"Kakak ipar…" Yao Jie sangat terguncang. Dia selalu melihat sisi hebat Liao San, tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa suatu hari, kakak iparnya itu akan berlutut di depan orang lain hingga membenturkan kepalanya untuk memohon belas kasihan.
Siapa orang ini? Pikir Yao Jie dalam hati. Setahu dia, kehebatan Liao San sudah dikenal luas, bahkan di hadapan Tuan Hong, pimpinannya di Geng Aoba, kakak iparnya itu masih bisa tertawa lepas. Namun, kenapa sekarang dia memohon belas kasihan seperti seekor anjing. Apakah orang ini memiliki status yang lebih tinggi daripada Tuan Hong?
Bruk!
Lutut Yao Jie melemah dan tiba-tiba jatuh ke tanah. Hal itu menyebabkan reaksi berantai karena semua anggota Geng Aoba juga langsung berlutut di tanah, dalam sekejap tidak ada yang berdiri di hadapan Ye Ming.
"Tuan Ming ampunilah kami! Tuan Ming ampunilah kami!" Semua anggota Geng Aoba yang dipimpin oleh Liao San itu mulai ikutan membenturkan kepala mereka untuk memohon belas kasihan. Saat itu, seluruh jalanan menjadi keheningan, bahkan angin pun berhenti bertiup, hanya menyisakan suara benturan kepala ke tanah dan suara kepanikan memohon belas kasihan dari anggota Geng Aoba. Lalu, bau anyir darah samar-samar tercium di udara membuat atmosfer di sana menjadi lebih menyeramkan. Semua orang terkejut, bahkan orang yang tadi membela Ye Ming pun tertegun.
"Apakah dia dewa?" Orang-orang di sekitar mulai berspekulasi. Di bawah atmosfer itu tidak ada yang berani bernapas, mereka menatap Ye Ming dengan tatapan kaget dan terkagum-kagum. Apalagi setelah melihat Geng Aoba yang sebelumnya penuh kesombongan, kini justru menundukkan kepala di kaki pria itu untuk memohon belas kasihan.
"Tuan Ming ampunilah!" Liao San belum berhenti membenturkan kepala dan meminta ampun dari Ye Ming. Benturan kepalanya membuat pandangannya kabur, wajahnya sudah berlumuran darah, tetapi dia tidak merasa sakit sama sekali, hanya merasa ketakutan yang ada di hatinya.
Melihat sekelompok pria berpakaian hitam itu semuanya berlutut, Ye Ming sedikit mengernyit, dia tahu bahwa pertarungannya telah usai. "Enyahlah!" Ucap Ye Ming dengan samar.
Liao San yang seolah mendapat amnesti langsung mendesah panjang dan merasa lega, "Terima kasih Tuan Ming sudah bermurah hati untuk mengampuni kami! Terima kasih Tuan Ming sudah bermurah hati untuk mengampuni kami!" Dia lalu membenturkan kepalanya beberapa kali lagi, setelah itu baru kemudian sarafnya yang tegang menjadi rileks kembali. Dia bangkit dengan gemetaran dari tanah, hembusan angin yang bertiup membuat badannya menggigil, ternyata seluruh tubuhnya sudah basah oleh keringat dingin.
Melihat Liao San bangkit berdiri, Yao Jie dan yang lainnya juga ikut bangkit berdiri. Namun saat anggota Geng Aoba bersiap untuk pergi, Liao San melihat Ye Ming yang melirik ke Yao Jie, hatinya bergetar. Dia tiba-tiba melangkah maju dan menendang dan meninjunya dengan keras, lalu berkata "Siapa yang menyuruhmu berjalan? Apa kamu tidak dengar Tuan Ming berkata enyahlah yang juga bisa berarti bergulinglah?"
Liao San menendang beberapa orang lagi jatuh ke tanah sambil berkata seperti itu. Dia tersenyum ketakutan ke arah Ye Ming dan berguling di tanah membuat orang-orang Geng Aoba tertegun melihat pemimpinnya itu. Satu per satu mereka memegang kepala lalu ikut menggulingkan diri di tanah, lebih dari 30 orang telah menjadi labu berguling.
"Ini…" Orang-orang di sekitar jalanan itu lagi-lagi tercengang, meskipun mereka telah mengetahui identitas Ye Ming saat Liao San berlutut untuk memohon belas kasihan, mereka lebih terkejut lagi karena melihat Geng Aoba berguling-guling di tanah.
Adegan itu sebenarnya lucu jika dilihat pada situasi lain, semua orang pasti akan tertawa, namun pada saat seperti ini, tidak ada yang bisa tertawa. Beberapa dari mereka merasakan guncangan yang tak berujung, adegan itu sangat terpatri dalam jiwa semua orang, mungkin sampai puluhan tahun ke depan mereka masih ingat dengan jelas. Bahwa ada pria yang berdiri tegak, lalu membiarkan lebih dari 30 orang pergi berguling-guling untuk memohon belas kasihan.