Chereads / Istriku Krisisku / Chapter 13 - Kembali ke Mansion (2)

Chapter 13 - Kembali ke Mansion (2)

Di ruang tamu, Kakek Rong, yang berusia 80 tahun, memiliki penampilan yang sangat baik. Badannya juga kuat, karena ia rutin berolahraga. Ayah Rong Yan sudah lama meninggal karena sakit, jadi kini Rong Yan hanya memiliki ibunya, Jiang Peihua.

Jiang Peihua memang telah berusia paruh baya, tetapi dia masih cantik dan terlihat seperti wanita berusia tiga puluhan karena perawatannya yang bagus. Ia tampak awet muda. 

Karena orang yang dicintainya hanya tinggal dua orang, Rong Yan menjadi anak yang sangat berbakti. Bahkan dalam hal pernikahan, ia sangat menurut kepada kakeknya.

"Kakek, Ibu, maaf, aku telah membuat kalian menunggu," sapa Luo Anning terlebih dulu. Tutur katanya tampak seperti wanita cerdas pada umumnya, sehingga Kakek Rong sangat gembira.

Rong Yan tersenyum kecil dan berkata, "Kakek, Ibu, kami pulang."

Kakek Rong menyapa Anning sambil tersenyum. "Anning, mendekatlah ke Kakek."

Anning berjalan ke arah Kakek Rong. Kakek Rong mengambil sebuah kotak persegi dari belakang dan menyerahkannya pada Luo Anning. "Anning, buka ini dan lihatlah isinya. Apakah kau menyukainya?"

Jiang Peihua berbicara di sampingnya, "Anning, Kakek telah menantikanmu, dan menyiapkan hadiah ini sejak kapan hari. Ini adalah cincin berlian zamrud yang baru saja didapat dari acara lelang di New York minggu lalu. Itulah mengapa Kakek segera menyuruh Yan membawamu pulang kemari."

Luo Anning membuka kotaknya. Warna serta permukaan zamrud yang berkilau itu muncul di depan matanya. Dengan sekali pandang saja Luo Anning langsung menyukai hadiah itu. "Terima kasih Kakek, saya menyukainya, tapi ini pasti mahal. Kakek menghabiskan uang untukku lagi." 

"Hahaha, baguslah kalau Anning menyukainya. Selama kau bahagia, menghabiskan uang yang lebih banyak pun tidak masalah." Kakek Rong tertawa terbahak-bahak.

Kakek merasa bahagia, begitu pun dengan Jiang Peihua. Tetapi, Rong Yan kesal, ia merasa bahwa dirinya telah diabaikan. 

Sejak kapan Luo Anning merebut perhatian Kakek dan Ibu?

Sebelum makan malam, Kakek Rong mengajak Luo Anning untuk bermain catur. Jiang Peihua memotong buah-buahan dan menyajikannya untuk mereka. Rong Yan duduk di sofa sendirian sambil menonton TV.

Matanya terus melihat ke arah mereka bertiga, yang sedang bermain catur. Rong Yan pun langsung cemberut.

Mengapa kakeknya mengabaikannya? Dasar wanita sialan ini. 

Tidak bisa, ini benar-benar tidak bisa dibiarkan.

"Ibu, aku lapar…" Rong Yan berkata dengan lemah sambil menatap ibunya yang cantik.

Biasanya, begitu Rong Yan berteriak sedikit seperti ini, Jiang Peihua akan cemas dan cepat-cepat meminta staf di dapur untuk memasak. Dia tidak bisa membiarkan anaknya kelaparan.

Rong Yan mengangkat alisnya. Ia menunggu perhatian dan kekhawatiran dari Jiang Peihua. Di luar dugaan, Jiang Peihua ternyata hanya memandangnya sekilas dan berkata, "Apakah di depanmu tidak ada camilan? Sementara makan camilan saja dulu."

"Plak--" Remote control itu jatuh dari tangannya

Ini tidak adil, sangat tidak adil! 

Kakek Rong dan Luo Anning, yang sedang bermain catur, mendengar suara itu, dan Luo Anning memandangnya. Rong Yan melirik Luo Anning dengan penuh amarah. 'Lihat apa? Belum pernah melihat pria tampan, ya!'

Luo Anning mencemooh dalam hati, 'Dasar tak tahu malu! Aku belum pernah melihat orang senarsis itu!'

Kakek Rong dan Jiang Peihua melihat isyarat di mata Rong Yan dan Luo Anning. Mereka pun tersenyum.

Tampaknya mereka akan segera memiliki cicit dan cucu. Awalnya, mereka masih khawatir jika kedua anak itu tidak saling mencintai. Tetapi, siapa sangka bahwa hanya dalam dua tahun, hubungan mereka berkembang begitu pesat.

Itu adalah pertanda baik!