Chereads / Peliharan Kesayangan! / Chapter 2 - Aku Ingin, Hari Ini Kamu Menjadi Istriku

Chapter 2 - Aku Ingin, Hari Ini Kamu Menjadi Istriku

Ketika semuanya telah tenang, Ye Erruo hanya diam dan tidak ingin membahas masalah apapun. Ia tampak sedikit menggerakkan kepalanya karena merasa lelah.

"Aku mau hari ini kamu menjadi istriku." kata Mo Jiangye.

"Iya." kata Ye Erruo dengan lembut, sambil menarik selimut di sebelahnya untuk menutupi dirinya.

Dalam hati Mo Jiangye berpikir, Iya? Dia mengatakan iya? Kemudian ia berkata, "Kita akan mengurus surat nikahnya hari ini."

"Iya." kata Ye Erruo, sambil tetap menarik keras selimut yang ada di sebelahnya untuk menutupi tubuhnya. Ia tak berani menatap wajah orang yang di dekatnya secara langsung.

Mo Jiangye menatap Ye Erruo, lalu meletakkan tangannya di atas kepalanya dan mengangkat dagu Ye Erruo. Dengan suara serak, kemudian ia bertanya, "Ye Erruo, trik licik apa yang sebenarnya kamu gunakan?" Ia mengatakan itu karena Ye Erruo terlihat tidak memberontak.

Ye Erruo menatap lurus ke mata Mo Jiangye.Terlihat rahang yang seksi, bibir tipis yang menawan, pesona wajah yang dingin, serta dalam matanya seolah terdapat sesuatu yang dapat memancarkan pesona pada dunia. Ini adalah sesosok manusia sempurna, ia bagaikan seorang dewa yang sedang marah, namun juga memanjakan sekaligus mencintai dirinya. Di masa lalunya, karena kebodohan Ye Erruo sendiri, ia sangat menyesal, kecewa, terluka, dan menebus dosa-dosanya dengan segala cara dengan kehidupan ini. 

Ye Erruo merenggangkan kakinya, lalu ia mengaitkan ke pinggang Mo Jiangye dengan kuat. Selain itu, ia juga memeluk lehernya, kemudian berkata dengan lembut, "Hari ini kapan kita bisa mengurus surat pernikahan?"

Napas Mo Jiangye yang sudah tenang, kembali memanas dan tidak stabil. Mata hitamnya seperti memancarkan kilau dan sesuatu besar yang siap menghisap jiwa Ye Erruo. Untuk saat ini, Ye Erruo telah terpesona oleh pesona Mo Jiangye yang mematikan.

Ye Erruo yang masih lemas dan baru terbangun dengan penampilan yang masih acak-acakan, membuat Mo Jiangye tak bisa mengendalikan dirinya. Kemudian, ia menundukkan kepalanya, lalu menghisap, mencium dengan lembut, dan mengamati respon orang yang saat ini ada di bawahnya. Di sisi lain, Ye Erruo sangat patuh, ia tidak melawan, tidak memberontak, dan bahkan secara aktif merespon perlakuan Mo Jiangye.

Pupil mata hitam Mo Jingye tiba-tiba mengecil. ia terlihat semakin kuat dan posesif memegang punggung Ye Erruo lebih dalam lagi. Hal itu membuat perasaan Ye Erruo menjadi bangkit dan bergairah.

Saat Ye Erruo tak kuat melakukan apa yang diminta Mo Jiangye, gerakan Mo Jiangye perlahan melambat. Yang awalnya bagaikan hujan badai, sekarang bagaikan hujan gerimis. Telapak tangan Mo Jiangye perlahan turun ke bawah sambil memberikan ciuman yang dalam pada orang yang saat ini ada di bawahnya. Di sisi lain, Mo Jiangye takut bahwa yang ia lakukan saat ini hanyalah mimpi belaka. Selain itu, ia juga takut jika tiba-tiba orang yang saat ini ada di hadapannya tiba-tiba menghilang. Karena takut dan gugup, ia memeluk Ye Erruo dengan sangat erat, seperti tidak akan membiarkan Ye Erruo pergi.

Beberapa lama kemudian, Ye Erruo menjatuhkan tubuhnya tepat di lengan Mo Jiangye. Ia merasa perasaannya begitu lega, lalu ia mengalungkan tangannya ke leher Mo Jingye, kemudian ia meringkuk di dadanya sambil menikmati suhu hangat tubuh Mo Jiangye.

"Aku lapar." kata Ye Erruo.

Mo Jiangye yang dari awal sampai akhir seperti tidak pernah luput memandang Ye Erruo seketika bangkit, lalu menggendong Ye Erruo kekamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Mo Jiangye terus memandang Ye Erruo. Akan tetapi, dari bangun tidur hingga waktu yang sudah begitu lama berlalu, Ye Erruo masih diam saja.

Tiba-tiba Ye Erruo memanggilnya, "Mo Jiangye!"