Setelah Liuli Guoguo melempar piring itu, ketika belum sempat kemarahannya mereda, tiba-tiba mulutnya sudah berubah menjadi kusut. Lalu dia pun menangis sejadi-jadinya, seolah sedang meluapkan kemarahan yang ditahannya sampai semuanya keluar.
Liuli Guoguo takut, dia sangat takut, jika ada sesuatu barang yang diberikan oleh kedua kakak perempuannya, atau bibi hong atau juga kakak pria tertuanya yang sangat sangat sangat kejam itu, pasti itu bukan sesuatu yang baik. Walaupun dia masih muda, tapi ingatannya masih segar dengan setiap pengalaman buruknya yang pernah dialaminya.
Contohnya...
Awal tahun lalu, di depan halaman Bibi Hong telah ditanami banyak sekali bibit bunga yang mahal dan langka. Ketika menunggu sampai datangnya perayaang Qing Ming, bunga-bunga itu akan bermekaran. Kemudian, Bibi membuat parfum dari bunga-bunga itu, lalu dia berkata kepada ayahnya karena ingin sekali memberikan parfum itu kepada ibu Liuli Guoguo. Setelah itu, dia juga berkata kalau ibunya tidak menggunakannya, hal itu berarti kalau ibu tidak menyukainya dan Bibi Hong pasti akan merasa sedih.
Ibu Liuli Guoguo tidak punya pilihan, akhirnya dia terpaksa menggunakan parfum itu. Namun siapa juga yang tahu, ketika menggunakan parfum itu, entah mengapa malah mengundang banyak sekali lebah. Mereka menyengat ibu Liuli Guoguo hidup-hidup sampai hampir kehilangan nyawanya, hal itu membuat tubuhnya menjadi bengkak seperti bacang.
Liuli Guoguo tidak tahan melihatnya, dia pun marah sambil menangis, dan mau membalas Bibi Hong. Namun Bibi Hong malah berkata, kalau ibunya lah yang salah menggunakannya, sehingga sampai mengundang banyak lebah datang. Bibi Hong juga berkata, "Aku kan juga menggunakan parfum itu? Tapi kenapa tidak ada lebah yang datang!"
Jadi, Liuli Guoguo tidak berhasil membalasnya, Liuli Guoguo bukan hanya diabaikan oleh Bibi Hong Mudan. Namun, Bibi Hong Mudan juga mengatakan kepada ayah kalau dia tidak punya sopan-santun. Karena sudah berani memfitnahnya, akhirnya dia mendapat pukulan dan tendangan lagi dari ayahnya.
Contoh lainnya juga baru terjadi sebulan yang lalu, ketika kakak laki-laki pertama pulang setelah menjelajah di luar rumah, dia pun membawakan kedua kakak perempuan jahatnya banyak sekali tusuk rambut.
Kakak ketiga, yaitu Liuli Pingping, dengan mengatasnamakan persaudaraan, dia memberikan hadiah tusuk rambut kepada Liuli Guoguo. Dia awalnya tidak mau, tapi Liuli Pingping tetap memaksa pelayannya untuk menaruh tusuk rambut itu di kamarnya.
Lalu tidak lama kemudian, Liuli Pingping berteriak-teriak dan mengatakan, kalau tusuk rambutnya hilang. Dia pun mencari dan mengobrak-abrik kamar Liuli Guoguo, kemudian dia menemukan tusuk rambutnya yang sudah dihadiahkan untuk Liuli Guoguo. Tapi saat itu, dia malah berkata kalau Liuli Guoguo telah mencurinya. Tidak peduli Liuli Guoguo harus menangis seperti apa, karena itu semua tidak ada gunanya. Sebab, tetap saja ayahnya memukulnya karena kejadian itu.
Ibu Liuli Guoguo mencoba menghentikan ayahnya, tapi malah didorong oleh ayahnya itu sampai jatuh ke lantai. Kakak keduanya saat itu masih berada di sekolah, beberapa pelayan juga tidak tega dan kasihan melihatnya. Tapi sayangnya, rasa kasihan itu juga tidak bisa mengubah kekejaman yang terjadi pada Liuli Guoguo.
Uh… Terlalu banyak! bati Liuli Guoguo sejak dia sudah bisa mengingat, semua masalah seperti ini yang sudah terjadi berkali-kali. Bibi Hong, kedua kakak perempuannya yang jahat, kakak laki-laki pertamanya yang kejam, mereka semua adalah orang-orang yang selalu menyengsarakannya.
Di kediaman yang sangat megah ini, tidak banyak kesenangan yang dirasakan dalam menghabiskan waktu di sini. Yang kuat mengganggu yang lemah telah menjadi hobi dan kesenangan dalam hidup mereka. Jadi, Bagaimana mungkin Liuli Guoguo tidak takut dengan sup yang dibawa masuk oleh Liuli Pingping.
Liuli Guoguo takut kalau kakak jahatnya itu memasukkan racun ke sup itu, seandainya sup itu tidak untuk diminum oleh ibunya. Tapi dia juga berpikir, takutnya ketika ibunya mencium aroma sup itu, tiba-tiba ibunya selamanya tidak akan sadarkan diri.
Liuli Pingping mencoba menahan amarahnya karena melihat Liuli Guoguo yang menangis terisak-isak, lalu dia berkata, "Ya ampun Liuli Guoguo, kamu kenapa menangis? Kamu sudah menumpahkan sup yang kakak buat selama dua jam ini, kakak saja tidak menangis, kalau kamu begini nanti membuat Raja Huayou merasa kamu tidak sopan loh..."
Belum sampai Liuli Pingping menyelesaikan ucapannya, Xuanyuan Pofan tiba-tiba sudah berjalan ke samping Liuli Guoguo, lalu menggendok Liuli Guoguo ke dalam pelukannya, "Pengawal ketiga, Seret keluar Liuli Pingping dari kamar ini."
"Tuan, Tuan, kamu kenapa bisa... uh, lepaskan aku....Aaahh.." teriak Liuli Pingping. Tidak sampai setengah jam, dia sudah diseret oleh pengawal ketiga seperti anjing yang diseret keluar.
"Liuli Guoguo, sudah ya, jangan menangis lagi ya? Um?" kata Xuanyuan Pofan yang dengan sabarnya menepuk-nepuk punggung nona kecil, yang ada di pelukannya.
"Um..." jawab Liuli Guoguo kepada Raja Huayou, lalu dia mengusap air matanya. Kemudian dia tampak tidak menangis lagi, setelah itu dia pun menyamankan diri di pelukan Xuanyuan Pofan. Sangat hangat, tiba-tiba dia merasa kalau sangat menyukai Kakak Po, karena menurutnya Kakak Po sangat sangat sangat baik.