"Kak Yinian, apakah kamu mendengarnya? Ia benar-benar!" Ucap An Xue sambil memegang erat lengan Chen Yinian
Wajah Chen Yinian tiba-tiba berubah menjadi suram.
Sebagai seseorang yang dulu pernah menjadi tunangan An Xiaowan, ia merasa malu.
Kemarahannya membuat wajahnya tampak dingin, nada bicaranya pun terdengar tajam. "An Xiaowan, aku benar-benar tidak menyangka kamu bisa serendah itu."
"Tidak menyangka? Kamu sudah mengatakan kalimat itu berkali-kali padaku." An Xiaowan menyembunyikan emosi di matanya. Kemudian ia tersenyum menawan dan melanjutkan, "Ada banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan."
Sorot mata Chen Yinian menampakkan sebuah rasa jijik. "Kamu benar-benar murahan!"
Murahan?
Seseorang yang pernah tumbuh besar bersama sebagai kekasih masa kecil, serta menjadi mantan tunangan yang pernah bersumpah tak pernah berubah, hari ini ia menggunakan kata-kata yang buruk untuk mempermalukannya.
Jika ia mengingat kenangan waktu itu, Chen Yinian yang menggandeng tangannya sambil tersenyum lembut dan berkata, "A Wan jangan takut, aku akan selamanya ada di sampingmu."
Selamanya?
Benar–benar konyol.
"Apapun yang aku lakukan, kamu tidak bisa mengaturku." Ujar An Xiaowan.
"Chen Yinian, aku memang menjadi simpanan orang, tapi itu lebih memuaskan daripada menjadi calon istrimu!" Imbuhnya.
"Sudah, tidak usah membicarakan hal ini."
An Xue melihat wajah Chen Yinian yang tampak begitu suram. Ia kemudian berujar, "Caddy girl Nomor 7, tolong ambil dan bawakan bola yang tadi."
"Aku merasa cocok waktu memukul bola itu, saat pertandingan nanti, aku harus menggunakannya." Ucapnya sambil tersenyum.
An Xue jelas-jelas sengaja mempersulit An Xiaowan!
Sebagai seorang caddy girl, membantu mengambil bola adalah suatu hal yang seharusnya, tapi An Xue masih merasa kalau itu tidak cukup. Kemudian ia menambahkan, "Sepertinya mobil golfnya rusak. Sepertinya kamu harus berlari untuk mengambilnya, aku benar-benar minta maaf."
An Xiaowan lalu berdiri dari tempatnya, wajahnya tampak mulai dingin.
Chen Yinian kemudian menambahkan, "Caddy girl ku, kenapa kamu tidak cepat pergi?"
Situasinya berubah menjadi sedikit canggung.
"Bola apa itu? Kenapa sepertinya terlihat begitu berharga?" Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki yang datang sambil tersenyum. Ia memecahkan situasi yang canggung itu.
Lalu muncullah dua orang lelaki yang tampak elegan, sedang turun dari mobil golf.
"Tuan Lu, Tuan Huo. " An Xue dan semua orang terkejut saat melihat kedatangan mereka.
Lu Yange berjalan di posisi sedikit sebelah kanan, rambut acaknya yang berwarna pirang tampak bersinar di bawah matahari, wajah yang indah dan sepasang mata yang bersinar penuh asmara.
Namun, yang lebih mencolok adalah, lelaki tampan yang ada di sebelahnya.
Lelaki itu tampak terhormat dan berkuasa, seperti seorang kaisar. Saat ia berjalan, ia memancarkan aura yang berbeda. Matahari yang menyinari tubuh dan wajahnya, merefleksikan pahatan wajahnya yang tampak lembut.
Tatapannya tertuju pada sosok An Xiaowan.
"Bola itu, aku juga ingin mencobanya." Ucap Huo Shen yang tiba-tiba bersuara.
Suaranya membuat An Xiaowan kehilangan kesadarannya sesaat.
An Xue sangat senang, kemudian ia menyahut, "Tunggu caddy girl mengambilkan bolanya, Tuan Huo bisa mencoba untuk menggunakannya."
Huo Shen akhirnya mengalihkan pandangannya dari sosok An Xiaowan ke arah An Xue.
"Siapa pemilik bola itu lah, yang harus mengambilnya sendiri." Ucap Huo Shen dengan nada dingin dan acuh tak acuh.