Chereads / Malam Hantu / Chapter 32 - Masalah Perilaku

Chapter 32 - Masalah Perilaku

Saat itu Bai Ling datang ke kamar Ning Mojian, lalu dia melihat pintu halamannya tertutup. Hal itu membuat dia mengerutkan keningnya, kemudian dia mengetuk pelan pintu itu, tapi tidak ada jawaban. Lalu dia langsung membuka pintu itu, namun dia tidak melihat ada satu orangpun pelayan berada di sana.

Ketika Bai Ling mau masuk ke halaman kamar, dia mendengar suara para pelayan yang saling bercengkrama dan tertawa. Kemudian, dia mengerutkan keningnya lagi, meletakkan kedua tangannya ke belakang, lalu menatap tajam ke arah suara para pelayan yang berjalan itu. Seperti yang sudah dia duga, ternyata para pelayan ini benar-benar tidak melakukan yang diperintahkan olehnya untuk menjaga Nona Jian Jian.

Ketika keempat pelayan itu ingin belok ke arah kamar Ning Mojian, mereka lalu melihat Bai Ling yang berdiri di depan pintu halaman kamar. Raut wajah mereka seketika itu memucat karena takut, lalu dengan segera memberi hormat kepada Bai Ling. "Kakak Bai Ling." katanya.

"Besar sekali nyali kalian, sehingga berani mengabaikan tamu penting Tuan Muda!" tanya Bai Ling. Dia yang awalnya terlihat manis, kini berubah menjadi serius, kemudian menegur mereka, "Sudah aku awasi saja kalian masih seperti ini, apalagi kalau aku tidak mengawasi kalian, mungkin kalian akan semena-mena ya?!" katanya dengan marah.

Keempat pelayan langsung berlutut ke tanah, terlihat sekali bahwa wajah mereka memucat. Meskipun Bai Ling juga seorang pelayan, tapi Keluarga Bai sangat menyukai gadis yang baik hati ini, sehingga keluarga Bai memberikan marga Bai kepada dirinya. 

Bisa dibilang kalau Bai Ling sudah menjadi bagian dari keluarga Bai, tapi Bai Ling adalah orang yang tahu terima kasih, dia tidak pernah menganggap bahwa dirinya adalah seorang Nona di sana. Jadi, dia tetap melakukan tugasnya yang dulu dia lakukan, hal inilah yang membuat Tuan Bai sekeluarga sangat menyayangi gadis yang dewasa ini.

"Kakak Bai Ling, kami salah, kami tidak akan berani lagi berbuat seperti ini!" kata salah satu pelayan sambil menundukkan kepalanya, dan mengakui kesalahannya. "Aku mohon beri kami satu kesempatan lagi!" katanya menambahkan.

"Aku mohon padamu!" ketiga pelayan yang lain juga ikut menundukkan kepalanya dan mengakui kesalahan mereka.

Bai Ling merupakan orang yang berhati lembut, tapi dia juga memiliki batasan diri, jadi ketika melakukan tugas dengan baik atau tidak, itu adalah masalah kemampuan diri sendir. Tapi, jika tidak melakukan tugas karena tidak diawasi, itu adalah masalah perilaku menurutnya.

"Yang belum menandatangani kontrak bekerja, tolong segera pergi ke bagian keuangan untuk mengambil gajinya bulan ini, kemudian silahkan pergi dari sini. Lalu, yang sudah menandatangani kontrak tinggal menunggu Tuan Bai untuk mengirim kalian pergi saja!" kata Bai Ling. Setelah menyelesaikan ucapannya, dia langsung pergi ke arah kamar Ning Mojian.

"Apa coba hebatnya? Cuma digelari marga Bai saja, dia sudah mengira kalau dirinya seorang majikan?!" kata seorang pelayan setelah Bai Ling pergi. Kemudian, dia yang sedang berlutut meludahinya dari belakang dan berkata, "Dasar tidak tahu malu!"

"Aku harus bagaimana?" tanya satu pelayan yang lain, dia merasa takut dan memandang ke teman-teman pelayan yang lain. Suaranya yang terdengar gemetaran kemudian berkata, "Aku sudah menandatanganinya, jika keluarga Bai tidak mau aku lagi, aku tidak tahu akan bekerja di tempat seperti apa nantinya!"

Keempat pelayan itu kemudian terdiam, "Bagaimana kalau kita memohon kepada Tuan Muda? Dia kan hatinya lembut, lebih enak kalau diajak bicara!" kata pelayan yang di depan mengajukan sebuah ide.

"Tuan muda begitu menyayangi Bai Ling, apakah Tuan Muda mau membantu kita?" tanya pelayan yang lain.

"Asal tidak meninggalkan kediaman Bai, itu saja tidak masalah kok. Walaupun memohon dengan memelas pun tidak masalah. Lagi pula Keluarga Bai sangat baik terhadap para pelayan, jika kita bekerja di tempat lain, kita pasti akan diperlakukan dengan tidak baik." kata pelayan yang memberikan ide. Kemudian, para pelayan yang lain pun setuju dengan ucapan itu, mereka akhirnya segera berdiri dan pergi menuju kamar Bai Ziyuan.

Bai Ling sudah sampai di depan pintu kamar Ning Mojian, kemudian dia mengetuk pintu kamar itu. "Nona Jian Jian, apakah kamu sudah bangun?" tanyanya. Namun, tidak ada orang yang menjawab pertanyaannya dari dalam kamar.

Bai Ling mengerutkan keningnya, kemudian mengetuk pintu itu lagi, namun tetap saja tidak ada suara, hanya ada keheningan di dalamnya, Lalu dia pun takut bersuara lagi, dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Ning Mojian. Aroma yang samar dari kamar itu tercium dimana-mana, membuat wajahnya memerah. 

Walaupun Bai Ling seorang gadis muda, tapi itu tidak berarti kalau dia tidak tahu aroma samar apa itu. Namun setelah itu, dia sangat terkejut dan segera maju ke depan untuk memastikan apa yang sudah di lihat.

Bai Ling melihat seorang wanita tengah tertidur lelap di atas ranjang, selimut sutra di atasnya terlihat berantakan. Lalu, di kulit Ning Mojian tampak ada banyak memar berwarna ungu kebiru-biruan bekas ciuman. Dia yang melihat pemandangan di depannya, seketika itu wajahnya memucat. Lalu di dalam hatinya, dia seolah berkata bahwa ini adalah sebuah pertanda buruk...