Chereads / Jatuh Cinta Pada Robot Pribadiku / Chapter 35 - Menghancurkan

Chapter 35 - Menghancurkan

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, seperti biasa terdengar suara bising di ruang tamu. Tampak robot pembantu rumah Nono mulai bekerja. Gu Anbao mengikuti Nono dari belakang dan melihatnya membuat sandwich telur sederhana. Setidaknya itu masakan yang ingin dipelajarinya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara di luar dapur. Gu Anbao seketika menoleh. Ternyata Chen Yuhang keluar dari kamarnya. Wajahnya masih mengantuk, rambutnya berantakan, dan ekspresinya masih terlihat tidak ramah.

Dalam benak Gu Anbao hal itu sangat lucu.

Chen Yuhang seketika menoleh ke arah dapur. Dia melihat Gu Anbao. Karena merasa diperhatikan, Gu Anbao pun bergegas menghampirinya dengan langkah kecil.

Chen Yuhang meliriknya dari atas kepala hingga kakinya, lalu meraih tangan Gu Anbao, "Dapurnya kotor, kulitmu baru saja diganti. Jangan sampai mengotorinya!"

Gu Anbao mengabaikan tangannya yang memang kaku. Dia justru tersipu malu dengan lembut, "Ehmm..."

Chen Yuhang mengernyitkan keningnya, lalu menurunkan tangannya. Kemudian dia memegang kedua pipi Gu Anbao. Memegangnya, dan berkata pada diri sendiri "Kenapa pipinya selalu berwarna merah? Aku jadi tidak paham mengenai penting atau tidaknya bagian itu.."

Gu Anbao menundukkan kepalanya, seluruh tubuhnya menjadi kaku. Matanya berkedip beberapa kali, rasanya dia tidak berani menatap Chen Yuhang.

Untungnya Chen Yuhang hanya sebentar memegangnya, lalu dengan cepat berbalik menciutkan mulutnya. Sambil melupakan hal itu, dia bergegas menuju kamar mandi.

Gu Anbao merasa seperti hidup kembali. Diam-diam ia menutupi pipinya, berharap suhu tubuhnya kembali normal.

Setelah Chen Yuhang kembali dari kamar mandi, dia tampak jauh lebih energik dari sebelumnya. Seluruh tubuhnya kembali berenergi, direktur RK Grup itu telah kembali menjadi orang yang ulet, serius dan perfeksionis. 

Dia duduk di meja makan, dan melihat Gu Anbao yang mengikuti Nono pergi kesana-kemari, dia bertanya-tanya, "Apakah dia tidak bosan?"

"Apa kamu mau ponsel baru?" Dia bertanya. Chen Yuhang terkejut. Dia tidak sadar kalimat ini keluar dari mulutnya, tetapi dia segera sadar ini adalah ide yang bagus, "Mencari leluconan di ponsel juga bisa, daripada lewat laptop yang kelihatan berat."

Setidaknya ketika tidak ada kemampuan berkomunikasi secara langsung, jika dia ingin cepat menelpon dengan mudah, Kejadian terakhir mungkin tidak akan terjadi lagi.

Semakin dia memikirkannya, semakin merasa ini adalah ide bagus

Gu Anbao pucat saat mendengarnya, "Kenapa kamu ingin membeli telepon? Biasanya kan.. kita selalu bersama..."

Apakah dia akan disewakan lagi? Dengan berpikiran seperti ini, dia menjadi murung.

Chen Yuhang tidak memperdulikan ekspresi Gu Anbao yang berubah. Dia mengambil sandwich, dan menjawab santai, "Aku akan sering bepergian jauh. Lagi pula tidak baik jika pergi bersama robot terlalu sering. Sebab, ada proses check in robot yang perlu diterapkan seminggu sebelum pergi, dan itu sangat merepotkan."

Dia menjawab dengan memakan sandwich dalam beberapa kali kunyahan.

Meskipun dia tidak akan makan terlalu banyak, dia selalu makan dengan cepat, seolah-olah dia tidak peduli dengan cita rasa sebuah makanan. Selama dia bisa mengisi perutnya dan mengisi energinya, itu sudah bagus.

Dia meminum beberapa teguk susu, meletakkan cangkirnya, dan hendak mengambil tisu di atas meja. Sebaliknya Gu Anbao dengan cekatan sudah mengambil dan menyerahkan tisu itu padanya. 

Chen Yuhang mengambil tisu darinya, dan menyeka di setiap sudut mulutnya, dan melihat jam tangannya pada saat yang sama. 

Waktu yang tepat.

"Ruan Ruan ayo pergi!"

Dia dengan patuh mengikutinya.

Setiap hari selama ikut dengan Chen Yuhang, biasanya Gu Anbao seakan sudah memiliki jadwal. Dimulai dari malam hari, dia mengisi dayanya dan selalu siap dalam keadaan siaga. Selama itu, dirinya tidak melakukan apa-apa saat menunggu pagi datang. Setelah waktunya tiba dia mulai mengikuti Nono kemanapun dia pergi di jam 8 pagi. Dia biasanya bangun di jam 8.30, setelah sarapan dia langsung mengikuti Chen Yuhang berangkat kerja.

Selama perjalanan menuju kantor, kondisi jalan hari ini lancar, dan tidak ada kemacetan lalu lintas.

Gu Anbao duduk di mobil sambil memikirkan kegunaan ponsel yang akan diberikan Chen Yuhang padanya. Setelah yakin jika robot ini tidak akan disewakan, kemudian dia ingin memberikan ponsel baru.

