Chereads / Hanya Untukmu / Chapter 8 - Pria Itu akan Menyesal

Chapter 8 - Pria Itu akan Menyesal

"Sekarang sudah saatnya kamu menandatangani surat itu. Cepat lakukan!" gertak Shen Liunian sambil melemparkan surat perjanjian perceraian.

Tong Yue berdiri. Dia mengenakan rok dan maju ke depan dengan kaki yang sedang sakit. Tangannya yang gemetar memang sebuah pena, pipinya banjir air mata. Bagaimanapun, Tong Yue tetap menandatangani surat itu.

Tong Yue tidak memiliki anak dengan Shen Liunian, dan akibatnya dia tidak bisa menerima warisan dari mantan suaminya. Pernikahan ini datang dengan cepat dan juga menghilang dengan cepat.

Tong Yue dan Shen Liunian merasa sangat tenang, sebab tak ada kawan-kawan mereka yang tahu bahwa mereka pernah menikah, meski hari ini telah sah untuk bercerai. Namun demikian, ada satu hal yang sangat disadari oleh Tong Yue: pernikahannya selama satu satu tahun tak memberikannya kehangatan, melainkan penderitaan yang terus-menerus. 

  ——————

Tiga bulan telah kemudian.

Kecelakaan yang terjadi di malam hari, selepas keluar dari rumah Keluarga Shen, membuat Tong Yue tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Tong Yue harus mengundurkan diri dari kampus, sebab sudah bisa mengajarkan seni tari lagi.

Pada saat ini Tong Yue memilih untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah Kafe.

Di TV, koran, dan media-media lainnya memberitakan bahwa Shen Liunian akan menikahi penari terkenal, Xu Qing Qing. Di jalan atau di tempat lainnya, orang-orang juga turut membahasnya. Menurut orang-orang ini: Xu Qing Qing sangatlah cantik dan pandai menari dan sangat cocok bila menikah dengan Shen Liunian yang tampan dan kaya raya. Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa istri pertama Shen Liunian adalah Tong Yue. Sekarang Tong Yue hanya bisa menjalani kehidupan dengan penderitaan.

Ada pendapat umum yang bilang: ketika seseorang tengah patah hati, maka karier mereka akan naik. Sementara bagi Tong Yue sendiri, baik karier maupun cinta sama-sama tak didapatkan. 

Saat ini, di dalam Kafe, Tong Yue sedang mengelap meja, kemudian langsung mengarahkan kepalanya ke arah TV, karena ada iklan Shen Liunian yang akan menikah dengan Xu Qing Qing.

Tong Yue kembali menunduk dan mengelap meja. Dalam hati, ia berniat untuk meninggalkan kota ini. Akhirnya, Tong Yue mengundurkan diri dari Kafe tempat ia bekerja. Kemudian, ia pergi ke Rumah Sakit untuk melihat adik laki-lakinya yang masih dirawat akibat menderita penyakit Leukimia. 

Demi kesembuhan adiknya, Tong Yue harus membiayai pengobatannya. Adik laki-lakinya adalah alasan mengapa Tong Yue harus tetap hidup di dunia ini.

"Kakak, mau pergi ke mana?" tanya Tong Xing yang melihat kakaknya sedang menyeret koper.

"Xiao Xing, kakak mau pergi ke Bin Cheng. Di sana aku ingin bekerja dan uangnya bisa digunakan untuk biaya pengobatanmu." 

Saat Tong Yue menikah, Shen Liunian sering memberi uang untuknya, dan Tong Yue menggunakan uang itu untuk membiayai perawatan adiknya. Namun setelah menikah dengan Qing Qing, Shen Liunian sepertinya telah melupakan nasib adik laki-laki Tong Yue. 

Tong Yue menyeret kopernya dan meninggalkan Rumah Sakit. Dan baru sampai pintu luar Rumah sakit, sebuah mobil mewah berhenti di depannya, lalu Xu Qing Qing turun dari mobil dengan mengenakan pakaian dan perhiasan yang mewah.

"Guru Tong, Anda mau pergi ke mana?"

Tong Yue menatap Qing Qing dengan sinis lalu berujar, "Suatu hari nanti, Shen Liunian akan menyesal atas apa yang telah dia lakukan kepadaku."

Xu Qing Qing hanya berdiri di atas sepatunya yang ber-hak tinggi; dia tersenyum, menggeleng, lalu membalas: "Tidak mungkin. Shen Liuniain tidak mungkin tahu semuanya, karena dia benar-benar mencintai aku. Kalau memang dia tahu nanti, dia tidak akan marah padaku."

Xu Qing Qing mengeluarkan cek dari tasnya, dan kembali berujar, "Ini untuk Anda, nilainya 500.000. Dengan uang sebanyak ini, sudah bisa membayar biaya pengobatan adikmu, kan? Shen Liunian sendiri yang memberikannya untukmu dan, katanya, ini hadiah untukmu, sebagai sebuah ucapan terima kasih karena telah melayaninya selama satu tahun ini."

Tong Yue menunduk sambil melihat cek itu dan juga bergumam: tidak boleh menerima cek tersebut. Namun, dunia yang kejam ini memaksa dirinya untuk tetap menerima pemberian itu.