Dengan suara pelan Mo Jiangye berkata, "Katakanlah!"
Ye Erruo mendekatkan tubuh dan meraih leher Mo Jiangye sambil berkata, "Peluk aku." Kemudian ia merasa tubuh dan badannya lemah.
Di sisi lain, Mo Jiangye meraih dan memeluk Ye Erruo dengan tangannya yang besar. Ia tak percaya, bahwa hanya dengan 1 hari menidurinya sikap Ye Erruo sudah berubah. Kemudian, mendekatkan dirinya ke telinga Ye Erruo dan dengan tegas ia berkata, "Ye Erruo, 1 hari 24 jam setelah mendapatkan surat pernikahan, kamu tidak boleh meninggalkanku."
"Iya." jawab Ye Erruo sambil mengangguk dengan patuh. Ia tak akan lupa, bahwa sebelum dan sesudah menerima surat pernikahan itu, ia telah terikat dengan Mo Jiangye. Sebab, tak ada kebebasan kemanapun, karena ketika ia pergi, akan selalu ada pengawal yang mengikutinya. Bahkan, pegawai itu tidak membiarkannya mempunyai ruang kebebasan.
Meskipun Mo Jiangye mengambil kebebasan Ye Erruo, tapi ia akan sering mengajak Ye Erruo pergi jalan-jalan untuk bersantai sejenak. Ia akan membawanya pergi untuk melihat pemandangan yang indah, kemudian mencoba berbagai cara demi membuat Ye Erruo tersenyum. Ia memberikan apapun yang dimilikinya, seperti materi, kesabaran, dan perhatian yang membuat semua wanita iri kecuali kebebasan.
Hanya saja, karena niat baik itu tak terlihat oleh Ye Erruo, sehingga hanya membuatnya ingin lari dari Mo Jiangye. Selama ada kesempatan yang sekiranya memungkinkan, ia akan menghubungi Lin Jingxuan dan itu membuat Mo Jiangye marah besar.
Mo Jiangye sering tidak sadar dengan situasi seperti ini. Ketika mengetahui hal itu terjadi, ia menunjukkan ekspresi marah, bahkan ia berkelahi dengan para pengawal sampai pengawal ada yang terbunuh. Segala sesuatu yang ada di sekitarnya dihancurkan olehnya.
Ye Erruo lah yang biasanya sering membuat Mo Jiangye merasakan sakit hati dan mental. Setiap kali perasaannya sedang terluka, ia bisa menghancurkan apapun yang di sekitarnya. Bahkan, terkadang ia juga melukai orang-orang di sekitarnya. Namun, hanya Ye Erruo lah satu-satunya yang tidak ia lukai. Bahkan, walaupun Ye Erruo berdiri di sampingnya, ia tak akan menyakitinya sedikitpun. Beruntung jika Ye Erruo dapat memiliki seseorang yang begitu mencintainya dan menjadi suaminya.
Ye Erruo adalah perempuan cantik yang memiliki bulu mata yang begitu lentik. Saat ini, lengannya masih dengan kuat memeluk Mo Jiangye. Ia memeluk begitu erat seperti memeluk bayi yang begitu berharga dan takut apabila ada seseorang merampoknya.
Mo Jiangye secara alami dapat merasakan bagaimana Ye Erruo menautkan lengannya pada dirinya. Kalau tidak salah, ia pernah mendengar kalimat yang mengatakan bahwa tubuh seorang wanita adalah jalan pintas menuju hatinya. Jika kamu ingin mendapatkan hati wanita itu, berarti kamu harus mendapatkan tubuhnya terlebih dahulu.
Hal itu membuat Mo Jiangye berpikir, bahwa seharusnya dari awal ia mendapatkan tubuhnya terlebih dahulu. Karena perubahan saat ini dengan yang sebelumnya benar-benar membuatnya terkejut. Jika ternyata ini adalah salah 1 mimpi indah, ia berharap seperti ini selamanya dan tidak ingin bangun dari tidurnya.
Dari lantai 3, Mo Jiangye menatap Lin Jingxuan yang berada di lantai 1. Seketika napasnya menjadi berat dan auranya berubah menjadi begitu dingin, seolah siap membekukan apapun yang di sekitarnya.
Saat bertemu dengan Lin Jingxuan, Mo Jiangye segera membenamkan Ye Erruo ke pelukannya. Ye Erruo yang berada di pelukan Mo Jiangye melihat Mo Jiangye memalingkan muka untuk melihat seseorang.
"Siapa yang menyuruhmu datang kembali?" tanya Ye Erruo. Lin Jingxuan menatap Ye Erruo sekilas, lalu ia mengatakan, "Aku datang kemari untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah aku lakukan. Aku juga telah kehilangan akal, karena terpesona dengan karisma Ruoruo, dan membawanya pergi untuk mengurus surat pernikahan. Tolong kamu jangan marah pada Ruoruo. Aku berjanji aku tak akan menghubungi Ruoruo lagi." tutur Lin Jingxuan.
Mendengar perkataan itu, Ye Erruo tersenyum dingin. Perkataan seperti itulah yang membuatnya menjadi begitu membenci Mo Jiangye. Mo Jiangye yang sedang memegang lengan Ye Erruo dengan keras sambil bertanya-tanya dalam hatinya, Ruoruo? Marah?
Sementara Ye Errou yang saat ini berada dalam pelukan Mo Jiangye, ia berkata, "Aku tak pernah ada hubungan lagi dengan pria itu. Setelah kita selesai sarapan, ayo kita pergi ke biro sipil. Lain kali, jika kamu menemukanku dengan laki-laki itu, dia pasti hanya berniat memprovokasiku. Jika kamu membunuhnya, aku tak akan banyak berbicara lagi."