Di Distrik Aster,
Setelah mengalami kejadian mengerikan, Yang Yuxi kembali ke kediamannya. Dia terbaring lemah di sofa sambil memikirkan pertemuan sebelumnya. Baru memikirkannya saja sudah ketakutan, dia sebenarnya telah mendengar berbagai rumor kekacauan di bar itu, maka sebelum ke sana dia telah berhati-hati, tidak disangka rupanya malah terkena obat bius.
"Bajingan itu seperti hantu saja, bagaimana bisa aku bertemu dengannya di mana-mana." ujar Yang Yuxi dengan penuh amarah. Dia lalu bergumam, "Oh tidak! bajingan itu tahu namaku, apa dia sengaja mencariku ke bar? Kalau iya, apa dia akan menemukanku di sini?"
"Tidak mungkin, aku pergi ke bar itu hanya untuk tujuan sementara, bagaimana mungkin dia bisa tahu? Itu pasti suatu kebetulan saja." ucap Yang Yuxi yang menggelengkan kepalanya. Dia kemudian melanjutkan ucapannya, "Pasti bajingan itu pergi ke bar untuk memanjakan diri dan kebetulan saja melihatku, lalu dia ingin melanjutkan niat busuknya kepadaku, tetapi tidak disangka aku bisa bangun lebih awal... pasti begitu." Dia mengisyaratkan dirinya berulang kali untuk menenangkan diri. Kemudian dia menuangkan air mendidih ke gelas dan memegangnya sambil bersandar di sofa.
Ting Tong!
Bel pintu berbunyi, Yang Yuxi buru-buru bangkit dari sofa, lalu mendekat ke pintu dengan pelan, dia mengintip keluar melalui lubang kecil di pintu itu. "Huh, ternyata kamu, bikin kaget saja." kata Yang Yuxi sambil membuka pintu kamar dan menghela napas dengan lega. Dia mengira Ye Ming yang datang seperti yang dibayangkannya tadi, tetapi untungnya itu adalah Ding Qian, teman sekamarnya.
"Kalau bukan aku siapa lagi? Kamu terlihat gugup, baru berbuat salah ya?" Ding Qian bertanya dengan penasaran.
"Tidak. Sudah, jangan berdiri di luar, cepat masuklah." Yang Yuxi menyuruh Ding Qian untuk segera masuk. Dia melirik ke luar dengan hati-hati dan cepat-cepat menutup pintu sampai rapat.
"Masih mau bilang tidak? Kamu jelas-jelas terlihat mencurigakan, cepat katakan ada apa." Ding Qian dari awal sudah curiga, sekarang melihat gerak gerik Yang Yuxi, dia menyadari bahwa mungkin memang ada masalah yang terjadi.
"Tidak ada." jawab Yang Yuxi berbohong.
"Benarkah?" kata Ding Qian yang merasa curiga.
"Tentu saja." Yang Yuxi mengangguk yakin.
"Lalu kenapa ada pria tampan yang bertanya tentangmu?"
"Apa? Dia mengejar sampai ke sini?" Yang Yuxi terkejut lalu bergegas ke jendela dan melihat ke bawah, tapi tak ada seorang pun di sana. Melihat ke sudut bibir Ding Qian yang tersenyum kecil, dia menyadari bahwa dirinya telah tertipu dan berkata dengan malu, "Kamu berbohong padaku ya.
"Dasar Yang Yuxi, beraninya kamu berbohong. Aku hanya memainkan sedikit trik, eh langsung terlihat rubah ekormu. Sekarang jujur saja, jelaskan padaku apa situasinya." Ding Qian berbicara dengan keras. Namun, Yang Yuxi memutar bola mata untuk mengabaikannya. "Apa yang terjadi, ayo kita bicarakan." Dia melangkah maju dan memeluk lengan gadis itu, ketika melihat bahwa Yang Yuxi tidak akan berbicara, dia menekan tubuhnya lagi hingga payudaranya menempel dan membentuk huruf V yang jelas terlihat.
"Minggirlah, tipuan semacam ini tidak akan berguna bagiku." tutur Yang Yuxi yang kemudian mendorong Ding Qian pergi dengan marah.
"Ayo katakan..." bujuk Ding Qian yang tidak mau mengalah. Melihat Yang Yuxi diam seribu kata, dia pun mengulurkan tangannya ke depan lalu mengancam, "Kalau kamu diam saja, bersiaplah menerima siksaanku." Setelah itu dia langsung menyerbu Yang Yuxi, menggelitik titik-titik sensitifnya.
"Hahaha, geli… minggir sana… kalau tidak berhenti nanti aku balas lho... Hentikan… aku menyerah. Aku akan jujur padamu…" ucap Yang Yuxi yang tadinya tidak mau kalah dari Ding Qian, tetapi segera memohon ampun karena tidak tahan dengan gelitikan itu.