Malam telah tiba, langit tampak mendung.
Song Ji sedang berjalan di jalanan yang sibuk, tetapi ia tidak tahu kenapa ia merasa jika angin hari ini terasa lebih dingin daripada biasanya. Hawa sejuk tersebut perlahan-lahan terasa di punggungnya. Lampu jalanan pun memantulkan bayangannya, tetapi bayangan tubuhnya tenggelam di dalam bayangan yang lainnya.
Song Ji menggosok perhiasan giok yang ada di lehernya dan menenangkan dirinya. Lalu ia berkeliling di jalanan dan akhirnya menuju ke sebuah restoran mewah yang dibuka oleh Qi Xiao.
Menurut saran Yu Dai, Song Ji sebaiknya mencoba untuk menghubungi Biksu tersebut terlebih dahulu, tetapi ia tidak bisa menghubunginya. Teman Song Ji yang memperkenalkan dirinya pada Biksu tersebut mengatakan pada Song Ji jika Biksu tersebut sedang sibuk, jadi Song Ji sekarang tidak bisa melihat beliau dan berbicara dengan beliau.
Lalu Song Ji menutup panggilan telepon temannya dengan marah, tetapi ia tidak berkata jika Biksu tersebut berbohong. Song Ji bukannya masih meragukan perkataan Yu Dai, tetapi ia berpikir jika Biksu tersebut bisa menjadi terkenal dan disegani oleh banyak orang-orang terpandang, pasti ada sesuatu yang luar biasa pada Biksu tersebut. Biksu tersebut lebih bisa bersikap tebal muka daripada orang biasa, dan tidak mudah tersinggung.
Teman Song Ji mengatakan itulah alasan mengapa musuh sulit menyerang Biksu tersebut. Bahkan jika temannya Song Ji mengatakan seperti itu pada Song Ji, Song Ji masih tidak bisa mempercayai perkataan temannya.
Karena Song Ji tidak bisa menghubungi Biksu tersebut, jadi ia pada akhirnya menghubungi Qi Xiao. Qi Xiao akan menemui Song Ji di kantor teratas restoran, Song Ji pun tidak keberatan. Sekalipun Yu Dai mengatakan bahwa lebih baik pergi ke rumah Qi Xiao, tetapi ini bukan sesuatu yang bisa Song Ji putuskan.
Sekalipun Song Ji memiliki banyak penggemar dan popularitas yang bagus di dunia hiburan, Song Ji berada di posisi yang rendah jika ia berada di depan Tuan Muda dari keluarga terpandang seperti Qi Xiao.
Kantor Qi Xiao terlihat sangat luas. Meja kantor dan rak buku nya terbuat dari kayu mahoni yang bagus, lalu meja dan rak buku nya diukir dengan pola yang kuno. Suasana kantor Qi Xiao tampak tenang, sesuai dengan temperamen Qi Xiao.
"Silahkan duduk." Kata Qi Xiao yang sedang duduk di atas sofa kulit, pada Manajer restoran yang membawa masuk Song Ji.
Qi Xiao menyandarkan kursinya ke arah tembok, dan di belakang tembok terdapat lukisan tinta yang menggambarkan pemandangan yang tampak indah. Lalu asisten Qi Xiao duduk di sampingnya Qi Xiao.
Song Ji duduk di samping sofa. Lalu ada seseorang yang segera memberikan teh panas yang harum pada nya, dan Song Ji berterima kasih dengan sopan.
"Maaf jika aku terlambat membalas Qi Xiao." Ucap Song Ji lalu meminum seteguk teh, dan ia akhirnya meletakkan cangkirnya. Kemudian Song Ji menatap Qi Xiao yang sakit pada beberapa hari yang lalu.
"Tidak apa-apa. Aku lebih mengkhawatirkan jawabanmu." Lalu tatapan Qi Xiao tertuju pada Song Ji. "Aku benar-benar menghargai bakatmu, jika kamu bekerja sama denganku, maka aku akan memperlakukanmu dengan baik."
Setelah mengatakan hal ini pada Song Ji, Asisten yang berada di samping menyerahkan setumpuk dokumen pada Song Ji. "Ini merupakan pengenalan proyek kerjasama dan persetujuan kerjasama, Tuan Song dapat melihatnya."
Song Ji mengambil dokumennya dan membuka tumpukan dokumennya dengan cepat, kemudian membacanya dengan serius. Lalu Asisten tersebut memberikan penjelasan pada Song Ji ketika Song Ji melihat dokumennya. Sedangkan Qi Xiao, ia minum teh tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Ketika Qi Xiao menghubungi agensi Song Ji sebelumnya, ia telah mengutarakan keinginannya. Qi Xiao ingin bergabung dengan Song Ji karena ia ingin memasuki dunia hiburan, dan ia membiarkan Song Ji untuk bertanggung jawab atas musiknya. Jadi Song Ji akan berubah dari seorang pencipta lagu menjadi seorang Manajer.
Tentu saja, Song Ji tidak hanya akan bertanggung jawab dalam bidang manajemen, ia juga akan bertanggung jawab dalam bidang penciptaan lagu. Mungkin tanggung jawab Song Ji dalam menciptakan lagu bahkan lebih besar daripada sebelumnya.
Atau bisa dikatakan kalau Qi Xiao menempatkan Song Ji di posisi tersebut, maka Qi Xiao hampir memeras bakatnya Song Ji, tetapi Qi Xiao berani membayar mahal.
