Chereads / Gosip Supermodel / Chapter 32 - Tembakkan Senjatanya

Chapter 32 - Tembakkan Senjatanya

Ia mencari posisi yang bagus dan gaya yang santai, kemudian menghadap ke kamera untuk berfoto.

Setelah mengatur warna, An Xiaowan menyertakan beberapa kata pada fotonya: Bak mandinya sangat nyaman. Aku merasa sangat segar setelah berendam.

Kemudian ia tersenyum dan melampirkan fotonya, agar Huo Shen melihatnya. Lalu ia menekan tombol kirim.

Setelah mengirimnya, ia pun merasa bosan lagi.

Semua berita di Weibo memberitakan masalah cedera Gong Li, tampaknya sangat serius.

Gong Li terlihat terbaring saat An Xiaowan melihat sebuah berita wawancara. Penampilannya masih tampak tampan dan mempesona, tapi ekspresi wajahnya tampak kurang bagus.

Ketika ditanya bagaimana ia bisa cedera, tatapan matanya tampak emosi.

Kemudian Gong Li menjawab pertanyaan tersebut. "Demi menolong seekor anjing kecil yang hampir kecelakaan, aku jadi cedera karena tidak hati-hati." Setelah menenangkan ekspresi wajahnya, ia kemudian melanjutkan, "Saya akan lebih memperhatikan diri saya, tolong kalian jangan khawatir."

"Lalu bagaimana dengan anjing kecil itu?" Wartawan tersebut bertanya dengan penasaran.

"Tentu saja anjing itu baik-baik saja, ia pergi begitu saja." Jawab Gong Li lalu mendengus sebentar.

Anjing kecil….

An Xiaowan mengangkat alisnya, tampaknya ia harus menjenguk Gong Li agar ia tidak disebut tidak punya hati karena pergi begitu saja.

Setelah menghubungi Kak Susan, An Xiaowan diam-diam pergi ke rumah sakit tempat Gong Li dirawat.

Ada banyak bunga segar dan keranjang buah di dalam bangsal. Begitu ia masuk ke sana, ia langsung disambut dengan aroma wangi yang menyeruak. Gong Li tampak sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Sekarang wajahnya yang tampan tampak muram, seakan emosinya bisa meledak sewaktu-waktu.

An Xiaowan mengetuk pintu kemudian masuk. Tangannya membawa sebuket bunga sambil memegang tongkat untuk membantunya berjalan.

"Ternyata kamu masih tahu diri juga, karena datang untuk menjenguk orang yang telah menyelamatkanmu." Ucap Gong Li, wajahnya tampak suram. "Karena mengulurkan tanganku untuk menolongmu, sekarang aku harus terbaring di sini."

An Xiaowan menaruh bunga yang ada di tangannya lalu tersenyum. "Aku benar-benar minta maaf."

"Kalau begitu tanganmu ini benar-benar harus dipukul." Gurau An Xiaowan sambil tersenyum.

"..." Namun amarah Gong Li tiba-tiba tersulut.

Kamar itu dipenuhi dengan aroma bunga, dan itu membuat An Xiaowan merasa sedikit tak nyaman.

"Bagaimana bisa bunga-bunga ini ada di sini?" Tanya An Xiaowan sambil mengerutkan keningnya.

Gong Li menutup hidungnya sebentar, kemudian menggelengkan kepala dan berkata, "Aku juga tidak menginginkannya, tapi aku tidak bisa membawanya keluar. Kalau sampai media mengetahuinya, pasti akan timbul berbagai persepsi di masyarakat."

An Xiaowan tiba-tiba tersenyum.

Ketika ia dituduh sebagai tersangka, media juga membesar-besarkannya dan membuatnya yang tadinya terduga, menjadi seorang tersangka yang benar-benar terbukti membunuh. Bahkan media pernah membuatnya tampak begitu jahat, dan memberitakan kejahatannya seolah ia adalah orang yang sangat jahat.

Selama ini yang media inginkan bukanlah kebenaran, tapi hanya perhatian dari masyarakat.

Sekarang sudah pukul 4 sore.

Tiba-tiba ada mobil Rolls Royce warna hitam yang masuk ke halaman rumah Huo.

Hal itu membuat Kepala pelayan terkejut lalu berkata, "Tuan Huo."

Ternyata Huo Shen sendiri yang mengemudikannya!

Pantas saja tidak ada orang yang memberitahu untuk siap-siap.

Wajah Huo Shen benar-benar tampan. Matanya yang sipit, terlihat gelap dan dalam.

Ia berjalan menuju ke ruang utama dengan santai, sambil menarik dasi yang ia kenakan. Kemudian ia menyadari bahwa perempuan itu tidak datang menjemputnya. Matanya tiba-tiba memancarkan rasa kecewa dan bertanya, "Di mana An Xiaowan?"

Kepala Pelayan menundukkan kepala lalu ia menjawab dengan gugup. " Tuan Huo, Nona An Xiaowan hari ini pergi keluar. Kami tidak tahu Tuan akan ke sini, jadi kami tidak sempat menyuruhnya untuk pulang."

"Keluar?"

Huo Shen mengernyitkan dahinya, ekspresi wajahnya tampak sangat tidak senang.

Bagaimana bisa seorang perempuan yang sedang mengalami cedera kaki, berkeliaran keluar?

"Keluar ke mana dia?" Tanya Huo Shen sambil melangkah menuju ke lantai dua.