah dan juga memikat.
Mata gadis pelayan seketika penuh dengan rasa terkejut. Bagaimanapun juga dia tidak menduga tindakan Wei'ai. Gadis pelayan baru saja mau memakinya, tetapi saat itu, tuan muda pelan-pelan maju ke depan. Jarak antara dia dan Wei'ai sama sekali tidak jauh, hanya berjarak beberapa langkah.
Shen Shaobai mengulurkan tangannya ke depan.
Karena perbedaan tinggi badan, jari Shaobai menyentuh ke atas, mengelus bahu Wei'ai yang terbuka, kulitnya halus bagaikan kulit bayi. Tidak bisa disangkal, sentuhan itu terasa nikmat, tetapi saat ini yang dipedulikan Shen Shaobai bukanlah ini.
Shen Shaobai pelan-pelan menuju ke bawah, kemudian berhenti di dadanya, jarinya kemudian menekan: "Kenapa tidak melepas semuanya?"
Wei'ai berdiri seperti boneka, dengan sekuat tenaganya berusaha mengontrol dirinya agar tidak menghindari sentuhannya. Sambil mendengar perkataan Shen Shaobai, Wei'ai berpikir, Shaobai sangat kejam, pelan-pelan memaksanya masuk ke neraka, bahkan sama sekali tidak menyisakan jalan baginya untuk mundur.
Wei'ai menutup matanya, mengangkat tangannya untuk melepas bra-nya.
Pada saat Wei'ai mengangkat tangannya, satu tangan menekannya dan menutup tangannya, menghentikan gerakannya.
Wei'ai membuka matanya, kemudian mengarahkan pandangannya ke sepasang mata Shaobai.
Kedua pasang mata itu terlihat sangat dingin. Wajah Shaobai yang tampan terlihat sangat menusuk: "Kau kira aku mau bercinta denganmu?"
Shen Shaobai bertanya, nada bicaranya terasa merendahkan dan juga menghina.
Wei'ai hanya merasakan, dirinya seperti layang-layang, membiarkan Shaobai seenak hati menariknya, emosinya terasa hampa. Tiba-tiba, bibirnya terasa sakit. Ternyata Shaobai membungkukkan badannya dan menciumnya. Shaobai bukan benar-benar menciumya, tetapi memakai giginya untuk menggigit bibirnya.
Seperti apa yang dilakukan Wei'ai sebelumnya.
Wei'ai mengerutkan alisnya, merasa bibirnya digigit dengan keras, terasa sakit.
"Ingin naik ke ranjangku? Kau tidak pantas!"
Disamping telinga Wei'ai terdengar ucapannya yang bernada menghina.
Situasi seperti ini, membuat Wei'ai seketika jatuh kedalam neraka.
Wei'ai melepaskan pakaiannya, berdiri di depan lelaki asing, namun yang didapatkannya adalah hinaan, sama sekali tidak mempedulikan harga dirinya!
Seperti sudah main dengan puas, Shen Shaobai merapikan ekspresinya, sambil meluruskan badannya, wajahnya kembali ke ekspresinya yang dingin. Shaobai menundukkan kepalanya, mendekati telinga Wei'ai, dengan akrab mengeluarkan ucapan dingin yang menusuk hingga kedalam tulang.
"Sayangku, apakah kamu membenciku?"
Shen Shaobai bertanya, Wei'ai tidak mengerti arti kata-katanya.
Jari Wei'ai menusuk telapak tangannya, merasakan telapak tangannya yang koyak, mengalir beberapa tetes darah. Telapak tangannya terasa panas dan sakit. Membenci dia? Wei tidak hanya membencinya, benci hingga mendarah daging, saking bencinya ingin membuat Shaobai merasakan semua penderitaannya!
"Tetapi kamu, meskipun sangat membenciku, sepertinya juga tidak berdaya, bukankah begitu? Gadisku, anggap saja aku memberimu pelajaran: Jika ingin melawan orang lain, hal pertama yang harus dilakukan adalah belajar menundukkan kepala."
Setelah selesai berkata, Shaobai tertawa ringan, kemudian berjalan keluar pintu.
Gadis pelayan menahan kata-katanya, buru-buru berjalan ke depan, melewati Wei'ai yang tidak berpakaian, dan mengikuti Shen Shaobai.
Di dalam kamar, kembali sunyi.
Kali ini, hanya tertinggal Wei'ai seorang!
Wei'ai diam di tempat, diam sangat lama, lalu pelan-pelan memeluk dirinya dengan kedua tangannya, sedikit demi sedikit berjongkok ke bawah, kemudian duduk di lantai. Permukaan lantai yang dingin, malam yang gelap, dia duduk di sana, membiarkan kegelapan menelannya, akhirnya pelan-pelan menangis.
Saat itu, di dalam hatinya tertanam satu benih, benih kebencian. Asal mula benih itu adalah——Shen Shaobai!