"Hey, apakah kamu merasa bangga?" Tanya Ye Ming. Karena merasa geram, dia tiba-tiba kembali mengangkatkan kaki kanan Yang Yuxi.
"Sakit... sakit… Hentikan sekarang juga!"
"Kamu yang meminta ini," gumam Ye Ming. Tak hanya mengabaikan permintaan Yang Yuxi, dia justru menambahkan sedikit lebih banyak kekuatan dalam tekanannya.
"Sakit… Bajingan, lepaskan aku!" Yang Yuxi sedang berjuang menahan rasa sakit itu hingga air matanya pun meluncur di pipi halusnya, tetapi hal itu juga membangkitkan semangatnya untuk melawan.
"Ye Ming, kalau kamu memiliki kemampuan, coba saja menahanku seumur hidupmu. Kalau tidak, aku akan menendang telurmu cepat atau lambat," ancam Yang Yuxi.
Di sisi lain, tidak jauh dari situ, kedua gadis berpakaian cheongsam menghela napas sambil menatap Yang Yuxi dengan kaget. Mereka tidak percaya dengan apa yang didengar, mereka juga tidak percaya dan tidak bisa membayangkan ada yang berani mengancam tuan muda seperti itu.
"Haha... Aku telah hidup hingga saat ini, namun belum pernah ada yang berani mengancamku," ujar Ye Ming sembari tertawa.
"Maka aku akan menjadi yang pertama," kata Yang Yuxi yang pantang menyerah.
Tatapan keduanya bertemu satu sama lain, seolah ada percikan cahaya listrik menyala. Setelah perdebatan singkat itu, Ye Ming pun melepaskannya, lalu dengan segera Yang Yuxi menggerakkan pergelangan tangannya untuk menggosok kakinya yang mati rasa. Tak lama setelah itu, dia mencoba menendangnya yang tengah lengah, tetapi langsung ditangkap oleh pria itu dengan tatapan tak percaya.
"Beraninya kamu menendang lagi!"
"Memangnya perkataanku tadi hanya kebohongan?" Cibir Yang Yuxi. Tapi sayangnya, karena terlalu banyak perbedaan antara kekuatan keduanya, lagi-lagi Ye Ming bisa lolos dari tendangannya.
"Kurang ajar!" Ucap Kedua gadis berpakaian cheongsam itu. Awalnya mereka dikejutkan oleh perdebatan antara Ye Ming dan Yang Yuxi, tetapi sekarang mereka kembali sadar dan memikirkan tanggung jawab mereka. "Tuan muda, gadis ini sangat tidak tahu berterima kasih, mari turunkan dia dan beri dia pelajaran," ujar salah satu di antaranya.
"Tidak perlu," kata Ye Ming sambil melambaikan tangannya. Dia yang secara pribadi akan memberi pelajaran pada Yang Yuxi. Lalu, dia melanjutkan, "Apakah kamu tahu apa yang terjadi karena telah menendangku?"
"Tentu saja aku tahu!" Jawab Yang Yuxi lantang. "Aku akan menendangmu sampai bisa mendengar suara 'krek' saat telurmu itu pecah."
"Dasar keras kepala!"
"Tentu saja aku tahu ini pasti lebih sulit daripada telur orang lain," ucap Yang Yuxi tanpa menunjukkan ketakutannya sama sekali.
"Kuharap kamu akan tetap begitu keras kepala setelah beberapa saat." Di bawah provokasi Yang Yuxi yang berulang kali, Ye Ming tiba-tiba menjadi tenang, amarahnya dalam tubuhnya tampak menghilang dalam sekejap.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Yang Yuxi sembari mengerutkan keningnya. Ada sedikit kebingungan dalam suaranya, awalnya saat Ye Ming marah, dia tidak memikirkan apa-apa. Tetapi saat pria itu tiba-tiba menjadi tenang, dia merasa merinding, tampaknya pria itu malah lebih mengerikan saat tenang daripada ketika dia marah-marah.
"Menurutmu?" Ye Ming mengerjapkan matanya, kemudian maju mendekati Yang Yuxi.
"Menyingkirlah!"
"Berhubung kamu bilang akan menendang telurku cepat atau lambat, bukannya aku harus bersiap-siap menghadapi masa-masa suram dan membuat keturunanku terlebih dahulu agar tidak benar-benar hilang?" Tutur Ye Ming yang menyeringai nakal.
"Kamu ingin aku…"
"Cerdas sekali, tapi tidak ada hadiahnya…"
"Kamu tidak bisa berbuat begitu!" Yang Yuxi mundur dengan panik.
"Iya juga, tidak bisa berbuat begitu ya…" Ucap Ye Ming sambil mengangguk. Lalu di saat Yang Yuxi menghela napas lega, dia kembali buka suara, "Tebakan yang benar harus ada hadiahnya, jadi bagaimana kalau aku berikan hadiah dengan anak yang cerdas, cantik dan tampan?"