Periode kontraknya berlangsung lima tahun, isinya pun sangat terperinci, bahkan harga lagu yang akan ditulis oleh Song Ji untuk perusahaan juga tercantum. Song Ji juga akan diberikan bonus. Secara keseluruhan, itu merupakan kontrak yang cukup menarik.
Qi Xiao berusaha untuk bisa bekerja sama dengan Song Ji.
"Tolong pinjami aku pena." Song Ji mengangkat kepalanya dan berkata pada Asisten Qi Xiao.
Asisten tersebut pun terkejut, ia mengira jika Song Ji merasa tidak dengan persetujuannya. Lalu Asisten tersebut memberikan pena pada Song Ji, dan Song Ji secara langsung menandatangani kontrak tersebut.
"Aku bersedia." Kata Song Ji pada Qi Xiao, lalu ia mengembalikan penanya pada Asisten tersebut.
Qi Xiao tersenyum dan berkata, "Bagus, senang berbisnis dengan orang-orang seperti dirimu."
Lalu Qi Xiao mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengulurkan tangannya dan berkata, "Kalau begitu, kerjasama kita akan berlangsung selama lima tahun ke depan atau lebih. Semoga kerjasama kita akan berlangsung dengan lancar."
Song Ji pun tersenyum lalu mengatakan bahwa, Tuan Muda Qi merupakan Tuan Muda dari keluarga terpandang yang paling sopan. Song Ji jelas-jelas bekerja sama dengan Qi Xiao. Jika dilihat dari perkataan Qi Xiao dan bahkan tindakannya, Song Ji diperlakukan sebagai mitra kerja yang sederajat oleh Qi Xiao.
Song Ji juga merasa diuntungkan karena Qi Xiao memperlakukannya dengan adil, dan kesan Song Ji akan Qi Xiao pun menjadi lebih baik.
Lalu Asisten Qi Xiao keluar dan membawa kontrak yang telah ditandatangani oleh Song Ji, jadi di dalam ruangan pertemuan hanya Qi Xiao dan Song Ji.
Ketika Qi Xiao ingin meminta Song Ji untuk keluar mengambil minum, Song Ji terlebih dahulu berbicara, "Aku ingin membicarakan mengenai pekerjaan yang selanjutnya secara lebih terperinci."
Qi Xiao terkejut, lalu ia tersenyum dan berkata, "Aku tidak menduga jika kamu begitu gila bekerja."
Lalu Qi Xiao mempersilakan, "Silakan katakan apa yang ingin kamu katakan."
Song Ji diam-diam menghela nafas, lalu ia mulai membicarakan pandangannya tentang para pemula. "Aku memiliki temperamen yang buruk, jadi aku tidak bisa bersikap lembut terhadap para pemula. Jika seandainya aku memarahi para pemula yang dicari oleh Bos, aku harap Bos bisa memaafkanku."
Qi Xiao tertawa dan berkata, "Aku telah memilihmu secara pribadi. Aku percaya diri terhadap visiku. Aku akan tetap berada di sisimu dan memberikan dukungan yang penuh pada pekerjaanmu. Jadi, kamu masih bisa bertindak sesuai dengan caramu. Selain itu, tidak usah memanggilku Bos, cukup panggil dengan sebutan yang sebelumnya."
Kesan Song Ji akan Qi Xiao menjadi bertambah baik, lalu Song Ji tersenyum karena perkataan Qi Xiao. Song Ji tidak merasa khawatir, ia justru merasa gembira.
Kemudian Song Ji berkata, "Aku akan melakukan yang terbaik…"
Sebelum Song Ji selesai berkata, angin bertiup kencang dari arah jendela, hingga membuat kaca bergetar dan tirai berterbangan. Anginnya bertiup dengan kencang lalu terdengar suara bising yang tidak nyaman.
Ini lah waktunya!
Song Ji tiba-tiba berdiri dan melihat ke arah jendela. Tubuhnya sedikit bergetar, tetapi matanya terlihat berani.
"Ada apa ini?" Kacamata Qi Xiao hampir terbang karena tertiup angin, tetapi ia masih mampu menahan kacamatanya. Lalu ia memperhatikan jika lampunya berkedip selama beberapa kali, lalu akhirnya menjadi gelap.
Malam ini sinar rembulan masih terlihat jelas, tetapi dalam sekejap ruangannya menjadi gelap dan sekelilingnya pun menjadi tak terlihat. Selain itu, suhu udaranya pun tiba-tiba menurun, hingga hawanya terasa sangat dingin. Karena hawanya terasa sangat dingin, banyak orang yang bulu kuduknya berdiri.
Qi Xiao merasa terkejut, tetapi ia tidak bergerak. ia tetap berdiri dalam posisi semula dan tidak bersuara, lalu ia melihat ada yang salah di dalam ruangannya.
Ia tidak dapat melihat apapun.
Tiba-tiba lengannya terasa seperti ditangkap, ia merasa sangat takut hingga ingin berteriak, tetapi ia tidak mengeluarkan suara apapun. Lalu ia mendengar suara Song Ji.
Suara Song Ji terdengar sedikit bergetar, lalu ia berkata, "Kejadian yang sama yang terjadi di atas panggung pada saat itu terjadi lagi. Qi Xiao, hati-hati…ah…."
Perkataan Song Ji terputus, Sepertinya Song Ji telah telah dicekik oleh seseorang.