Wei Chihan terdiam sesaat, lalu ia melihat sekeliling dan melihat Ming Yue'er lagi, wajahnya tampak tenang, "Tidak ada kakus di hutan belantara ini, kamu bisa buang air di tempat jika kamu mau."
Wajah Ming Yue'er memerah karena malu, lalu ia menatap pria itu dan mengedipkan matanya, "Kalau begitu… bisakah kamu minggir sebentar?"
"Apa? Jadi aku harus minggir?" Wei Chihan menolaknya, lalu ia menyeringai, "mengapa aku tidak boleh melihatmu? Tidak usah menghindar, aku akan mengawasimu."
"Kamu~!" Ming Yue'er berkata dengan tergesa-gesa, "Wei Chihan, aku bukan tahananmu, bisakah kamu berhenti mengawasiku untuk sepanjang waktu?!"
"Kamu adalah milikku, jadi aku harus mengawasimu supaya kamu tidak mempermainkanku." Wei Chihan tersenyum, tetapi ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan wanita di hadapannya.
Ming Yue'er merasa sangat marah, lalu ia berseru kepada Wei Chihan, "Lalu bagaimana aku bisa buang air? Untuk apa kamu menatapku buang air? Itu kan bau."
Wei Chihan menatapnya dengan tatapan dingin, kemudian ia tertegun dan mengerutkan sedikit bibirnya.
"Apakah kamu benar-benar ingin buang air?"
"Ya! Aku ingin buang air sekarang dan aku tidak bisa menundanya."
Ketika Wei Chihan mendengarkan perkataan Ming Yue'er, ia melihat sekeliling dan menunjuk pada hutan maple yang letaknya tidak jauh.
"Aku akan menunggumu di situ. Kamu boleh memanggilku jika ada perlu."
"Baiklah." Ming Yue'er berseru, lalu wajahnya menjadi memerah.
Ini adalah pertama kalinya ia mengemukakan alasan yang begitu vulgar di depan seorang pria. Sekalipun itu merupakan hal yang memalukan, tetapi tidak masalah baginya, yang penting ia bisa melarikan diri.
Wei Chihan berbalik dan menatap wanita itu lagi, kemudian ia berjalan menuju ke pohon maple, wajah tampannya pun menunjukkan ekspresi ragu-ragu.
Setelah Ming Yue'er menatap Wei Chihan menjauh sedikit darinya, ia perlahan-lahan jongkok dan berpura-pura buang air, tapi terus menatap pria tersebut.
Wei Chihan berada di belakangnya, dan dapat mendengar gerakannya.
Ming Yue'er lalu berbaring di atas tanah, kemudian perlahan-lahan merangkak, sambil terus mengawasi Wei Chihan, memastikan agar pria tersebut tidak berbalik.
Kemudian Ming Yue'er membungkuk dan bangkit dari tanah, setelah itu ia berdiri dan melarikan diri.
Beberapa saat kemudian.
Tiba-tiba mata Wei Chihan terbelalak, lalu ia berbalik dan menatap hutan maple yang kosong.
"Memangnya kamu ingin melarikan diri ke mana, anak nakal~"
Ia lalu berbalik dan berlari menuju ke jalan yang lain, ia mengerti struktur lahan di tempat ini. Sepertinya, wanita itu akan melarikan diri menuju ke sebuah danau.
....
Di danau yang terdekat, Ming Yue'er berlari di sepanjang danau sambil melihat sekeliling.
Dalam benaknya ia bertanya-tanya, di manakah ia berada, dan mengapa ia berada di sini? Bagaimanakah caranya agar ia bisa keluar dari tempat ini?
Lalu ia melihat ada jalan berbatu di depannya, ternyata jalan berbatu tersebut merupakan jalan keluar dari hutan.
Kemudian ia pun berlari dengan cepat.
Ia melangkah di atas anak tangga yang terbuat dari batu dengan kegirangan, dan keinginannya untuk pulang menjadi bertambah kuat.
"Nona! Kamu mau pergi ke mana?" Wei Chihan berkata dengan suara yang dingin.
Wei Chihan berjalan keluar dari sisi kanan jalanan berbatu, ekspresi wajahnya tampak tegas dan tatapan matanya tampak tajam.
"Ah!" Ketika Ming Yue'er melihat pria itu muncul, ia langsung berlari.
"Kamu mau melarikan diri ke mana?" Wei Chihan bertanya, sambil berlari mengejarnya.
"Lepaskan aku!" Ming Yue'er merasa kebingungan dan ia berusaha untuk menghindari pria itu.
"Ah~~!" Terdengar suara seseorang terkejut.
Ming Yue'er terhuyung dan tubuhnya menjadi tidak stabil, hingga ia terjatuh ke belakang.
"Yue'er Kecil!" Wei Chihan terkejut dan berseru dengan cemas, lalu tangannya berusaha menangkap pinggang ramping wanita itu.
Kemudian tangan Ming Yue'er menyentuh kerah pria yang berdiri di atas anak tangga. Karena jalanan batu ditutupi oleh lumut, Wei Chihan akhirnya terpeleset dan tubuhnya menghantam Ming Yue'er.