Sambil mengangkat kepalanya dari reruntuhan dinding, mayat itu menatap tajam ke arah Ning Mojian. Dengan suara yang rendah, dia bertanya, "Kamu... siapa kamu sebenarnya?!"
"Kamu tidak pantas mengetahui namaku!" kata Ning Mojian sambil mengangkat sudut bibirnya, dia menampakkan senyum aneh yang bisa membuat orang bergidik ketika melihatnya. Dalam sekejap mata, dia sudah berada di depan mayat itu, lalu satu tangannya menangkap kepala mayat itu, "Beraninya kau menyentuh orang milikku, cari mati ya, hah?" katanya dengan marah.
Mayat itu belum sempat merespon kedatangan Ning Mojian yang tiba-tiba, namun dia sudah melepaskan kepala mayat itu. Kemudian, dalam sedetik menginjak kepala itu hingga hancur, lalu mayat itu pun mati, tanpa tahu dirinya mati di tangan siapa. Setelah mayat itu mati, tubuh dan kepalanya yang hancur berubah jadi abu, tiba-tiba angin berhembus datang, seketika menghembuskan abu itu untuk terbang ke udara.
Bai Ziyuan mengelus dadanya yang kesakitan, kemudian menatap Ning Mojian tanpa berkedip sambil menelan ludahnya sendiri. Dia teringat, saat dulu melihatnya yang menangkap hantu dengan tangan kosong, ternyata itu semua bukan apa-apa. Sekarang Ning Mojian, dengan tangannya sendiri malah merobek makhluk aneh itu, lalu dia berpikir, apakah wanita berani itu, bisa lebih kuat lagi dari ini.
"Aku mau mandi!" kata Ning Mojian tiba-tiba.
Mendengar suara yang terdengar dingin itu, membuat Bai Ziyuan seketika terbangun dari lamunannya. Dia menganggukan kepalanya dengan segera, kemudian berkata, "Aku akan menyuruh orang memasak air panas untukmu!"
Ning Mojian menatap Bai Ziyuan dengan puas, kemudian pergi meninggalkan aula besar itu. Setelah menunggu Ning Mojian pergi, kemudian Bai Ziyuan dengan segera membantu ayahnya untuk bangun dari lantai.
"Ziyuan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?" tanya Tuan Bai sambil mengerutkan keningnya. Dia terlihat sedih, karena melihat aula besarnya tiba-tiba berubah menjadi begitu berantakan. Dengan suara yang kecil, kemudian dia berkata, "Lonceng kecil kenapa bisa pingsan? Segera panggilkan dokter untuk memeriksanya!"
"Ayah, aku akan mengantarkanmu ke kamar dulu ya!" kata Bai Ziyuan, dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan masalah yang baru saja terjadi.
※
Ning Mojian terlihat sudah kembali ke kamarnya, tidak lama kemudian beberapa pelayan kediaman Bai datang menenteng ember berisi air panas dan dimasukkan ke dalam kamarnya.
"Nona, Kakak Bai Ling tidak enak badan, jadi biarkan aku yang melayanimu." kata seorang pelayan yang memakai baju hijau muda, hanya berdiri di samping Ning Mojian, dia tidak berani langsung menatap ke arahnya.
"Tidak perlu, pergi sana semua!" kata Ning Mojian, lalu dia melihat pelayan itu menghela napas. Ketika itu, dia langsung tersenyum dingin, "Kalian menjaga di pintu halaman saja, sebelum besok pagi terang siapapun itu, setengah langkah pun kalian tidak boleh masuk ke halaman ini. Termasuk juga Bai Ziyuan, dengar tidak kalian?" katanya.
"Iya, Nona." kata pelayan-pelayan itu saling menatap satu sama lain, kemudian segera pergi meninggalkan kamar Ning Mojian.
Para pelayang teringat, ketika Tuan Muda membawa seorang wanita pulang ke kediaman Bai. Seluruh tubuh wanita itu kotor, lalu dia memakai pakaian pengantin baru, dan sekali melihatnya orang-orang pasti akan berpikiran bahwa dia sepertinya lari dari pernikahan. Tuan Muda yang khawatir sampai meminta Bai Ling untuk menjaga wanita itu.
Pelayan-pelayan itu merasa penasaran, karena Tuan Muda membawa wanita yang menurutnya begitu berharga pulang ke kediaman Bai, bahkan sampai sekhawatir itu padanya. Siapapun tidak akan menyangka, bahwa yang dibawa pulang adalah seorang wanita yang memiliki wajah jelek. Dia sepertinya bukan lari dari pernikahan, tetapi mungkin saja kalau pernikahannya dibatalkan oleh pihak laki-lakinya.
Para pelayan juga tidak tahu, kenapa Tuan Muda bisa jatuh hati pada wanita seperti itu. Kalaupun memang benar-benar menyukainya, mungkin saja itu hanya sementara. Lalu mereka berpikir, bahwa setelah itu Tuan Muda tidak akan menyukainya lagi. Di tambah lagi, keluarga Bai hanya memiliki Bai Ziyuan, anak semata wayang. Jadi tidak mungkin, kalau mereka akan membiarkan Tuan Muda untuk menikahi wanita yang memiliki wajah jelek seperti itu, karena pasti akan membuat malu keluarga Bai.
Jadi mereka sebenarnya, tidak mau untuk melayani wanita yang akan menghilangkan keuntungan keluarga Bai dalam waktu dekat ini. Namun, ketika mendengar Ning Mojian tidak perlu dilayani dan hanya meminta mereka untuk menjaga di pintu halaman. Semua pelayan itu merasa lega, merak berpikiran kalau dengan wajah yang sejelek itu, mana mungkin ada yang bersedia masuk ke halamannya.
※
Ning Mojian membasuh bersih mukanya yang penuh bercak darah dengan kain basah. Kemudian, tampaklah wajah yang cantik dan polos terpancar di cermin, ditambah sebuah bekas luka merah menodai kecantikan alaminya. Dia lalu mengulurkan tangannya dan mengelus pipinya sendiri dengan menggunakan jari-jemarinya ke setiap bagian di wajahnya. Kemudian, bekas luka merah itu terlihat perlahan-lahan menghilang, membuat wajah yang cantik dan polos itu muncul lagi di cermin.
Mata yang indah dengan bulu mata yang lentik, di bawah hidungnya yang mancung tampak bibir semerah ceri yang setengah terbuka dan setengah tertutup. Wajahnya seindah persik, kulitnya pun seputih salju, di sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman yang memiliki maksud. Kemudian, dia melepaskan jepitan, di rambutnya yang halus seperti sutra dan saat ini tergerai di pundaknya...