Tong Yue ingin bertaruh untuk terakhir kalinya demi cinta, antara menang atau kalah.
Tong Yue telah mengandung.
Shen Liunian membeli rumah di Bin Cheng untuk Tong Yue. Dia berharap Tong Yue bisa mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sekarang sedang ia jalani.
Shen Liunian sering bertemu dengan Tong Yue.
Dia datang hanya untuk menanyakan kabar anak. Kemudian, dia pergi.
Tong Yue sendiri jug sadar bahwa dirinya hanya pengganti untuk melahirkan anak Shen Liunian, tidak lebih dari itu.
Ini sangat lucu dan sangat murahan!
Dulu dia adalah istri Shen Liunian yang sah, tapi sekarang hanya menjadi perempuan simpanan Shen Liunian.
Bagaimanapun, dia masih mau melahirkan anak Shen Liunian.
Aku tidak mau! Tunggu sampai anak lahir dengan normal, Xu Qing Qing. Aku akan membuktikan bahwa seorang Ibu tidak bisa tergantikan. Ingat, kamu tidak akan pernah menggantikan posisiku.
Akan tetapi, rencana sering sekali tidak sesuai dengan kenyataan. Awalnya Tong Yue berniat ingin mengikat Shen Liunian dengan anaknya nanti, tapi yang terjadi adalah Tong Yue meninggal dunia di ruang persalinan ketika sedang melahirkan.
Saat itu Tong Yue merasa sangat kesakitan dan mengalami pendarahan.
Dokter pada saat itu juga bertanya satu hal kepada Shen Liunian: apakah dia menginginkan sang Ibu atau anaknya.
Dengan mudahnya Shen Liunian: Saya mau anak
Tong Yue meninggal dunia dengan tidak tenang.
Anaknya sudah menangis, sementara Tong Yue masih belum sempat melihat dan menimang anaknya.
Tong Yue pergi begitu saja.
Apakah Tong Yue masih dendam, sehingga ia tidak bisa bereinkarnasi? Dia pun menjadi arwah gentayangan.
Tong Yue menjadi arwah dan berada di dalam rumah Keluarga Shen.
Tong Yue melihat Xu Qing Qing yang sedang berada di taman dan bermain bersama anaknya.
Anak laki-laki tersebut adalah anak kandung Tong Yue, dan anak ini memanggil Xu Qing Qing dengan sebutan 'Ibu'.
Shen Liunian masuk ke dalam rumah. Dia membawa mainan mobil-mobilan, lalu menggendong anak tersebut sambil mencium pipi Xu Qing Qing dengan lembut.
Tong Yue ingin sekali menangis, tapi air matanya tidak bisa mengalir karena Tong Yue adalah arwah gentayangan.
Arwah gentayangan tidak bisa menangis, tapi bisa merasakan sakit.
Sakit yang dideritanya terasa hingga menusuk tulang.
Tong Yue kalah. Sejak awal, dia sudah kalah. Dia kalah karena salah mencintai orang.
Tong Yue tidak mau melihat mereka lagi, kemudian pergi ke Batu Nisannya.
Setelah Tong Yue meninggal dunia, Shen Liunian membelikan tanah ini untuknya.
Di Batu Nisannya, Shen Liunian memberikan nama Keluarga Tong, bukan memberikan nama "Istri dari Shen Liunian".
Sampai Tong Yue meninggal pun, Shen Liunian tidak mengakui Tong Yue sebagai istri pertamanya.
Tong Yue telah menjadi arwah gentayangan dalam beberapa musim.
Hingga Batu Nisannya sudah ditumbuhi oleh daun-daun.
Shen Liunian tidak pernah berdiri satu kali pun di depan Batu Nisannya.
Tong Yue sendirian di sana.
Ternyata, ada seorang pria yang membawa bunga dan berdiri di depan Batu Nisan Tong Yue.
Pria itu adalah anak laki-laki dari Keluarga Li, Li Liunian.
Li Liunian adalah muridnya dalam pelajaran piano.
Nama Li Liunian mirip dengan Shen Liunian, perbedaannya hanya di marga saja.
Kedua mata Li Liunian terlihat indah, tapi sangat disayangkan ia buta.
Pria ini termasuk murid yang tidak bisa bermain piano, tapi sangat ingin Tong Yue menjadi gurunya.
Saat itu, Li Liunian adalah orang yang paling suka mendengar Tong Yue ketika sedang bermain piano.
Kemudian, ketika Tong Yue menikah dengan Shen Liunian, Li Liunian menghilang. Menurut kabar burung, dia pergi ke Amerika untuk mengobati matanya.
Tong Yue melihat Li Liunian sedang berdiri di depan Batu Nisannya sambil membawa bunga. Yang berbeda saat ini adalah matanya telah berfungsi normal!
"Guru Tong, ketika saya bisa bertemu dengan kamu, kamu ternyata sudah meninggal."
Dia berbicara dengan nada yang sangat sedih.