Sisi baiknya, dia bisa dengan diam-diam menghubungi kakaknya. Kemungkinan dia bisa menghiburnya, dan menganggap dirinya sebagai teman. Kemudian dia akan memperkenalkan dirinya ke kepada orang tuanya, dan dengan cara ini, mungkin dia bisa tinggal bersama dengan mereka, meskipun sebagai robot...

Ide ini mungkin agak sedikit konyol dan naif, tetapi dia tidak berharap banyak... sudut mulutnya mulai terangkat.

Hingga suatu ketika mobil ini mulai melambat dan berhenti di sisi jalan.

Gu Anbao melihat di kedua sisi jalan dan bertanya, "Masih belum sampai kantor…?"

"Iya, belum sampai." Chen Yuhang menjawab dengan datar. Dia melepaskan sabuk pengamannya, lalu membuka pintu mobil.

"Hah?" Gu Anbao terkejut melihat perilaku Chen Yuhang.

Chen Yuhang berjalan ke belakang mobil. Anehnya ada sebuah mobil terparkir tidak jauh dari mobil ini. Gu Anbao melihat Chen Yuhang berjalan dengan wajah serius ke jendela mobil itu. Dia mengetuk jendelanya...

Apakah dia sedang janjian dengan seseorang?

Jendela mobil itu perlahan turun, dan orang di dalam mobil itu berbicara dengan Chen Yuhang. Gu Anbao tidak tahu apa yang mereka bicarakan, dan dia bertanya-tanya. 

Terlihat ada kekuatan yang sangat kuat dalam hati Gu Anbao. Seketika dia melihat ada tangan dari dalam mobil itu menarik Chen Yuhang dengan paksa. Jelas kepalanya tidak kecil dan ditarik dengan paksa ke dalamnya!

Gu Anbao terkejut!

Barusan... apa yang sedang terjadi?! 

Kaki Gu Anbao masih tertahan di dalam mobil, dan kepalanya segera melihat keluar. Di sana terlihat Kedua tangan Chen Yuhang tidak bisa bergerak karena di tahan tubuh pemilik mobil itu. Untungnya, sebelum mereka menarik dengan keras, Chen Yuhang berhasil melepaskan tubuhnya. Hal itu sempat membuat wajahnya menabrak pintu.

Sepertinya.. sangat sakit.

Lalu pintu kursi penumpang terbuka, seorang pria dengan kacamata hitam berlari keluar dari mobil. Orang tersebut tampak memegang beberapa alat mobil. Dia mengitari bagian depan mobil itu dan mengarah ke Chen Yuhang...

Gu Anbao panik, dia takut mereka akan mengalahkan Chen Yuhang. Dia langsung membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil untuk menolongnya.

Meskipun di dalam hatinya merasa sangat takut, tapi dia memahami jika dirinya adalah robot. Bahkan jika dia tidak mau bertarung, tapi setidaknya dia bisa memukul orang-orang itu. Pikirnya, mendapat beberapa pukulan dari orang-orang itu seharusnya tidak akan menjadi masalah.

Tapi..bukankah robot tidak merasakan sakit?!

Dia keluar dari mobil dengan berani. Sayangnya terjadi hal yang sangat mengejutkan. Ketika dia mulai menghampiri mereka, Chen Yuhang sudah memukul wajah laki-laki itu.

Dia tidak yakin, apakah Chen Yuhang benar-benar memukulnya atau tidak.

Karena kecepatan pukulannya sangat cepat, dan terjadi sekilas. Sebelum dia bisa melihat dengan jelas, laki-laki lawan Chen Yuhang itu sudah jatuh.

Gu Anbao jadi terdiam keheranan atas perilaku Chen Yuhang itu.

Malah tampak dengan santai dia memukul lawan-lawannya itu.

Awalnya, dia memukul laki-laki berkacamata itu. Pukulannya terlihat sangat profesional dan tepat mengenai titik lemahnya. Hal itu seketika membuat laki-laki itu tumbang hanya dengan sekali pukul.

Jatuhnya lawan Chen Yuhang sampai membuat suara getaran.

Gu Anbao tetap berjalan walau merasa ketakutan. Dua laki-laki lawan Chen Yuhang sudah tumbang.

Chen Yuhang membungkuk dan membalikkan tubuh mereka, mengeluarkan kamera yang seperti jarum, pena rekaman, pelacak posisi. Semua itu ia lempar ke tanah. Dia melirik Gu Anbao yang terdiam terpaku, "Kemarilah dan injak ini!!!"

Gu Anbao, "...Baiklah..."

Dalam benak Gu Anbao merasa ganjil. Baginya ada suatu kesalahan saat menghancurkan barang-barang milik orang lain. Di dalam hatinya dia merasa bersalah. Sayangnya dia hanya bisa patuh menginjaknya. Chen Yuhang mengambil kartu nama dan dua kamera lagi di dalam mobil mereka.

Dia melemparkan kamera ke arah kaki Gu Anbao, lalu mengambil ponselnya dan memfoto kartu identitas itu, dan berkata, "Ternyata bukan reporter..."

Gu Anbao berhenti..

Bukan reporter? Lalu... salah orang?

Chen Yuhang mengambil foto, dan membuang kartu Identitas itu. Melihat tumpukan sampah yang diinjak-injak oleh Gu Anbao di tanah, dia duduk di pinggir jalan dan menghela napas lega...

Gu Anbao dengan gugup bertanya, "Ba.. bagaimana jika mereka memanggil polisi?"

Chen Yuhang menghancurkan dan mengambil sesuatu milik orang lain. Dia tertawa sambil menunjuk ke kamera CCTV yang ada di jalan di depannya.

Gu Anbao tetap tertegun melihat sikap Chen Yuhang melakukan itu.