Di kamar Bibi Hong di kediaman Cheng Zhu,
"Hiks hiks hiks... ibu, dia, dia berani-beraninya mengusir anakmu ini, bagaimana bisa dia begitu saja mengusir anakmu ini? Aku ini sangat sedih karena ini semua, Ibu, hiks hiks hiks...." kata Liuli Pingping sambil menangis terisak-isak dengan menenggelamkan kepalanya ke lututnya sendiri.
"Sudah, jangan menangis lagi! Menangis juga tidak ada gunanya sama sekali!" kata Hong Mudan yang juga ikut menangis sambil menepuk-nepuk punggung anak perempuannya itu. Ketika marah, sampai-sampai dia memecahkan cangkir teh yang baru saja diseduh oleh pelayannya.
Pyaaarrr!
"Dasar Liuli Guoguo bocah ingusan itu. Hah!!! Membuatku sudah muak saja! Lihat saja, aku akan memberi pelajaran padanya, kalau ibu tidak bisa menguliti dan membuatnya sengsara, Jangan panggil aku Hong Mudan!" hardik Hong Mudan dengan kasar.
"Ibu tenang saja, karena aku sudah siap. Walaupun kakak gagal, tapi masih ada aku, aku pasti bisa berhasil!" kata Liuli Fangfang yang merasa kecantikannya sedikit lebih di atas kakaknya.
"Iya, yaitu strategi pertama, 'memikat perut pria' sudah gagal. Tapi, kita masih punya strategi kedua, yaitu 'memikat mata pria'! Jadi, malam ini kita mulai bergerak!" kata Hong Mudan sambil menggenggam, lalu meremas kedua tangan dan jarinya sendiri dengan erat.
"Iya iya!!" kata Liuli Fangfang, dengan segera dia menganggukkan kepalanya, saat ini di wajahnya tampak penuh dengan kepercayaan diri.
***
Angin musim panas masuk lewat jendela ke kamar ibu Liuli Guoguo, membawa hawa yang hangat dan nyaman.
Di sisi lain, Liuli Guoguo dengan nyenyaknya tidur di pelukan Xuanyuan Pofan, air liur yang keluar dari mulutnya telah mengenai baju Xuanyuan Pofan dan meninggalkan bekas bunga kecil disana.
Xuanyuan Pofan kemudian mengangkat dan memiringkan bibir Liuli Guoguo, lalu dia tersenyum karena tak tahan melihatnya, Liuli Guoguo ku ini, tidur saja begitu imut sekali! batinnya kemudian karena sangat menyukainya.
"Um..." gumam seseorang
Lalu, ketika suara 'Um' yang sangat berat terdengar, saat itulah Nyonya kediaman Cheng Zhu sedang menggerakkan bibirnya yang pucat, kemudian dia membuka matanya dengan perlahan. Yang masuk pada penglihatannya pertamanya yaitu jaring tempat tidur berwarna merah muda. Disekitarnya, dia merasakan udara yang sangat hangat, serta cahaya matahari yang sangat menyilaukan mata.
"Nyonya!"
"Nyonya, anda sudah sadar?!"
Kata Cui Yin dan Cui Le, yang satu persatu berteriak karena kegirangan dan terkejut.
Mendengar itu, Liuli Guoguo langsung terbangun, lalu dia bergerak-gerak di pelukan Xuanyuan Pofan. Dia tampak mengucek-ucek matanya, kemudian langsung melompat dari pelukan Xuanyuan Pofan dan berlari ke samping ranjang ibunya.
"Ibu… Huwaaahhh... Wahh hiks hiks hiks, ibuuu kamu sudah angun, hiks hiks hiks...." kata Liuli Guoguo sambil menangis bahagia. Sampai-sampai, setiap ucapannya tidak terlalu jelas terdengar, "Agu kira ibu eninggal! hiks hiks hiks..." lanjutnya.
"Uhuk uhuk uhuk… uhuk uhuk..." namun, ibu Liuli Guoguo hanya membalas dengan terbatuk-batuk.
"Ibu..." kata Liuli Guoguo, dia tidak berani menangis lagi setelah tiba-tiba mendengar ibunya yang batuk. Mata kecilnya yang sendu, tampak membelalak sambil menatap dan memperhatikan kondisi ibunya.
Bibir Nyonya kediaman Cheng Zhu kemudian membuka perlahan, "Anak polos, ibumu ini masih hidup, kenapa juga kamu sampai menangis begini?" katanya dengan suara pelan.
"Huwaaaaahhh huwaaahhhhh, ibu aku tidak akan menangis lagi, aku akan tertawa, aku akan tersenyum, ibu, ibu jangan sampai meninggal ya!" kata Liuli Guoguo yang baru saja menangis, namun sekarang tiba-tiba tersenyum dengan manisnya. Kedua lesung pipit di pipinya membuat wajahnya yang baru saja menangis tadi jadi bersinar.
Semua orang di sana tampak terdiam ketika melihat perubahan ekspresi Nona kecil itu. Mereka sangat takjub saat melihatnya, walaupun alasannya membuat hati mereka sedih dan kasihan.
Tapi, Xuanyuan Pofan malah terdiam dan terpaku saat itu, ketika melihat Nona kecilnya itu yang tiba-tiba tersenyum. Walaupun itu hanyalah senyum pura-pura, tapi malah membuat sisi gelap dalam hatinya terketuk. Lalu ia berpikir bahwa seharusnya Liuli Guoguonya tersenyum setiap hari seperti ini. Karena dia imut sekali ketika tersenyum seperti setangkai bunga, sangat sangat imut sekali.
"..." Nyonya kediaman Cheng Zhu tampak diam saja sambil memegang tangan kecil dan merah Liuli Guoguo ke dekapannya. Lalu dia mencubitnya dengan pelan, "Benar-benar anakku yang polos. Sini, biarkan ibu melihatmu dan memeriksa apa ada yang terluka?" katanya dengan lemah lembut.
Setelah berhasil keluar dari malapetaka, Ibu Liuli Guoguo tidak percaya bahwa ternyata dirinya masih hidup. Dia takut kalau anak perempuan yang ada di depannya itu hanyalah imajinasinya saja, jadi diapun mencubit pelan dan mengelusnya. Dia benar-benar masih saja takut kalau Liuli Guoguo yang di depannya itu tidak nyata.
"Tidak ada yang terluka ibuuu, aku baik-baik saja! Hehehehe." kata Liuli Guoguo dengan senang.