Tubuh An Xiaowan tampak menciut, ia pun merasa canggung. Kemudian ia menelan ludah lalu terbatuk dan tersenyum, "Itu…."
Tatapan mata Huo Shen tampak tak berniat menyalahkannya, An Xiaowan pun merasa lega.
"Apakah Tuan Huo tak merasa bahwa itu semua adalah fakta?" An Xiaowan balik bertanya dengan santai.
Lelaki dengan tubuh jangkung dan wajah tampan yang ada di sampingnya pun tertawa.
"Jika kamu tak merasa malu." Balasnya dengan santai.
Huo Shen tiba-tiba mengulurkan lengannya dan menarik perempuan di sampingnya, agar mendekat padanya.
An Xiaowan yang tidak menjaga keseimbangannya pun terjatuh di atas pahanya.
Di belakang tubuhnya, ada sebuah tangan besar yang menekan punggungnya.
Ia tertegun sebenar, lalu mengarahkan matanya melihat ke atas dan melihat wajah Huo Shen yang tampan.
Setelah itu, ia tengkurap dan tak bergerak. Kemudian dengan ringan ia berkata, "Malu? Itu tergantung menjadi simpanan siapa."
Ia mengulurkan tangan kecilnya, kemudian meletakkan ujung jarinya di pahanya.
Lalu ia membuka bibirnya dan dengan nada rendah berkata, "Kalau menjadi simpanan Tuan Huo, tentu aku tidak malu."
"Tapi kamu harus belajar menjadi seorang simpanan yang berkualitas." Ucap Huo Shen. Tatapan matanya yang sipit tampak dalam. Jari-jemarinya dengan lembut menyentuh sudut matanya, kemudian memandang ke bawah.
Melewati wajahnya, kemudian lehernya yang jenjang dan putih.
Tatapan itu membuat An Xiaowan merasa geli, tubuhnya sedikit gemetar.
Tatapan itu, apalagi saat ini An Xiaowan sedang tengkurap di pahanya. Wajah An Xiaowan tampak memerah. Pandangan matanya tampak tidak fokus, ia seperti seekor kucing yang penurut.
Huo Shen mengerjapkan matanya, kemudian ia membelai punggung An Xiaowan.
"Geli." An Xiaowan mengerutkan keningnya lalu tersenyum. Kemudian ia mengerjapkan matanya dan berkata, "Mohon Tuan Huo banyak-banyak memberi bimbingan."
Ekspresi serta gerakan tangan An Xiaowan di atas pahanya, tiba-tiba membuat otot-otot tubuh Huo Shen menegang.
Hanya sikap dan gerakan sederhana itu bisa membuat tubuhnya bergetar.
Perempuan ini, sebenarnya kepandaian apa yang ia punya?
Huo Shen mengedipkan matanya, tiba-tiba tangan besarnya terasa kuat hingga membuat salah satu kancing baju An Xiaowan terlepas, dan dengan sedikit sentuhan saja, bajunya terbuka lebar!
Bekas ciuman yang tadi, terlihat memenuhi leher jenjangnya yang indah bagaikan batu giok.
Bekas itu terlihat seperti ukiran batu giok yang indah.
"Boleh."
Suara Huo Shen terdengar serak dan seksi. Ia kemudian membuka lebar baju An Xiaowan.
Di dalam ruang mobil itu, nafas mereka terdengar saling bersahutan, penuh dengan rasa ambigu dan membara.
Tangan Huo Shen terasa panas.
Hal itu membuat An Xiaowan merasa kaget dan ingin bersembunyi.
Ia mengaitkan bibirnya, matanya penuh dengan pesona. Ia mencengkram tangan besar Hu Shen dengan lembut, kemudian berkata dengan nada rendah. "Bukankah sikap kita seharusnya... menunjukkan kelas kita?"
Luo Te masih di depan, dan sopir masih mengemudikan mobil!
Meskipun di tengah-tengah ada kaca yang menghalangi, tapi mereka pasti bisa mendengar suara yang ada di belakangnya. Meskipun mereka berdua tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan, tapi tetap saja An Xiaowan merasa tidak nyaman.
Namun sudut matanya yang tampak mempesona, membuat otot-otot tubuhnya mengencang.
Huo Shen mengabaikan kata-katanya, bibir tipisnya tampak seksi dan indah. Kedua matanya tampak memandangnya dengan panas, gerakannya pun tak berhenti.
Huo Shen tak ingin menahan diri.
Ia memegang An Xiaowan dengan kuat dan memangkunya di atas pahanya, kemudian membuka roknya dengan satu tangan.
"Tidak ada tempat yang tidak pantas, yang ada hanya aku mau atau tidak."