An Xiaowan menutup bibirnya sambil mengakhiri panggilan telepon.
Dulu keluarga An adalah sebuah keluarga besar yang kaya raya, dan ia adalah Nona besar di keluarga itu.
Ia sangat dibanggakan dan percaya diri, suka bermain dan tertawa. Ia memiliki tubuh yang sangat sempurna, dan bisa memasuki dunia pertunjukan di usia 18 tahun. Ia dikenal sebagai bintang baru dan menerima banyak perhatian. Ia juga memiliki tunangan yang tampan. Jika dilihat, hidupnya tampak indah dan sempurna.
Namun semua itu telah hancur.
Sebenarnya, An Xiaowan sejak kecil belum pernah bertemu Ibunya. Dari cerita yang ia dengar dari Ayahnya, Ibunya meninggal pada saat melahirkan. Kemudian Ayahnya menikah lagi, dan saat menikah dengan Du Yunlan, ia membawa seorang anak perempuan, dan anak itu adalah An Xue.
Du Yunlan sangat lemah lembut, dan memberinya gambaran tentang sosok seorang Ibu yang sesungguhnya.
An Xue juga memperlakukannya dengan sangat baik. Ia adalah seorang adik, tapi lebih terlihat seperti seorang Kakak.
Demi menjaga perasaan An Xue agar tidak sedih karena adanya rasa ketidaksetaraan status, An Xiaowan sering memberikan barang–barangnya pada An Xue. Kamarnya yang di dekor Ayahnya seperti kamar seorang putri, baju cantik yang dibelikan oleh Ayahnya… sampai kemudian, saat ia menjadi model, ia sering memberikan kesempatan sponsor pada An Xue.
Tapi pada saat Ayahnya terkena musibah, mereka berdua seolah menjadi dua orang asing.
Dan saat ini, Keluarga An tidak ada hubungannya dengan An Xiaowan ataupun Ayahnya, An Yanmo. Sekarang rumahnya benar-benar menjadi milik Du Yunlan dan An Xue.
Sejak saat itu, An Xiaowan baru mengerti kalau selama ini Du Yunlan dan An Xue hanya berpura–pura. Sejak awal, mereka memang mengincar harta keluarga An.
Pintu rumahnya tiba-tiba digedor dengan sangat keras, hingga membuat An Xiaowan tersadar dari lamunannya.
Itu adalah suara pemilik rumah. "Apakah kamu di rumah? Nona, ini sudah waktunya membayar uang sewa!"
An Xiaowan tidak mengatakan apapun.
Kemudian pemilik rumah pun pergi.
Ayahnya, An Yanmo, sekarang sedang sakit dan menggantungkan hidupnya pada alat-alat yang mahal. An Xiaowan masih harus membayar uang sewa rumah, dan masih harus menerima tekanan dan paksaan dari Sutradara Huang. Ia juga masih harus mencari tahu penyebab kecelakaan Ayahnya. Ia masih harus berusaha mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya selangkah demi selangkah.
Jadi ia tidak boleh kehilangan sumber uang.
…...
Dragon Court Klub
Pukul 7 malam, An Xiaowan mengenakan gaun yang menampakkan lekuk tubuhnya,. Gaun ketat itu menutupi tubuhnya, ia tiba tepat waktu di luar Dragon Court Klub.
Ini adalah tempat kelas satu, di dalamnya terdapat tempat mandi, pijat, golf, fencing dan hiburan lainnya. Tempat itu merupakan satu area yang luas, dan semua orang yang datang terlihat bergaya mewah.
An Xiaowan mengambil langkah berat dan berjalan masuk ke dalam.
Lantai paling atas klub tersebut adalah ruangan pribadi paling eksekutif. Dengan malas, Huo Shen berbaring di atas ranjang. Ada dua orang gadis cantik yang mengenakan rok mini setengah transparan, sedang berdiri dan sedikit membungkuk di sampingnya.
"Huo Shen…. Kami akan membantu memijat kakimu." Suara manis gadis itu terdengar sangat menggoda.
Mereka dikirim khusus untuk melayani Tuan Huo, dan harus menemukan cara untuk membuat Tuan muda itu senang.
Huo Shen justru mengernyitkan alisnya, kedua matanya memancarkan rasa tak sabar.
Gadis itu berpikir bahwa kebisuannya adalah tanda persetujuan. Mereka melihat lelaki yang sangat tampan, jangkung, berwibawa dan luar biasa. Matanya memancarkan sebuah obsesi, dan kedua tangannya ingin menyentuh kedua kakinya.
"Aaa!"
Tiba-tiba tangan gadis itu ditampar, dan ia pun berteriak kesakitan. Kemudian Huo Shen mendorongnya hingga jatuh ke samping.
Wajah tampan Huo Shen penuh dengan rasa jijik dan gelap.
"Manager Huo." Panggil Luo Te yang mengetuk pintu kamar pelan-pelan. "Nona An Xiao sudah datang."
Huo Shen tampak lebih lembut, ia merasa sedikit lebih nyaman.
"Biarkan dia masuk."