Tabib Jia menunjuk ke arah kursi kayu di samping Bai Ziyuan, "Nona, Duduklah, aku akan membersihkan lukamu!" katanya. Kemudian dia berkata lagi, "Xiao Ba, bawakan lagi satu alkohol yang ada di botol kecil."
Xiao Ba menganggukkan kepalanya, lalu dengan segera dia menurunkan alkohol dari lemari. Ning Mojian duduk perlahan-lahan, sambil melihat Tabib Jia sedang mengambil alkohol dari tangan Xiao Ba yang ada di depannya.
"Nona, tahan sebentar ini pasti sakit." kata Tabib Jia memperingatkan.
Ning Mojian pun hanya mengangguk, lalu saat Tabib Bai bersiap untuk menyiramkan alkohol ke lengannya, Bai Ziyuan pun dengan segera berteriak, "Jian Jian, itu benar-benar sakit, apa kamu mau mencoba menggigit kain tadi?" tanyanya.
"Tidak usah, seharusnya aku tidak terluka terlalu parah karena lukanya tidak terasa sakit." kata Ning Mojian dengan tenang.
"Berdarah sebanyak ini, mana mungkin tidak sakit?!" kata Bai Ziyuan, kemudian karena mengira kalau Ning Mojian tidak enak padanya. Lalu, dia mengulurkan tangannya yang tidak terluka, "Jika kamu merasakan sakit, remas saja tanganku! Karena aku tidak takut sakit!" katanya.
Ning Mojian melihat wajah Bai Ziyuan yang serius, membuatnya menahan tawa, lalu dia membatin, Barusan, siapa yang kesakitan sampai mau pingsan, sekarang malah bilang kalau dirinya tidak takut sakit!
"Tabib Jia, mulailah, tidak usah menundanya." kata Ning Mojian sambil mengalihkan pandangan ke arah Tabib Jia, lalu dia berkata lagi, "Sakit seperti ini aku masih bisa tahan!"
Tabib Jia lalu melihat wanita di depannya, yang di sekitar mata kanannya terdapat bekas luka merah yang menutupi kecantikan wanita itu. Sehingga membuatnya terlihat buruk rupa, tapi kedua matanya yang bersinar seperti cahaya bulan justru membuat orang tidak bisa melupakannya. Apalagi keteguhan dan keseriusannya yang membuat orang mudah kagum padanya.
Tabib Jia menuangkan alkohol perlahan-lahan, takut kalau Ning Mojian tidak tahan akan sakitnya. Karena tidak mungkin juga, kalau dia meminta Xiao Ba untuk menahannya, sebab bagaimanapun juga, wanita dan pria tidak boleh sembarangan bersentuhan.
Ning Mojian terlihat sudah siap menahan rasa sakit, tapi ketika alkohol itu sudah dituangkan ke lengannya, dia tidak merasakan apa-apa. Lalu, dia mengerutkan keningnya, Apakah sakit yang aku alami sudah sangat parah? Sampai-sampai aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi? batinnya.
Tabib Jia di dalam hatinya terkagum pada Ning Mojian, karena melihatnya tidak mengeluarkan sedikitpun suara kesakitan, Wanita yang bisa menahan rasa sakit seperti ini, pasti bukan wanita sembarangan! katanya dalam hati.
Bai Ziyuan terheran-heran melihat Ning Mojian, Terluka separah itu, tapi kenapa sedikitpun tidak merasakan sakit? Apa dia memaksakan diri menahan sakitnya? tanyanya dalam hati. "Jian Jian, kalau sakit teriak saja, jangan ditahan." katanya kemudian.
"Aku tidak merasakan rasa sakit sedikitpun!" kata Ning Mojian, dia berkata dengan suara pelan, karena merasa kalau ini sedikit tidak masuk akal.
"Sedikitpun tidak merasakan apa-apa?" tanya Tabib Jia merasa aneh, dia segera membersihkan lengan Ning Mojian dengan kapas. Namun setelah itu, dia melihat seperti tidak ada sedikitpun luka di lengannya. Lalu, dia mengambil sapu tangannya dan membersihkan lagi lengan Ning Mojian. Tapi, yang tampak hanya kulit putih bersih terpampang di depan ketiga orang itu, tidak ada sedikitpun bekas luka di sana, "Tidak tampak sedikitpun luka! Bagaimana bisa begini?!" tanyanya dengan heran.
Tabib Jia sudah jadi tabib selama bertahun-tahun, dia juga sering sekali melihat bekas luka berdarah di tubuh orang lain, atau saat dirinya sendiri yang terluka, sehingga darahnya membekas di baju, jadi dia tidak akan mungkin salah melihat. Bekas darah di lengan baju Ning Mojian adalah karena darah yang keluar dan mengalir dari tubuhnya, tapi entah kenapa tidak ada sedikitpun bekas luka di sana.
"Bagaimana bisa begini?" tanya Bai Ziyuan terheran-heran. Karena dia ingat, jelas-jelas tumbuhan rambat aneh itu juga menyerang Ning Mojian, tapi entah kenapa tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya.
"Aku tidak tahu." jawab Ning Mojian tampak kebingungan. Jangankan mereka, dia sendiri juga merasa aneh, jelas-jelas dia melihat dirinya sendiri terluka. Tapi saat ini, bahkan seorang tabib saja tidak bisa menemukan tempat yang terluka di tubuhnya. Sebenarnya bagaimana bisa begini? batinnya.
"Baguslah kalau tidak terluka." kata Bai Ziyuan kemudian, karena dia tidak ingin memikirkan dengan rumit masalah ini, lalu dia menghela napas dengan lega. Tapi, karena mengingat tangannya yang nantinya tidak akan berfungsi dengan maksimal, dia pun langsung mengerutkan bibirnya, lalu membatin, Ini bukan salah Jian Jian, aku sendiri yang terlalu gegabah!
Ning Mojian yang melihat ekspresi putus asa di wajah Bai Ziyuan, membuatnya berdiri perlahan-lahan. "Ziyuan, Kamu istirahatlah di sini, aku akan pergi sebentar, kemudian akan segera kembali!" katanya. Setelah berkata seperti itu, dia lalu mengambil sabit yang ada di sampingnya kemudian keluar.
"Jian Jian, kamu masih mau pergi juga?!" kata Bai Ziyuan, karena dia tahu pasti kemana Ning Mojian akan pergi dan akan melakukan apa, membuat hatinya menjadi bingung. Lalu, dengan segera dia mencoba untuk menghentikannya, "Terlalu berbahaya, jangan pergi!" katanya memperingatkan...