Chereads / Gosip Supermodel / Chapter 15 - Caddy Girl Chen Yinian

Chapter 15 - Caddy Girl Chen Yinian

Edinburgh Golf Course adalah tempat berkumpulnya orang–orang kaya.

Dulu sebelum Ayahnya kecelakaan, beliau sering sekali membawanya dan An Xue ke sana untuk bermain Golf, jadi ia sudah sangat terbiasa.

Caddy girl di sini gajinya sangat tinggi, bahkan bisa mendapatkan tips yang besar. Dan itu pasti hasil dari pekerjaan yang berat.

Luo Te melihat wajah An Xiaowan yang tampak bersemangat, kemudian dengan penasaran bertanya, " Nona An Xiaowan mau ke mana? Kelihatannya senang sekali."

An Xiaowan kemudian tersenyum, alis dan matanya memancarkan keindahan.

"Karena Huo Shen tidak ada di sini, maka aku bebas. Jadi aku tidak perlu memberi tahumu ke mana aku akan pergi."

Lalu ia berbalik dengan cantik. Rambut panjang bergelombangnya menebarkan pesona bagi yang melihatnya.

…...

Setelah tugas penyambutan selesai, ia tidak sempat untuk beristirahat dan langsung mengelap sambil berdiri selama tiga jam. Kedua kakinya terasa nyeri dan sakit, tapi ia tetap harus mengambil stick golf dan menuju arena nomor 6.

Di sana ada beberapa orang lelaki dan perempuan yang sudah mulai bermain.

Ada sepasang lelaki dan perempuan yang berdiri di garis paling depan. Lelaki itu memeluk perempuan itu dari belakang, gerakan mereka terlihat sangat intim.

Perempuan itu bertubuh tinggi dan cantik, ia memakai topi baseball dan meringkuk di depan lelaki yang ada di belakangnya dengan lembut. Lelaki itu tampak tinggi dan tampan, kedua tangannya memegangi perempuan itu seperti sedang mengoreksi gerakannya. Posisi mereka tampak sangat intim dan ambigu.

Mendengar langkah kaki An Xiaowan yang datang mendekat, mereka menoleh tanpa sadar.

Dua orang itu adalah mantan tunangannya, Chen Yinian dan Adik tirinya, An Xue.

An Xiaowan merangkul tempat bola sambil tersenyum aneh.

Kemudian ia berjalan maju ke depan dan berkata dengan suara lantang. " Lama tak berjumpa."

Orang-orang itu adalah teman bermain An Xiaowan saat masih muda. Sejak kecil mereka selalu mengikuti perjamuan bersama-sama, dan memainkan beragam permainan bersama.

Namun setelah ia tertimpa musibah, mereka tidak pernah berhubungan lagi.

"A Wan, bagaimana kamu bisa…. " Lelaki itu melepaskan perempuan yang ada di pelukannya dan melihat An Xiaowan dengan tatapan terkejut dan rasa gelisah.

An Xue yang ia lepas hanya bisa berdiri mematung, wajahnya menunjukkan sebuah rasa kecewa.

Tapi An Xiaowan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Aku adalah caddy girl kalian Nomor 7."

Semua orang saling memandang, "Hei, Nomor 7 adalah Tuan Yinian."

Chen Yinian lalu melihat An Xue.

 An Xue tersenyum lalu memegang lengan Chen Yinian, suaranya terdengar manja. "Tidak apa–apa. Biarkan dia menemani kita bermain. Bagaimanapun juga, dulu Kakak adalah yang terbaik dalam bermain golf di antara kita semua."

"Entah sudah berapa lama An Xiaowan tidak masuk ke lapangan golf. Kemampuannya sekarang belum tentu menjadi yang paling baik di antara kita." Ucap seorang perempuan bernama Wen Biyu dengan nada dingin. Dulu ia adalah teman baik An Xiaowan, tapi kini ia berteman baik dengan An Xue.

"Bagaimana kalau kita bertanding?" Usul An Xue.

Pandangan mata Ann Xiaowan terlihat dingin, kemudian ia tersenyum datar. "Tidak perlu, aku hanya seorang caddy girl di sini."

An Xue tidak menghiraukannya dan tersenyum kecil ke arah Chen Yinian." Kak Yinian, ia adalah caddy girlmu, bagaimana menurutmu?"

Pandangan mata Chen Yinian sempat terpaku selama dua detik, wajahnya yang tampan menunjukkan perasaan yang sedikit aneh. Kemudian ia menganggukkan kepala perlahan. "Ayo berlatih bersama, tidak peduli menang atau kalah."

An Xiaowan berkedip kemudian melihat Chen Yinian. Semua perkataannya mengarah pada An Xue, ekspresinya tampak dingin.

Huh, dasar sepasang anjing.

Mereka sekarang tampak romantis.

Ia ingat waktu masih muda, Chen Yinian menggandeng tangannya. Pria itu tersenyum dan berbicara dengan lembut. "A Wan kamu jangan takut, aku akan berada di pihakmu selamanya."

Selamanya?

Konyol. Sungguh konyol.

Tanpa sadar An Xiaowan tertawa hingga bersuara.

Kemudian ia menjatuhkan tempat bola itu. Lalu ia mengambil stick golf dan berjalan ke depan.

Ia tampak sangat percaya diri, langkahnya ringan dan rambut gelombangnya yang panjang terikat dengan rapi. Ia tampak keren dan penuh semangat.

"Oke, ayo kita bertanding."