Kemudian laki-laki itu meletakkan kamera, setelah itu ia melepaskan baju Ye Erruo. Xiaohei seketika menghentikan mobil, ia turun dari mobil dan segera merekamnya.
"Apa yang kamu lakukan?" kata laki-laki yang lain.
"Bos ingin kita merekam semuanya." sahut Xiaohei.
Kedua laki-laki itu tampak saling berebut, terkait siapa yang harus merekam, melakukan duluan, dan mengenai tempat atau lokasi untuk melakukan hal tersebut. Tiba-tiba salah salah seorang dari mereka mengatakan bahwa orang yang menyuruh mereka ingin agar video tersebut direkam di lokasi yang berbeda. Kemudian mereka sepakat melakukannya secara bergantian di tempat yang berbeda.
Di dalam mobil, Ye Erruo yang awalnya pingsan, seketika ia membuka matanya. Ia menggigit lengannya sampai berdarah, hal itu ia lakukan agar dirinya merasa tenang. Setelah itu ia berpindah dari kursi belakang menuju kursi kemudi. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengunci mobil, lalu ia menutup semua jendela. Setelah melakukan itu, barulah ia bisa bernapas lega, dengan segera ia mengambil botol air mineral yang berada di sebelahnya. Ia berusaha membuka tutup botol, namun ternyata tidak berhasil. Beberapa saat kemudian, kulitnya kembali panas, seketika darah merah mengalir dari kulitnya seolah ingin meledak.
Ye Erruo berpikir, Apakah Gu Feirou yang memberiku suatu obat?
Beberapa saat kemudian, laki-laki yang berada di luar mobil berusaha mengetuk-ngetuk pintu mobil.
"Sial! Wanita ini ternyata pura-pura pingsan." kata salah seorang laki-laki.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" sahut laki-laki lainnya.
"Hei… Pelacur! Buka pintunya!" perintah salah seorang laki-laki sambil menggedor-gedor pintu mobil.
Ye Erruo kemudian menyalakan AC mobil, kemudian ia menutup mata, setelah itu menarik napas dalam-dalam. Dengan segera ia menutup roknya dan mengabaikan orang-orang yang berada di luar mobil.
"Sini! Mana kameranya. Aku akan memecahkannya." kata Da Zhuang.
"Bagaimana kita akan mengambil video jika kameranya dipecahkan?" kata Xiaohe.
"Sial! Jika bukan karena kebodohan kamu, maka kita sudah mendapatkan video itu sejak tadi." tutur Da Zhuang, kemudian ia memukul Xiaohe.
"Siapa yang bodoh?" sahut Xiaohe yang tidak terima dengan perkataan Da Zhuang, lalu ia meninju mata Da Zhuang. Di luar mobil tersebut dua laki-laki tampak bertengkar dan saling memukul satu sama lain.
Setengah jam kemudian, tibalah sebuah mobil sport hitam di tempat tersebut. Mo Jiangye berjalan ke arah Xiaohe, dengan wajah muram, setelah itu ia berkata, "Dimana orang itu?"
Xiaohe melirik mobil yang ada di dekatnya, lalu ia berkata dengan gagap, "Si… Siapa?"
Mo Jiangye melihat Xiaohe dan Da Zhuang dengan tatapan dingin, kemudian ia berjalan mendekati mobil van tersebut. Terlihat Ye Erruo sedang bersandar dengan lembut di dekat jendela. Ketika ia melihatnya, dengan segera ia membuka pintu.
"Ye Erruo... Buka pintunya!" kata Mo Jiangye. Namun, tampaknya Ye Erruo tak mendengar suara Mo Jiangye yang berada di luar mobil. Ia tetap diam dan tak bergerak sedikitpun.
Mo Jiangye menggeram, lalu ia berkata, "Cungkil pintunya!" terlihat Mo Jiangye memerintah anak buahnya.
Dua menit kemudian setelah dicungkil menggunakan alat, akhirnya pintu terbuka. Mo Jiangye segera masuk ke mobil, suhu AC di mobil itu terasa sangat rendah, sedangkan orang yang berada di dalam mobil suhunya begitu panas.
"Ruoruo..." tangan Mo Jiangye segera menepuk pipi Ye Erruo. Seketika bibirnya gemetaran ketika melihat darah dan luka yang membuat kulit Ye Erruo terbuka. Bahkan bibir Ye Erruo dipenuhi banyak darah, selain itu pakaian Ye Erruo juga berantakan, menyaksikan hal itu ia tampak sangat marah.
Mo Jiangye segera melepas coat yang dipakainya dan segera menutup tubuh Ye Erruo. Ia tak berani membawa Ye Erruo ke luar mobil karena tubuh Ye Erruo itu sangat panas dan panasnya tidak normal.