Bagaimana Huo Shen bisa datang ke sini?
Tubuh An Xiaowan tiba-tiba merasa begitu dingin, ia merasa ada semacam kekuatan dari balik punggungnya.
Apakah Huo Shen mendengar ucapannya barusan?
Meskipun ia tidak tahu Huo Shen ada di mana, tapi ia yakin kalau lelaki itu ada di sekitarnya. Perasaannya tidak mungkin salah.
Ia tidak menoleh kebelakang dan langsung berdiri. Ekspresinya tampak dingin.
"Kenapa? Apakah kamu tidak menduga kalau masalahnya akan menjadi begini?" Tanya An Xiaowan lalu mendengus sebentar. Tadinya ia ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba tim medis berbondong-bondong masuk.
Sementara itu, wajah Gong Li yang sedang terlentang di lantai tampak pucat.
Kedua tangannya mengepal dengan erat di samping tubuhnya.
Ujung jari perempuan yang lembut dan dingin itu, melewati dadanya dan membawa rasa sejuk yang tak bisa diucapkan. Ia ingin terus merasakannya.
Gong Li mengerutkan alisnya, ia benar-benar tidak pernah merasa secanggung ini.
Sialan! Tak seharusnya ia menolongnya.
Awalnya, model itu sendiri yang tidak melihat materialnya dengan baik. Dan hal itu mengakibatkan terjadinya masalah pada saat menari. Harusnya ia sendiri yang menanggung akibatnya.
Dunia permodelan sebenarnya dipenuhi dengan trik untuk menentukan hidup dan mati.
Gong Li seharusnya tidak ikut campur dalam hal itu.
"Gong Li!" Salah satu staf dari perusahaan yang menaunginya masuk ke dalam. Ia ingin menangis saat melihat Gong Li yang terbaring di lantai. Kemudian ia segera melihat lukanya.
Tak ada yang menyangka bahwa lelaki idaman ribuan orang seperti Gong Li, akan terluka seperti sekarang.
Apabila ia mengalami cedera tulang, itu berarti ia harus beristirahat cukup lama. Dan itu artinya, ia akan rugi puluhan juta.
Gong Li mendengus dan tubuhnya masih berkeringat.
"Jangan sentuh dia."
Beberapa tim medis dan Dokter datang membawa tandu. Salah satu dari mereka melambaikan tangan untuk mengusir orang-orang yang berkerumun. "Kalian jangan berkumpul di sini, cepat keluar. Dia perlu ketenangan dan tempat yang luas. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit, untuk mengetahui keadaannya yang lebih spesifik."
Hal itu membuat Gong Li tampak resah.
Kenapa ia bisa mengalami hal ini?
Staf dari manajemennya kemudian berteriak, "Keluar semuanya!"
An Xiaowan telah terdorong oleh orang lain, dan ia terusir keluar padahal belum sempat mengatakan sesuatu.
Tempat tersebut terlalu ramai, jadi ia tidak bisa berbuat apapun selain mundur untuk sementara waktu.
Suasananya masih sama. Hal itu membuat An Xiaowan berpikir beberapa detik, lalu hatinya merasa gelisah.
Kemudian, dengan berpegangan dinding ia berjalan menuju koridor yang lebih sepi sambil menundukkan kepala.
Ia menggigit bibir bawahnya, ekspresinya tampak kesakitan.
Akhirnya, sosok yang membuat suasana menjadi dingin itu pun keluar.
Ia mendekati An Xiaowan dan dengan sekali tarikan, ia berhasil mengangkatnya dari lantai. Kemudian ia segera membuka pintu yang ada di samping dan membawanya masuk.
"Tuan Huo? Bagaimana bisa Tuan datang ke sini?" Tanya An Xiaowan yang berpura-pura terkejut.
Sebelum Huo Shen menurunkannya, ia segera menjulurkan tangannya untuk melingkarkannya di leher Huo Shen.
Lelaki bertubuh tinggi yang tampak dingin, dan bersikap acuh tak acuh itu, terlihat begitu tulus saat menatap An Xiaowan.
"Pergelangan kakiku sangat sakit." Ucap An Xiaowan sambil melihat Huo Shen dengan wajah memelas.
Huo Shen mengernyitkan matanya saat melihat tatapan mata An Xiaowan.
Kemudian ia berjalan menuju ke sebuah sofa, dan meletakkan An Xiaowan. Setelah itu ia berkata dengan nada dingin. "Itu akibat dari perbuatanmu sendiri."
Lelaki itu memang tidak bisa berkata baik.
Namun An Xiaowan enggan melepaskan pelukannya dan bergantung pada tubuhnya. Kemudian ia berkata dengan nada sedih. "Aku telah dijebak, sungguh menyebalkan."
Ia mengamati wajah lelaki itu.
Huo Shen tidak bergerak sama-sekali, dan bersikap seolah tak mendengar apapun.
An Xiaowan sekarang benar-benar berada di pelukannya. "Tapi aku sudah balas menyerangnya!" Ucap perempuan itu sambil mengelus dada Huo Shen dengan wajahnya. Suaranya terdengar sangat lembut. "Tuan Huo, kemarahanku tidak membuatmu malu kan?"
"Ha... ha…."
Huo Shen tertawa mengejek. Tangan besarnya kemudian memegang pinggang An Xiaowan dengan erat. Tatapan matanya tampak dingin dan mengerikan.
"Ternyata merayu lelaki adalah serangan balik darimu."