Tuan Bai yang mendengar ucapan Ning Mojian, lalu tampak cahaya berkilau di matanya, raut wajahnya terlihat tidak seburuk sebelumnya. "Apakah kamu memang benar-benar bisa meramal?" tanya Tuan Bai. Pandangan matanya, tetap tertuju pada bekas luka merah yang terlihat buruk, tepat berada di sekitar mata kanan Ning Mojian.
"Terlepas apakah benar atau tidak, biarkan aku mencobanya, dengan begitu kamu akan bisa tahu sendiri?" jawab Ning Mojian.
Tuan Bai melihat Ning Mojian yang tampak tidak merasa rendah diri karena bekas luka miliknya. Tapi, dia malah tampak percaya diri, apalagi dari bola mata cantiknya memancarkan sinar keyakinan, membuat orang tidak bisa untuk tidak yakin kepadanya.
"Baiklah!" kata Tuan Bai menganggukkan kepalanya.
Menurut Tuan Bai, dengan meminta Ning Mojian untuk meramal wanita itu sepertinya tidak buruk juga. Apalagi, hasilnya hanya akan ada dua kemungkinan, yaitu setuju untuk menikah, atau tidak setuju untuk menikahinya. Bagaimanapun hasilnya nanti, dia juga sudah memutuskan dan bersikeras untuk tetap menikahi wanita itu menjadi istrinya.
Jadi, apapun hasil ramalannya nanti, itu semua tidak akan ada pengaruhnya untuk Tuan Bai. Namun, jika memang hasilnya setuju, hal itu yang akan memperkuat alasannya kepada Bai Ziyuan untuk menyetujui pernikahannya dan wanita itu. Ditambah lagi, menurutnya wanita itu memang benar-benar reinkarnasi dari istrinya terdahulu.
"Jian Jian ayahku sudah bersikeras untuk menikahi wanita itu, apapun yang akan kamu katakan kepadanya, dia tidak akan bisa percaya." kata Bai Ziyuan yang saat ini berdiri di samping Ning Mojian. Dia berbicara dengan suara yang sangat pelan, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya, "Aku tahu, kalau kamu ingin membantuku, lagi pula ini akan menjadi keputusan atas hancur atau tidaknya keluarga ini!" katanya lagi.
"Jika kamu tidak ingin ayahmu mati, jangan pergi!" kata Ning Mojian, seketika itu juga dia menjawab ucapan Bai Ziyuan.
Bai Ziyuan membelalakkan matanya, dengan segera dia mengalihkan pandangannya ke arah ayahnya. Tidak aneh kalau dia merasa, bahwa emosi dan watak ayahnya sekarang berubah seperti orang lain. Dia seperti bukan ayahnya yang dulu, bisa dikatakan seluruh wataknya sekarang berubah menjadi terbalik dengan wataknya yang dulu.
Bai Ziyuan mengira, karena kenikmatan bercinta sehingga membuat ayahnya kehilangan akal sehatnya. Dia tidak menyangka, karena sesuatu yang jahatlah bisa menghilangkan akal sehat ayahnya sekarang. Dengan kuat dia menutup bibirnya, kemudian saat itu juga, dia memutuskan tidak ingin keluar lagi dari aula itu.
Bai Ziyuan tidak berani membuka mulutnya, dia hanya bisa berdiri dan tidak bersuara, sambil menatap dingin ke arah wanita yang saat ini sedang berada di samping ayahnya itu. Dia takut, jika dirinya mengatakan sesuatu, bisa saja wanita itu tiba-tiba membunuh ayahnya.
Ning Mojian ketika baru masuk halaman rumah, dia sudah mencium aroma bunga yang tajam. Di kediaman Bai itu, ketika dia dapat mencium aroma bunga hitam itu menurutnya adalah sesuatu yang normal. Tapi yang tidak normal adalah ketika aroma bunga yang tajam itu muncul di depan aula.
Ketika Ning Mojian mendongakkan kepalanya, seketika itu juga dia langsung melihat aura gelap di tubuh Tuan Bai. Aura gelap itu sama persis dengan aura gelap yang ada di tubuh Fang Kang. Lalu di samping Tuan Bai, tampak seorang wanita, dan dari wanita itulah aroma bunga yang tajam itu berasal.
Saat itu Ning Mojian baru paham mengapa di Kota Jia Ding ini diselimuti oleh lapisan aura gelap dan ada aroma yang sangat menyengat. Walaupun dia tidak tahu bunga apa itu, tapi dia sadar kalau bunga itu bisa mengambil nyawa orang. Tuan Bai yang seperti ini, karena dia sedang dikontrol oleh aura gelap itu. Dia berpikir, kalau hanya dengan menghilangkan lapisan ini, pasti tidak akan terjadi masalah yang lebih besar.
Ning Mojian berjalan pelan ke arah wanita siluman itu, lalu wanita itu menyadari kalau bahaya akan datang. Diapun mundur satu langkah, ketika melihat Ning Mojian semakin lama semakin mendekat. Wanita itu dengan segera, langsung menarik lengan baju Tuan Bai.
"Aku sedikit takut!" wanita itu berkata dengan suara yang sangat kecil, membuat orang yang mendengarnya akan membuat berdiri bulu kuduknya. tapi Tuan Bai malah sebaliknya, "Jangan takut, kamu hanya akan diramal biasa saja." katanya menenangkan. Kemudian, dia memegang tangan wanita itu sambil berkata lagi, "Ada aku disini, siapa yang berani menyakitimu?"
Bai Ziyuan melihat ayahnya yang begitu memanjakan wanita itu, dia langsung melirik sinis ke arahnya. Seandainya Ning Mojian tidak mengatakan bahwa ayahnya sedang dalam bahaya, pasti dia lebih memilih untuk pergi daripada melihat pemandangan di depannya itu.
"Nona, boleh saya lihat tanganmu?" kata Ning Mojian sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum.
Wanita itu melihat kearah Tuan Bai, kemudian pelan-pelan mengulurkan tangannya ke arah Ning Mojian. Tapi, belum sempat tangannya diletakkan di atas telapak tangan Ning Mojian, dia merasa sedikit menyesal. Lalu, seketika itu juga menarik kembali tangannya, tapi Ning Mojian langsung menarik kembali tangan wanita itu ke genggamannya, gerakannya yang tiba-tiba, membuat wanita itu tampak ketakutan...