Chereads / Pesona Pelayan Kesayangan / Chapter 20 - Tidak Ada yang Paling Arogan, Hanya Ada Lebih Arogan (3)

Chapter 20 - Tidak Ada yang Paling Arogan, Hanya Ada Lebih Arogan (3)

"Bunuh dia!" Mendengar teriakan tersebut, empat orang keluar dari kerumunan dan maju menyerang Ye Ming. Keempatnya adalah anggota elit dari Geng Aoba, saat mendengar perintah tersebut, mereka bergerak sangat cepat hingga dalam sekejap telah mengepung pergerakan Ye Ming.

Ye Ming mendengus, tatapan matanya tiba-tiba menjadi semakin dingin, wajahnya pun tidak berubah menghadapi keempat orang tersebut, sama sekali tidak ada rasa takut. Kenyataannya, meski orang-orang ini terlihat kuat, tetapi mereka cuma bisa berurusan dengan orang biasa. Di matanya, mereka penuh dengan kekurangan dan bukan lawan yang layak untuknya. Jika bukan karena rasa sakit di selangkangan yang membatasi pergerakannya, dia bisa saja langsung mengalahkan mereka dalam sekejap mata, bahkan dengan berdiri diam saja sekarang, dia sanggup menghadapi orang-orang itu.

"Mati saja sana!" Keempat anggota Geng Aoba itu meraung keras. Ketika Ye Ming melihat mereka akan menyerangnya, dia tersenyum dingin dan sedikit menggerakkan tangan kanannya. Namun saat dia akan bergeser, tiba-tiba alisnya sedikit mengernyit, pandangan matanya jatuh pada Liao San yang ada di belakang orang-orang itu. Pria itu tampak sengsara dan ketakutan, tubuhnya bergegas maju dengan cepat, bahkan melebihi keempat orang tadi.

"Lihat, Liao San sudah bergerak. Wah, sangat cepat!" ucap seseorang di sekitar. Ketika semua orang melihat pergerakan Liao San, mereka menjadi semakin antusias.

"Bocah itu pasti mati karena sudah membuat Kak San turun tangan sendiri," celetuk lainnya.

Ye Ming menyeringai saat melihat Liao San mendekat. Sekalipun pria itu memiliki kekuatan yang besar dan ikut memukul, namun dia masih belum memiliki kualifikasi yang cukup untuk berhadapan dengan Ye Ming. Di matanya, bahkan seratus orang dari level ini pun tidak berarti apa-apa.

"Berhenti!" Liao San segera berteriak menghentikan keempat bawahannya itu. Ketika sosoknya sudah berada di belakang bawahannya, dia melayangkan tinju ke punggung dua orang di depannya hingga terkapar di tanah. Tak berhenti sampai di situ, kedua kakinya juga menendang dua orang lainnya dan membuat mereka terkapar.

Perubahan yang mendadak itu tidak terpikirkan oleh siapa pun. Orang-orang di sekitar sana menatap Liao San dengan terkejut, mereka berpikir, entah apa yang terjadi padanya hingga dia bisa mendadak memukuli bawahannya sendiri. 

Liao San yang dengan mudah menumbangkan keempat bawahannya dalam sekejap mata, lagi-lagi membuat orang-orang kebingungan. Pasalnya, saat maju dan berdiri di depan Ye Ming, tubuhnya bergetar seperti dedaunan yang tertiup angin di musim gugur, kemana kekuatan pria itu sebelumnya?

"Kakak ipar…" Gumam Yao Jie yang tercengang tak percaya.

"Kak San…" Di belakang Liao San, Yao Jie dan orang-orang Geng Aoba terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan kenapa dia tidak menghajar Ye Ming, tapi malah memukul bawahannya sendiri?

"Diam!" Bentak Liao San tanpa menoleh ke belakang. Kemudian kejadian selanjutnya yang lebih mengejutkan semua orang.

Bruk! Liao San tiba-tiba terjatuh berlutut di depan Ye Ming.

"Apa... Situasi macam apa ini? Liao San malah berlutut di depan pria itu? Gila! Dia pasti sudah gila." Seseorang bergumam pelan, lalu menggosok matanya dengan keras karena tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya, semua terjadi dengan begitu cepat seolah sedang bermimpi.

"Adik ipar, betapa bodohnya kamu!" Bentak Liao San yang sukses membuat Yao Jie kaget. "Cepat berlutut! Mohon lah ampun ke Tuan Ming!" Dia kemudian menggeser kakinya semakin dekat ke Ye Ming, lalu terdengar rengekan, "Tuan Ming ampunilah aku! Tuan Ming ampuni aku!"

Sambil memohon belas kasihan, Liao San bersujud dan membenturkan dahinya ke tanah. Satu kali, dua kali, tiga kali... Kemudian terlihat darah menggenang di tanah. Suara benturannya bagaikan bunyi petir yang bergema di telinga semua orang, membuat mereka tercengang-cengang dan tanpa sadar pada saat yang sama mereka semua menahan napas.