Ye Ming menggendong Yang Yuxi dengan lembut dan membawanya keluar dari mobil. Dia bergegas pergi dan tidak peduli pada dua orang lainnya yang masih duduk di mobil itu. Tidak satu pun dari mereka yang menghalanginya, bahkan untuk bergerak saja tidak berani. Bagaikan tersambar petir di malam hari, mereka tercengang melihat aksinya tadi.
"Lepaskan aku, jangan…" Ucap Yang Yuxi dengan kesadaran yang sudah hampir hilang. Dia hanya memiliki sedikit tenaga yang tersisa untuk memberontak.
"Sudah tidak apa-apa lagi sekarang," ucap Ye Ming sambil membelai rambut panjang Yang Yuxi.
"Kepalaku pusing," keluh Yang Yuxi.
"Sudah tahu pusing, masih saja minum alkohol terlalu banyak," tutur Ye Min. Sambil membopong Yang Yuxi ala bridal style, dia berjalan menuju mobil miliknya
"Berhenti!" Teriak Yao Jie yang terhuyung-huyung bangkit dari tanah. Dia kemudian menyapa pria yang ditabrak oleh Yang Yuxi serta sopir mobilnya. Mereka kemudian menghadang Ye Ming bersamaan.
"Hei, kamu benar-benar berani ya merusak hari baikku," ujar Yao Jie. Dia mengeluarkan belati, lalu melambaikannya dua kali dari kiri ke kanan dan sebaliknya sambil mendekati Ye Ming. "Letakkan gadis itu, masih ada kesempatan untukmu pergi sekarang, jika tidak…"
"Jika tidak, lalu apa?" Tanya Ye Ming sambil membopong Yang Yuxi di kedua tangannya, tanpa ada niat untuk melepaskan gadis itu.
"Kalau begitu jangan salahkan aku kalau aku melukaimu," ancam Yao Jie sambil melambaikan belatinya lagi.
Ye Ming melangkah maju sambil membopong Yang Yuxi di kedua tangannya, kemudian kaki kanannya maju menendang Yao Jie dan juga ke arah belati yang dipegang pria itu. Mata Yao Jie tertegun melihat belatinya melayang tinggi, tapi dia tidak punya waktu untuk bereaksi. Dia hanya merasakan sakit pada perutnya. Seakan ditabrak mobil yang melaju kencang, tubuhnya pun ikut melayang dan dia melolong seperti anjing yang kesakitan.
"Kak Jie! Kak Jie! Bagaimana keadaanmu? Tidak parah, kan?" Pria yang ditabrak Yang Yuxi itu ketakutan, tidak berani melakukan apa pun terhadap Ye Ming dan berlari menuju Yao Jie. Nyeri perut Yao Jie seperti lem yang mengeras, wajahnya pucat dan dahinya pun memar. Sepertinya butuh waktu yang cukup lama baginya untuk merasa lebih baik.
Yao Jie kemudian menggertakkan giginya dan berkata, "Bagaimana dengan bocah itu? Dia berani memukulku, aku tidak akan mengampuninya."
"Kak, pria itu sangat mengerikan. Sudahlah, lupakan saja masalah ini." bujuk pria yang akrab dengan Yao Jie itu. Dia tampak sangat takut pada Ye Ming.
"Lupakan saja… mana mungkin aku melupakan begitu saja! Dia sudah berani menyentuhku, aku harus melihatnya mati!" Ucap Yao Jie yang sangat marah. Namun dia tahu bahwa dirinya tidak bisa balas dendam sendirian. Dia pun mengeluarkan telepon genggamnya untuk meminta bala bantuan. Setelah telepon tersambung, Yao Jie langsung melapor, "Kakak ipar, ini Yao Jie. Aku dipukuli dan tulangku patah di depan bar biasanya. Tolong datang dan selamatkanlah aku, kalau terlambat mungkin aku akan mati…"
Setelah menutup teleponnya, Yao Jie memandang dari jauh dan melihat Ye Ming sudah memasukkan Yang Yuxi ke dalam mobilnya saat ini. Dia segera berkata kepada dua pria di sampingnya itu, "Kalian… hentikan dia sekarang. Jangan biarkan dia lari." Kedua pria itu sebenarnya takut, namun karena Yao Jie, mereka mau tak mau berjalan ke seberang.
Ye Ming hanya melirik ke dua pria yang menghampirinya dan mengabaikan mereka. Dia masuk ke mobil dan segera menuangkan segelas air untuk Yang Yuxi. Setelah meminumnya, dia memuntahkan air berbau aneh itu. Dia sedikit mengernyit, lalu setelah memperhatikannya dengan baik, dia jelas mencium aroma obat bius.